HAPPY VIRUS/C16 episode 16
+ Add to Library
HAPPY VIRUS/C16 episode 16
+ Add to Library

C16 episode 16

Lucas melangkah lebar menuruni tangga, dia menemui Shwan yang sedang berbincang di telepon. Lucas berdiri dengan angkuh seperti biasa, Shwan langsung menutup teleponnya dan menghadap tuannya.

Lucas mengusap tengkuknya setengah bingung, "Apa kau tahu cara membuat wanita terkesan?" Tanyanya sedikit malu.

Shwan menganga kaget, dia kembali menutup mulutnya menutupi kekagetan yang menggelikan hatinya. "Saya tidak tahu Tuan."

"Kau harus tahu!"Bentak Lucas, dia tidak suka Shwan tidak memberikan jawaban yang di butuhkannnya.

"Mungkin bunga Tuan. Semua wanita menyukai bunga."

"Pesan satu truk bunga sekarang."

"Itu terlalu banyak. Mungkin stocknya juga tidak cukup" jawab Shwan hati-hati.

"Hancurkan semua kebun mereka, jika mereka tidak mampu memberikan satu truk bunga sekarang." Bentak Lucas lagi tidak mau bertele-tele.

***

Para pelayan bergerak dengan cepat menata bunga-bunga di bawah tangga, mereka di buat kerepotan dengan perintah konyol Lucas.

Lucas berdiri bersandar pada kusen jendela, melihat ke arah halaman rumahnya yang luas, dan pesawat sudah menunggunya di sana.

Pria itu bergerak kebingungan, Lucas bingung dengan perasaannya sekarang, dia terus bertanya-tanya mengapa dirinya harus melakukan ini semua, apa agar Alexa terkesan?.

Tidak berapa lama orang yang di fikirkannya muncul. Alexa menyeret koper dengan bibir melengkung ke bawah membentuk cemberutan yang menggemaskan, "Selamat pagi" ucapnya kepada semua orang.

Para pelayang langsung menjauh, Lucas langsung menyembunyikan setangkai Mawar putih di belakangnya, wajahnya merah merona merasa malu dan gengsi. Dia berpura-pura bersikap acuh dan dingin seperti biasa.

Alexa mengedarkan pandangannya ke bawah, melihat banyak bunga memenuhi ruangan, "Apakah akan ada pesta?" Tanyanya antusias, dia menarik kopernya dan turun ke bawah.

"Tidak ada" jawab Lucas gugup. Dia mengangkat dagunya dengan angkuh, "Ambil saja bunga yang kau suka" ucapnya terbata-bata. Membuat para pelayan tertunduk, menahan diri untuk tidak tersenyum, Lucas masih mempertahankan harga dirinya dan bersikap acuh.

Alexa mengangguk-nganggukan kepalanya, "Aku suka Krisan." Alexa mengambil setangkai dari sekian banyak bunga yang bertebaran, membuat Lucas tersenyum senang.

Alexa melirik ke arah Shwan yang berdiri di samping Lucas. "Shwan, aku ingin kopi buatanmu lagi. Apa kau tidak keberatan?."

Shwan mengangguk dengan senyuman.

"Aku akan melihat" Alexa melenggang pergi lebih dulu ke dapur. Alexa tidak tahan berada di dekat Lucas, mengingat kejadian tadi pagi saat Lucas menyentuhnya membuat Alexa takut.

Lucas melongo, dia tidak menyangka Alexa akan bersikap acuh dengan kejutan yang di berikannya, dan gadis itu lebih tertarik berbicara manis pada Shwan. Dalam satu gerakan Lucas membuang bunga di tangannya, dia langsung merangsek baju Shwan. "Kau ingin menikungku?."

"Tidak Tuan."

"Buktinya Alexa lebih tertarik dengan kopimu dari pada bunga-bunga yang kau usulkan." Desisnya dengan napas memburu. "Kau menyukainya?."

Shwan kehilangan kata-kata untuk menjawab semua tuduhan Lucas padanya. "Tidak Tuan."

Lucas melepaskan cengkramannya dan mulai relax, dia menyusul Alexa yang sudah duduk bertengker di kursi, menunggu Shwan. "Kita sarapan di pesawat Alexa, cepatlah."

Alexa mengerucutkan bibirnya menahan protesannya, "Kita ke bandara sekarang?" Alexa berlari mengejar langkah Lucas yang lebar.

"Tidak Alexa." Lucas tersenyum sombong, membuka pintu belakang dan langsung menuju pesawat yang sudah menunggu mereka. Alexa terperangah takjub, mulutnya menganga. "Tutup mulutmu Alexa, air liurmu sampai menetes." Ejek Lucas dengan seringai arogannya.

Alexa langsung menutup mulutnya dan mengusap bibirnya, Lucas terkekeh geli. "Brengsek" umpat Alexa setengah malu. "Kau selalu memakai pesawat pribadi saat pergi berbisnis?."

"Semakin cepat aku sampai tujuanku, semakin banyak uang yang aku dapatkan."

Mereka berjalan cukup jauh, halaman rumah Lucas terlalu luas, dulu Alexa berfikir jika ini semua adalah tempat golf saja.

"Lex!" Teriakan Connor di belakang membuat Alexa berbalik dengan cepat. Connor berdiri dengan senyuman lebar.

