Adam Rig/C8 Benjamin Rig 8
+ Add to Library
Adam Rig/C8 Benjamin Rig 8
+ Add to Library

C8 Benjamin Rig 8

Night Hunter...

...

Perdagangan manusia, golongan elit, pertunjukan berdarah, pembunuh bayaran dan kanibal.

Gambar-gambar mengerikan terpampang dengan jelas, lembar demi lembar di dalam sebuah jurnal usang sengaja dibuka lebar. Pembunuhan di gambar itu, ternyata bukan pembunuhan biasa. Seperti sebuah seni dalam membunuh, bermacam-macam gaya dalam pembunuhan.

Adam malah tertarik kepada seni mengikat...

"Bagaimana menurutmu?" Tanya Ben, ingin mengetahui jawaban bocah itu. Karena sepertinya raut wajah Adam terlihat biasa dan sangat datar, tanpa ada rasa takut dan jijik melihat kumpulan gambar-gambar Night Hunter dalam melakukan kegiatannya.

"Keren!" Jawab Adam sangat berantusias.

Lagi-lagi Ben menggeleng, terkadang Ben tidak habis pikir tentang selera Adam dalam memilih sesuatu. Atau mungkin hanya karena Adam anak laki-laki, ia ingin terlihat keren dan memilih dunia gelap.

Tapi, tidak ada rasa jijik dan takut dari Adam. Bocah itu malah mengamati dengan teliti setiap gambar pembunuhan dan penyiksaan yang paling sadis.

Ben kembali berpikir, apakah Adam seorang Psikopat murni?

"Kau boleh bertanya Adam!" Tukas Ben, Adam lalu mengeluarkan buku jurnal dan penanya.

Menulis sebuah pertanyaan yang akan ia ajukan.

"Apa semua korban penculikan dikumpulkan terlebih dahulu, lalu dikirim ke beberapa bidang?" Tanya Adam, Ben mengangguk membenarkan.

"Di mana lokasi perkumpulan Night Hunter?"

"Tersembunyi." Jawab Ben.

"Dalam satu tempat?"

"Tidak, mereka berpencar. Sebagian lebih suka menyendiri." Tukas Ben.

"Apa semua anggota pernah berkumpul sesekali? Membahas sesuatu?"

"Tidak pernah." Jawab Ben.

Adam menuliskan semua jawaban Ben dan pertanyaanya, bocah itu gemar menulis di dalam buku jurnalnya.

"Kenapa kau lebih suka menyimpan sebuah catatan? Apa kau mudah lupa?" Tanya Ben.

"Tidak juga, kelak jika aku dewasa, aku akan mempelajarinya lagi" jawab Adam, Ben terenyuh, berharap suatu saat jika hari itu benar-benar terjadi, ia dapat melihat Adam Rig yang sudah sangat matang menjadi pria dewasa. Karena insting Ben mengatakan, ada sesuatu yang besar akan terjadi. Tapi dia masih belum dapat memastikan, apa yang akan terjadi berakibat buruk pada dirinya atau Adam.

"Apa itu golongan elit?" Tanya Adam.

"Mereka adalah orang-orang yang memiliki banyak kekayaan, sebagian dari mereka memiliki sifat sadis dan suka menghamburkan uang dengan cara yang tidak wajar. Melihat pertunjukan berdarah yang menyiksa orang." Jelas Ben.

"Pertunjukan berdarah? Contohnya?" Tanya Adam lagi.

Ben menghembuskan nafas kasar, "jika seseorang mengartikan sebuah pernyataan dengan contoh, maka orang tersebut tidak dapat mencerna kalimat dengan baik." Cecar Ben, seketika membuat Adam terdiam di tempat duduknya sekarang ini.

"Baik Sir, maafkan aku..."

"Jadi, bagaimana penjabaranmu?" Tanya Ben.

"Pertunjukan berdarah, adalah orang-orang yang membuat sebuah pertunjukan dengan menyiksa orang lain. Dipertontonkan, memperlihatkan seni dalam membunuh." Jawab Adam dengan mantap, Ben mengangguk. Bocah seperti Adam sangatlah cerdas, tak salah jika Ben mengadopsi bocah itu dari panti asuhan. Atau lebih tepatnya, mengambil Adam dari panti asuhan.

"Kalau boleh aku bertanya Sir, apa tujuan mereka melakukan pertunjukan?" Tanya Adam.

Ben berpikir sejenak meski wajahnya terlihat datar, ia ingin menjawab dengan penalaran yang mudah bahwa mereka adalah para psikopat dengan jiwa sadistik level tinggi. Tapi memberi tahu Adam tentang sebuah istilah Psikopat dapat menjadi peluang bagi bocah itu menjadi seperti dirinya.

