HAPPY VIRUS/C19 episode 19
+ Add to Library
HAPPY VIRUS/C19 episode 19
+ Add to Library

C19 episode 19

Alecas (Alecas bertubuh Lucas)

LuXa (Lucas bertubuh Alexa)

Alecas terbangun lebih awal, merasakan sedikit pegal di bahunya. Semalam Lucas ketiduran di sofa, dia sangat sibuk dengan pekerjaannya hingga menghabiskan seceret kopi untuk tetap membuatnya terjaga.

Alecas merasakan mual di lambungnya, dia meringis kesakitan dan berlari ke toilet.

Biasanya Alecas akan membangunkan LuXa dan merengek, tapi kali ini tidak. Alecas masih marah dan semakin benci pada pria arogan itu.

LuXa masih lelap tertidur saat Alecas memasuki kamar.

Pandangan Alexas teralihkan pada sisi ranjang yang kosong. Bibir Alecas tiba-tiba menyerigai bahagia saat melihat tumpukan kotak perhiasan dan alat-alat make up tertumpuk di sana.

Alecas langsung melompat-lompat kesenangan membuat perasaan kesal dan bencinya kepada Lucas pupus begitu saja.

Alecas melompat ke ranjang dan memeluk tubuh LuXa yang masih terbaring tidur, dia menggoyang-goyangkan tubuhnya, sampai pria itu membuka matanya dengan malas.

"Apakah belajaan itu untukku?" Alecas menunjuknya dengan antusias.

"Ya. Begitulah" jawab LuXa parau karena masih sangat mengantuk.

Alecas tersenyum lebar, "Terima kasih." Alecas kembali melompat dari ranjang dan membuka semua barang-barang itu, LuXa hanya tersenyum geli dan dia kembali tidur.

***

Alecas duduk di depan meja rias, meratakan foundation di wajah Lucas. Dia tidak peduli jika nantinya Lucas marah karena wajahnya di dandani.

Wajah Lucas sangat tampan dan mulus, membuat Alecas semakin senang berdandan ria dengan wajah pria itu.

Sementara itu LuXa mulai merenggangkan tubuhnya di bawah selimut. Dia terbangun perlahan, merasakan hangatnya matahari timur tengah yang mengusiknya.

LuXa menguap dan duduk dengan tegak, pandangannya langsung tertuju pada Alecas yang duduk membelakanginya. "Selamat pagi" sapanya dengan suara serak.

"Kau sudah bangun?" Alecas menengok dan menampakan wajahnya yang sudah di rias.

LuXa melompat kaget melihat wajah kesayangannya, dia mematung menatap horor. "Apa yang kau lakukan Alexa?. KAU MEMBUATKU SEPERTI WARIA!" Teriak Lucas dengan keras.

Alecas mengedipkan matanya beberapa kali, dengan mata yang sudah di pasang bulu mata palsu, tidak lupa alis buatan dan blush on yang tebal.

"Kenapa Lucas? Kau kaget?. Kau sudah berani bersikap kurang ajar padaku semalam, dan ini balasanku." Jawab Alecas dengan senyuman sombongnya.

"Kau keterlaluan Alexa. Cepat hapus!, sialan aku jijik melihatnya."

"Memangnya kenapa?" Tanya Alecas tanpa dosa. Dia mendekat dan merangkak di ranjang, seketika LuXa menjauh dengan tatapan paling jijik.

"HAPUS ALEXA!" Teriak LuXa tidak tahan. Wajahnya benar-benar berubah menjadi cantik seperti pria homo dengan tubuhnya kekar atletis.

"Enggak mau" Alecas bersedekap dengan kaki bersila, dia merasa senang melihat ekspresi jijik Lucas saat melihat wajah tampannya di dandani seperti wanita.

"Jangan menentangku Alexa" desis LuXa mulai emosi.

"Aku tidak peduli."

"Oke!" Nada suara LuXa berubah menjadi dingin, dia berdiri dengan tegak di hadapan Alecas. "Aku akan membalasmu" ucapnya penuh teka-teki.