"Ayah." Alexa langsung berlari tergesa-gesa dengan senyuman lebar dan air mata yang berlinang. Sudah dua minggu mereka tidak bertemu, Alexa sangat merindukannya. Alexa langsung melompat dan menghambur ke dalam pelukan Connor.

"Kau kenapa sayang?. Apakah baik-baik saja?" Connor menghapus mata Alexa, dia tidak suka melihat puteri semata wayangnya menangis. "Apakah Lucas melukaimu?."

Alexa menggeleng, dia kembali memeluk Connor dan bergelayut manja. "Maafkan aku, Ayah benar. Dev tidak baik, dia jahat."

"Tuan Housten" Lucas tersenyum dengan sebuah uluran tangan. Mereka berjabat tangan dengan kuat.

"Aku sayang Ayah" Alexa berjinjit dan mengecup pipi Connor, dia kembali berlari menuju pesawat, para pramugari dan pilot membungkuk memberi hormat. Alexa tidak mau bercerita saat ada Lucas di sisinya, pria itu akan semakin bersikap angkuh bila Alexa menderita.

"Maaf saya dan Alexa tidak dapat menyambut Anda dengan baik. Kami akan pergi melaukan perjalanan bisnis." Suara Lucas merendah santun.

"Aku mengerti. Aku harap kau tidak terganggu dengan sikap kekanakan Alexa."

"Tidak masalah Mr. Housten."

"Jadi selama anakku tinggal di sini, kau membiarkan dia berhubungan dengan kekasihnya?."

"Jika itu bisa membuat Alexa bahagia, saya tidak masalah."

Connor tersenyum bangga, dia merasa beruntung karena telah memilih calon menantu yang cocok untuk Alexa. Tanpa dia ketahui kebenarannya...

***

Setelah perjalanan yang panjang mereka akhirnya sampai di Dubai. Alexa terlihat antusias dan tidak bisa diam di dalam limusin yang mereka tumpangi, gadis itu melihat ke berbagai tempat penuh kekaguman.

"Ya ampun.." Alexa bergeser ke sebelah kiri, tepat di mana Lucas duduk. "Whoah.."

Lucas mendengus geli, untuk pertama kalinya dia melihat Alexa terlepas dan bahagia tanpa tekanan saat di sisinya.

Air mancur Dubai Fountain show bergerak indah, membuat Alexa dan beberapa orang lainnya ikut terpsona melihatnya. "Aku masih bisa mencium aroma Sehun di sini" gumamnya dengan mata berbinar-binar.

"Siapa Sehun?" Tanya Lucas.

Alexa kembali duduk di tempatnya dan bersedekap dengan angkuh, "Calon suamiku" jawabnya dengan lantang.

Lucas langsung diam dan merenggut tidak suka, tangannya mengepal kuat.

Sial Alexa, ada berapa pria yang dekat denganmu?. Batinnya memanas.

Mobil berhenti di depan hotel Burj Al Arab Jumeirah, Alexa langsung turun melompat. Dia tidak akan melewatkan barang sedetik pun keindahan yang di lihatnya. Petugas hotel datang menurunkan koper yang mereka bawa.

"Tuan" Shwan para pengawal menyambut Lucas.

Lucas turun sedikit gusar, dia merapikan jassnya dan berdiri tegak. "Kau cari tahu pria yang bernama Sehun" perintahnya sebelum pergi menyusul Alexa.

***

Musik mengalun indah di tengah pesta, suara violin menambah kemewahan pesta. Alexa berdiri sedikit letih karena sejak mereka datang kemari, Lucas tidak mengizinkannya istirahat sedikit sama sekali.

Alexa semakin di buat bosan melihat banyak wanita yang bergerak anggun memamerkan perhiasan dan tas mewah kesayangan mereka, seakan pesta malam ini adalah ajang memamerkan uang.

Alexa bukanlah gadis sembarangan, dia juga terlahir kaya. Namun memamerkan barang bukanlah gayanya.

Sejak tadi Lucas di kerumuni banyak wanita, Alexa hanya mencebik jijik. Andai mereka tahu seberapa bejatnya pria itu, mungkin mereka akan berfikir ulang.

Alexa bergerak ke sudut ruangan dan melihat keindahan langit malam, Alexa tersenyum sedih. Dia kembali ingat Devon.

Terakhir kali Alexa ke Dubai bersama Devon, Alexa menemaninya untuk sebuah pemotretan. Kenangan itu sangat melekat dan membuatnya merasa sangat di cintai dan di puja.

Namun semuanya tinggal sebuah kenangan, nyatanya Devon telah menghianatinya.

Alexa berbalik setelah merasakan tangan kekar memeluk pinggangnya. Lucas menariknya lebih rapat dan mencium Alexa tiba-tiba tanpa mempedulikan orang-orang di sekitarnya. Lucas tidak peduli dengan Alexa yang berusaha mendorong dan lepas darinya, dan Lucas tidak sadar jika ada sepasang mata yang menatapnya tidak suka.

"Aku akan pergi rapat sebentar. kau tunggu di sini atau ikut?" bisik Lucas dengan napas memburu.

"Aku menunggu saja" jawab Alexa ketus. Dia tidak suka Lucas menyentuhnya seenaknya.

To Be Continue..

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height