All I Need, Its You Babe!!/C37 TIGAPULUHENAM
+ Add to Library
All I Need, Its You Babe!!/C37 TIGAPULUHENAM
+ Add to Library

C37 TIGAPULUHENAM

Suasana kelas cukup ramai saat Vodka manaruh tas-nya ke atas meja. Ia memandang kearah kerumunan meja Bri, dimana teman-temannya tampak semangat sedang membicarakan sesuatu.

"Kenapa nih? Seru kayaknya" Vodka bergabung, menatap antusias teman-temannya.

Bri yang tampaknya ketua dari perkumpulan itu langsung semangat menjawabnya, "libur ujian nasional senior nanti, kami mau ke Bali. Naik buss ramai-ramai" ucap Bri semangat.

Bali?

Terakhir kali ia pergi kesana adalah beberapa bulan yang lalu, tepatnya saat kejadian penculikan terjadi. Sungguh, sebenarnya Vodka tidak memiliki trauma dengan daerah itu, tapi tetap saja, Bali adalah sumber utama ia kehilangan temannya. Andai saja pada saat itu ia menggenggam Sharla dengan erat, mungkin tidak akan ada kejadian seperti ini.

"Gue ikut dong!" Ucapnya antusias. Dirinya perlu besenang-senang untuk melupakan masalahnya sendiri.

"Boleh, tapi izin dulu lo sama pawangmu. Biar enggak ada masalah nanti" peringat Randy.

Vodka mengangguk antusias. Tentu saja ia akan mengatakan ini pada Saka, tapi nanti ketika hanya tinggal beberapa jam sebelum keberangkatan mereka. Agar Saka tidak memiliki alasan untuk menolak permintaannya. Jika Saka tidak tenang, mungkin laki-laki itu akan menyusulnya.

Tetapi, ketika gadis itu sudah berada di dalam bus, Saka tidak menjawab satupun panggilan telpnya. Ini jelas sesuatu yang aneh, pasalnya jika menyangkut Vodka, Saka selalu fast respon.

Selama perjalanan, Vodka tidak bisa merasakan ketenangan atau bahkan terlihat antusias seperti teman-temannya. Gadis itu yakin, tidak ada sesuatu yang buruk terjadi pada Saka, karna Jeff sama sekali tidak menghubunginya atau mengabarinya bahwa ada sesuatu yang terjadi.

Selama perjalanan, Vodka hanya menghabiskan waktunya untuk tidur. Tidak ikut bersenang-senang dengan teman-temannya yang tampaknya tidak kehabisan energi sedikitpun.

Mereka sampai di villa tempat penginapan mereka setelah jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Teman-temannya yang cukup kelelahan akhirnya memutuskan untuk langsung tidur. Mereka akan mulai menjelajah Bali keesokan harinya, apalagi ternyata Randy menyewa Villa yang sangat dekat dengan pantai.

Dan hingga hari sudah berganti, Saka juga masih belum menjawab panggilannya ataupun menghubunginya kembali, padahal ia sudah berkali-kali menghubungi laki-laki itu.

"Gue boking Villa ini enggak sekalian sama makan. Jadi kita sarapan di luar yuk. Pinggir pantai ada resto yang terkenal. Sekalian kalian bawa baju renang sama baju ganti ya" perintah Randy setelah melihat seluruh teman-temannya bangun.

Hanya Vodka sendirilah yang sudah tampak rapi dan bahkan sudah mandi pagi. Sedangkan temannya yang lain masih hanya memakai celana bokser dengan rambut berantakan karna baru saja bangun tidur.

Lalu, Randy adalah orang yang kedua yang bergabung dengannya, yang menunggu yang lainnya selesai bersiap-siap.

"Ini enggak kebalik ya, masa yang cewek nungguin cowok" ucap Randy terkekeh sambil bercermin untuk memperbaiki tatanan rambutnya.

"Tau deh. Sama kalian, dunia berasa kebalik" tukas Vodka mendengkus. Ia menatap perlengkapan milik Randy, mulai dari parfum hingga pelembab bibir.

"Ini bagus gak?" Gadis itu mengambil pelembab bibir milik Randy, melihatnya sekilas sebelum mengusapnya pelan ke punggung telapak tangannya, untuk memastikan apakah ia bisa menggunakan produk itu atau tidak.

"Bagus. Gue tukang nyebat, tapi karna rajin pakai itu, bibir gue tetap merah merekah" Randy menjawab dengan ekspresif..

"Pinjem ya, gue enggak bawa apa-apa soalnya" ujar Vodka, yang kini berdiri di samping Randy. Mereka berdua sedang menghadap cermin. Randy yang masih berurusan dengan tatanan rambutnya dan Vodka yang sedang mengaplikasikan pelembab bibir itu bibirnya.

Setelah selesai, Vodka mengambil barang yang lain, yang berbentuk seperti parfum. Ia membaca pelan keterangan dari produk itu, yang merupakan sebuah hair spray.

"Lo ngapain pakai ini?" Tanya Vodka bingung, pasalnya Randy memakai produk lain untuk rambutnya.