Karena tujuan Ben hanya satu, menjelaskan tentang kehidupannya tanpa membentuk karakter Adam menjadi seorang Psikopat.

Meskipun dari awal pertemuan, Adam telah menunjukan karakter psikopat.

"Karena mereka menyukainya" jawab Ben dengan singkat, menyisakan tanda tanya bagi Adam.

"Itu tidak masuk akal" protes Adam, memang sangat tidak masuk akal. Ketika manusia melakukan sebuah hal, pasti berdasarkan sesuatu hal. Apalagi kegiatan membunuh dengan cara yang tidak wajar.

Hewanpun menyerang dengan alasan tertentu, karena mereka merasa terancam hewan lain. Lalu, mengapa komunitas Night Hunter melakukan semua hal itu?

Tapi Adam mengurungkan niatnya untuk bertanya, karena dia tahu bahwa Ben tidak menyukai pertanyaan yang diulang kembali. Jika Ben sudah menjawab sekali, maka itulah jawabannya.

"Hmm, apa semua anggota Night Hunter itu kanibal?" Tanya Adam mengalihkan pertanyaan.

"Tidak, sebagian hanya karena memiliki jiwa yang sadis. Tapi tidak suka menyantap daging korbannya." Jawab Ben.

"Karena tidak suka rasa dagingnya?" Tanya Adam.

"Karena mereka lebih suka menyiksa daging yang masih hidup dari pada yang sudah mati" jawab Adam dengan singkat namun dapat menjawab semua pertanyaan Adam tentang kanibal.

Sebenarnya, dibalik wajah dingin dan datar Benjamin Rig. Pria itu adalah pribadi yang hangat menurut Adam, semua perkataan yang keluar dari mulut Ben terasa begitu singkat dan padat namun jelas. Tidak bertele-tele tanpa ada kalimat perandai-andaian atau peribahasa apapun.

Benjamin adalah pria yang tidak suka berbasa-basi, hidupnya sangat santai seperti tanpa beban pikiran apapun. Pantas saja di umur yang sudah memasuki kepala empat, pria itu masih terlihat awet muda dan berkharisma. Adam sedikit segan jika bertatapan langsung dengan Ben.

"Perdagangan manusia, sama dengan menjual organ tubuh dan daging mereka?" Tanya Adam.

"Ya, bagaimana kau bisa tahu?" Ben balik bertanya.

"Dari televisi, aku sering melihat berita dengan kasus pencurian organ tubuh. Mayat mereka dikembalikan lagi, namun organ tubuhnya menghilang." Ucap Adam dengan polosnya, Ben menyunggingkan senyum.

"Apa itu juga anggota Night Hunter?" Tanya Adam, Ben mengangguk meng-iyakan.

"Wow... mereka sungguh keren" Adam tak henti-hentinya berdecak kagum.

"Sir, jika aku mempunyai satu permintaan untukmu. Apa kau akan mengijinkanku untuk ikut denganmu ke komunitas itu? Aku ingin melihat kegiatan mereka." Ucap Adam dengan wajah berbinar, jika sudah begini, Ben tidak dapat menolak.

Tapi permintaan Adam yang satu ini sepertinya sangat berharga baginya, seolah itu adalah permintaan terakhir Adam. Padahal, bocah itu tidak pernah meminta apapun dan selalu berterimakasih atas segala bantuan yang Ben berikan. Termasuk mengakui Adam sebagai anaknya.

Secara tidak langsung semua hal itu melunturkan jiwa Psikopat Ben, yang dulunya tidak memiliki rasa simpati.

"Nanti, jika sudah saatnya tiba. Aku akan membawamu Adam." Kata Ben. Membuat bocah itu menjadi girang dan tersenyum lebar.

Ben sama sekali tidak pernah menjelaskan apapun tentang Psikopat, padahal di komunitas itu bertujuan mengumpulkan para psikopat dan masing-masing keahliannya.

Ben tidak ingin Adam tahu lebih dalam tentang Psikopat dan mempelajari hal itu lebih dalam lagi, karena Adam memiliki sifat itu. Pasti akan sangat mudah mengasah kemampuan Adam menjadi Psikopat, dan jika itu benar-benar terjadi. Adam pasti akan menjadi seorang Psikopat yang sempurna. Karena Adam memiliki segalanya, tanpa ekspresi dan rasa keingintahuan yang besar. Ditambah pola pikir dan kecerdasaannya.

Hanya sifat sadis dan manipulatif yang belum terlihat dari Adam...

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height