LuXa menarik resleting gaun Alexa yang terpasang di punggungnya dan meloloskannya ke lantai, dia membungkuk melepaskan celana dalam dan branya juga, hingga tubuh Alexa telanjang seutuhnya.

Alecas melotot waspada, keberaniannya menciut seketika. "Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Alecas waspada.

LuXa tersenyum jahat, dia membuka pahanya lebar dan meletakan satu kakinya di atas nakas, sehingga milik Alexa terpampang jelas merekah di bawah,"Aku akan martubasi Alexa."

"Jangan!" Alecas berteriak panik. "Oke! Oke aku akan membersihkannya."

LuXa tersenyum puas, dia kembali menurunkan kakinya dan melihat Alecas berlari ke kamar mandi, tidak berapa lama dia kembali dengan wajah Lucas yang seperti biasa.

"Kemarilah" titah LuXa.

Alecas mendekat dengan kepala tertunduk, "Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu." Jawab LuXa dengan tenang, mereka mendekat dan berciuman.

Tubuh mereka kembali..

Alexa mendorong tubuh Lucas dan memberi jarak di antara mereka. Membuat Lucas mundur selangkah dan meneliti tubuh Alexa yang masih telanjang bulat di depannya karena ulahnya sendiri.

Tanpa sadar Lucas menelan salivanya dengan susah payah, melihat tubuh Alexa terlihat bersinar di antara cahaya matahari, tubuhnya yang indah dengan wajah polos ketakutannya membuat gairah Lucas terasa akan meledak.

"Sial" Lucas kembali menarik pinggang Alexa dan mencium bibir Alexa, mendorong lidahnya dan bermain-main di sana.

Alexa terkesiap, mendorong dada Lucas dengan lemah saat pria itu berhasil mendorong tubuhnya ke ranjang tanpa melepaskan ciumannya.

"Lucas... lepas kan aku.." Alexa mengeliat tak berdaya, tangannya terpenjara di genggaman Lucas. Lucas menurunkan ciumannya ke leher dan menggigit bahu Alexa, tangannya meremas dadanya dan mulutnya bermain di dada satunya lagi.

"Jangan.. ah.." Alexa tidak tahan untuk mendesah, Lucas menghisap puncak dadanya dengan keras.

"Nikmati saja Alexa. Sama seperti aku menikmati tubuhmu" Lucas tersenyum penuh kemenangan.

"Jangan, aku mohon." Alexa memohon dengan tubuhnya yang diam-diam menghianati. Alexa menikmati setiap sentuhan Lucas di kulitnya.

Lucas menurunkan ciumannya ke perut dan pinggul Alexa, seketika Alexa merapatkan pahanya sebisa yang dia bisa, Lucas kembali mencium bibirnya dan membabi buta, tangannya membuka paha Alexa dan menangkup miliknya dengan lembut.

"Kau milikku Alexa, terima kenyataan itu. Dan berhentilah menjadi pembangkang," bisik Lucas di telinga Alexa, membuat gadis itu bernapas dengan berat di antara ketakutan dan gairahnya.

Lucas bergerak ke bawah, kepalanya berada di antara paha Alexa, dia menjilat milik Alexa dengan ujung lidahnya dan memutarnya di depan celah milik Alexa.

"Maafkan aku Lucas.. ah.." Alexa meremas permukaan ranjang.

Tubuh Alexa mengeliat, gelayar nikmat semakin kuat menguasai tubuhnya yang membuat Alexa tidak berdaya.

"Ya Tuhan.. Lucas" Alexa terdiam pasrah, jarinya-jarinya sudah terkubur di antara helaian rambut Lucas, sementara kepala pria itu tengah berada di antara pahanya.

Lucas semakin gencar menyiksa dan bermain-main dengan gairah Alexa, dia tidak berhenti meski Alexa sudah mendapatkan orgasme pertamanya.

"Lucas aku mohon.." Alexa terengah, merasakan eurofia orgasme yang akan datang kedua kalinya, tubuhnya menegang merasakan hujaman siksaan lidah dan jari Lucas di miliknya.

"Memohon apa Alexa?."