Namun, tidak seperti dugaanya, Randy malah terkekeh. Ia mengambil botol spray itu dari tangan Vodka, lalu mulai menyemprotkannya ke seluruh pakaiannya.

"Ini emang khusus rambut. Tapi gue pakai buat parfum. Harum tahu! Cewekkan tergila-gila sama cowok yang harum" ucap Randy terkekeh pelan, sedikit merasa malu mengakui.

Gadis itu hanya mengangguk, lalu mengikuti cara Randy memakai spray itu. Kini mereka berdua memiliki aroma yang sama.

"Bisa-bisa orang lain ngira lo cewek gue, karna aroma kita sama" cengir Randy santai yang mulai menyusun barang-barangnya kembali, sebelum masuk ke dalam kopernya.

"Biar aja, dan lo nanti bakal berurusan langsung sama Saka" Vodka ikut nyengir, menjahili ketua kelasnya itu.

Namun Randy tampak terdiam saat ia mengungkit nama Saka. Wajahnya tampak bertanya-tanya, tapi terlihat enggan untuk mengungkapkan sesuatu.

"Kenapa?" Tanya gadis itu bingung dengan perubahan ekspresi Randy.

"Kalau lo tau Saka ke Bali juga, kenapa enggak barengan sama kelompok mereka naik mobil? Atau kalian berdua lagi berantem ya?" Tanya Randy. Pasalnya, disaat pemberhentian mereka yang terakhir, ia sempat melihat Saka dengan teman-teman sekolahnya memasuki mobil. Saka tampaknya baru selesai makan malam pada saat itu dan hendak melanjutkan perjalanannya.

"Dia di Bali? Kok gue enggak tau ya?" Vodka tampak bingung. Jelas respon gadis itu membuat Randy semakin merasa bersalah, padahal ia tidak berniat memberi masalah untuk kedua orang itu.

"Berati gue salah lihat itu. Keadaanya udah gelap juga, mungkin gue emang salah lihat" Randy dengan cepat-cepat menengahi. Takut gadis itu salah paham.

Walau Randy berusaha menghiburnya, tatap saja Vodka masih kepikiran perihal itu. Sesungguhnya, ia masih belum mengatakan kepada Saka bahwa ia akan pergi ke Bali, jadi jelas Saka tidak mungkin datang hanya untuk menyusulnya. Apalagi dengan keterangan dari Randy bahwa Saka pergi dengan teman-temannya, jelas membuat gadis itu kepikiran.

Ia hanya berharap bahwa Randy memang salah mengira orang lain. Hubungan mereka masih baru, dan masalah kecil saja sudah cukup merentankan hubungan mereka. Apalagi mengingat sifat Vodka yang tidak menyukai penghianatan. Ia mungkin akan meninggalkan Saka pada saat itu juga tanpa penjelasan, jika sampai hal itu terjadi.

Tiga puluh menit setelah berlalu, barulah mereka semua bersiap-siap berangkat untuk sarapan. Mereka memutuskan untuk jalan kaki sepanjang villa menuju pantai, karna hanya beberapa ratus meter jaraknya.

Pantainya cukup ramai sekarang, padahal hari masih cukup pagi saat ini. Rombongan mereka jelas mendapatkan banyak perhatian dari para pengunjung lain. Tentu saja karna rombongan diisi laki-laki remaja dengan tubuh yang jauh dari kata remaja. Bahkan, Vodka yang cukup tinggi saja, terlihat mungil diatara para teman-temannya. Belum lagi tangan dua laki-laki yang merangkulnya dengan santai, membuat beberapa pengunjung berpikiran aneh perihal rombongan mereka.

Orang lain sudah berpikiran macam-macam saat melihat rombongan mereka, padahal semua teman-temanya memakai pakaian yang sangat sopan untuk kategori lingkungan pantai. Apa kabarnya dengan pikiran mereka jika orang lain melihat suasana villa mereka, apalagi disaat pagi hari, dimana semua orang baru saja bangun tidur. Hampir seluruh teman-temannya tidur tanpa memakai baju saat tidur dan hanya mengenakan celana boxer. Vodka sudah tidak bisa membayangkannya.

"Itu restonya. Kita makan disitu" tukas Randy berbelok mengarah ke sebuah restoran yang terlihat adem, walaupun itu merupakan restoran outdoor.

Mereka semua ikut berbelok, tapi saat pandangan pertama mereka mengarah ke sebuah objek yang sama, mereka dengan refleks berhenti.

Tepat disamping resto, yang menyediakan area adem untuk memandang ke arah pantai, Saka sedang berbaring di kursi santai yang menghadap ke arah pantai. Hanya saja, penampakan seketaris Saka dibagian OSIS saat ini duduk di atas perut Saka dengan hanya memakai bikini.

Mereka semua bisa melihat dan memastikan bahwa itu Saka dan seketarisnya yang sedang saling pandang. Bahkan tepat disamping Saka, ada Jeff yang terlihat menyeruput air kelapa muda dengan santai, tampak tidak masalah dengan pemandangan tidak senonoh di sampingnya.

Sialan!!, maki Vodka kesal.

Tbc

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height