"Berhenti" ucap Alexa terbata-bata.

Lucas menyerigai, mendengar keputus asaan nada bicara Alexa. Dia kembali menghisap milik Alexa dengan kuat, Alexa mengerang merasakan orgasme yang ke dua kalinya datang lagi. "Nikmatilah hukumanku Alexa" ucap Lucas dengan puas.

Lucas kembali merangkak ke atas dan mencium Alexa cukup kuat dan lama, Alexa bisa merasakan rasa miliknya di dalam mulut Lucas.

Alexa terengah dengan napas compang camping, dia bergerak ke satu sisi dengan kaki yang terasa lemas untuk di gerakan. Lucas terlalu ahli dalam memuaskan. Dan Alexa menikmati hukumannya.

***

Alexa segera menyelesaikan sarapan paginya dengan cepat, sejak tadi dia diam dan irit bicara. Perasaan malu dan takut masih menguasai Alexa. Sementara Lucas bersikap angkuh seperti biasa.

"Kau mau kemana?" Tanya Lucas.

Alexa mengambil tasnya dan memakai topi, dia bersiap-siap untuk pergi jalan-jalan. "Aku akan pergi jalan-jalan, kau bilang kita akan pulang nanti sore." Alexa tertunduk seperti anak kecil yang ketakutan.

Lucas meletakan garpu di atas meja, dia meneliti penampilan Alexa dengan seksama. "Dengan siapa?" Tuntut Lucas.

Alexa mengerjapkan matanya beberapa saat, "Aku punya teman di daerah sini." Jawab Alexa dengan ragu, Lucas menatapnya dengan tegas meminta penjelasan yang lebih banyak. "Dia Azizah, dia ingin mengajakku ke suatu padang pasir yang pernah Sehun datangi."

Lucas langsung melotot, dia berdiri dan bersedekap dengan angkuh, tatapannya semakin mengintimidasi. "Katakan. Apa istimewahnya pria itu?."

Alexa mengerutkan keningnya tidak mengerti, "yang jelas aku tergila-gila padanya." Jawabnya polos, tentu saja Alexa tergila-gila, Sehun seorang idol yang di sukainya. Sebagai penggemar itu tidaklah salah.

"Berapa usianya?."

"Dua puluh lima" Alexa mengerutkan keningnya semakin tidak mengerti, mengapa Lucas banyak bertanya tentang idolanya.

Apakah dia mengidolakan sehun juga?

Lucas menekan garis rahangnya dengan kuat, dia berusaha bersikap setenang mungkin dan menjaga harga dirinya, "Tinggi badannya?."

"183, dia sangat altetis. Setidaknya memiliki tiga sampai empat belahan roti sobek di perutnya" jawab Alexa dengan cepat dan mata berbinar-binar, dia terlalu bersemangat.

Tapi Lucas tidak, pria itu mengepalkan tangannya dengan kuat, semakin di buat salah paham.

Sial! Dia lebih tinggi satu cm dariku.

"Berapa puluh juta dollar uang yang dia miliki?."

Alexa menganga, dia mulai di buat jengkel dengan pertanyaan konyol Lucas yang mendesak Alexa untuk tetap menjawab.

"Aku tidak tahu! Kau tanyakan pada ayahnya Soo-man!" Teriak Alexa frustasi. Dia berlari keluar meninggalkan Lucas yang mematung sedang mengendalikan rasa cemburunya.

***

"Selamat pagi Tuan" Shwan membungkuk memberi hormat, "Satu jam lagi, Anda ada pertemuan dengan Muhammed Husain."

Lucas melirik Shwan dengan malas, dia menalikan tali sepatunya lebih kuat dan berdiri. "Siapkan berkasnya. Aku harus ke gym dulu" ucapnya ketus.

Shwan mengerutkan keningnya sejanak, biasanya Lucas selalu berolahraga dengan instrukturnya. "Gym?" Tanyanya agak heran.

Lucas melotot, "Aku harus menambah tinggi badanku!. Kau puas?" Bentaknya dengan gusar.

To Be Continue..

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height