Alsa/C1 Bagian 1-5
+ Add to Library
Alsa/C1 Bagian 1-5
+ Add to Library

C1 Bagian 1-5

Alsa.

Sinopsis: Kisah lika liku hidup alsa yang datang dan pergi, tentang perasaannya yang sedih, bahagia, dan kosong dan ntah sampai kapan cerita itu berakhir

Bagian 1

Dulu, Kamu menyenangkan

Menatap langit langit sembari berbaring Alsa berkata pada dirinya sendiri, Apakah Kamu tau tentang kehilangan?aku membiasakan tanpamu kali ini, hahaha setiap ingin menutup mata, pikiranku selalu memikirkanmu, aku selalu ingat bagaimana cara ramahmu menyapaku, pedulimu saat itu, dan sebuah sifatmu yang tidak sama sekali aku temukan di orang lain.

Apa memimpikanmu lagi adalah hal yang menyenangkan? emm tidak tidak, kita sudah seasing ini ya? Padahal kita seperti baru dekat kemarin. Ini hari keberapa aku memikirkanmu sebelum tidur ya? Dari Senin ke Senin, oh ya 8 hari. Eh udah jam 23:00 biasanya kalau aku mau tidur kamu selalu telfon aku, ini curang bgt masa aku kangenin kamu sendirian.

Eh inget ga? Kita selalu ribut tentang siapa yang mau matiin telfonnya, hahaha. History panggilan kala itu penuh dengan namamu. Kamu tu jarang bgt ngomong kalau di telfon, selalu aku yang tanya. Pura pura dingin padahal pengin. Lain kali jangan sering nutupin sesuatu ya, Keliatan bgt tau. Kali ini aku tidak melupakanmu, tapi waktu yang membantuku untuk sembuh terhadap semua yang terjadi antara tentangku dan tentangmu.

Maaf ya, kemarin egois bgt, aku memintamu tetap disini, tapi di satu sisi aku tidak bisa mengekangmu yang ingin pergi untuk tetap disini. Kita berdua sama sama pengobat, aku bisa melupakan obatku karena hadirmu sedangkan kamu? ntahlah, mungkin bukan aku obat yang kamu cari. Aku merasa beruntung kala itu.

Mau bagaimanapun, Cerita kita usai, ada atau tidak ada cerita tentangmu adalah hal yang paling melegenda bagiku. Kamu tetap ada di bagian awal dan akhir, namamu masih tersimpan kali ini. Kamu adalah bagian paling indah. Kala itu hujan, tapi kamu tetap kekeh untuk menjemputku, pada akhirnya kita kehujanan, hujan kala itu jadi saksi bisu.

Kali terakhir melihatmu kala itu, kamu sedang duduk menunggu antrian. Di mata orang lain terlihat biasa saja, tapi saat aku melihatmu, kamu terlihat berbeda di mataku, kamu sempurna. Kita asing kembali ya?dulu kita deket banget. Kala itu semenjak kepergianmu, setiap kali aku melihat orang lain aku kira itu kamu, terlalu kepikiran mungkin ya?hehehe.

Kabar tentangmu kali ini tidak menyenangkan lagi. Dulu, Aku menganggapmu adalah tempat paling menyenangkan. Aku suka tentang hal kecil darimu. Bau parfummu kala itu aku suka. Ntahlah sepertinya aku akan mengingatmu ketika mencium bau parfum itu lagi.

Semua hal dari ceritamu kemarin adalah hal paling menyenangkan, kali ini tidak ada hal cerita random darimu, kepulanganmu tiap malam dan tentang pamitmu setiap ingin pergi keluar, itu tidak akan pernah aku dengar lagi.

Banyak hal yang masih mengikat di pikiranku kali ini, tapi aku tidak ingin merusak itu lagi. Aku biarkan waktu yang mengurusnya, memang sulit untuk di mengerti tapi setidaknya sekarang aku tau, tanpa waktu tidak akan pernah ada proses

Memang benar kata orang orang, suatu hari nanti ntah itu kamu ntah itu aku akan bertemu dengan orang baru lagi dan itu adalah hal yang tidak mungkin dipungkiri. Jadi untukmu kali ini aku mengucapkan terimakasih untuk semua hal kemarin yang kamu berikan padaku.

Terimakasih telah datang dan menjadikanku sebagai rumah sementara, meskipun pada akhirnya kamu pergi jauh dan tak pernah pulang kembali.

Bagian 2

Es Krim Favoritmu Membuatku Menangis

Luka ini masih membekas, ingin sekali menuliskan ceritaku yang menyakitkan ini. Mungkin ini menyakitkan, mengenalmu, bersamamu sesaat, lalu kamu pergi.

Aku masih ingat kala itu, kamu jahat deh. Tapi aku selalu gabisa liat itu di bagian kamu. Kamu selalu baik.

Kala itu pagiku sedikit menyenangkan, mendengar suaramu membangunkanku "Alsa bangun" suaramu yang selalu menjadi hal paling ingin aku dengar, akhirnya aku mendengarnya.

Bahagiaku pagi itu sederhana, hanya itu dan itu cukup untukku sebuah suaramu. Aku masih mengerjakan aktivitasku seperti biasanya. Dan yaa..., Kala itu aku masih menghubungimu, aku selalu berkata apapun yang aku sedang kerjakan saat ini.

Hehe, Maaf untuk aku selalu menganggumu, dan untuk saat ini kamu tidak akan mendengar itu lagi. Siang itu tidak ada kabar darimu, satu pesanku pun tidak ada yang terbalas.

Aku sudah menebakmu, ya kamu tidur. Tapi ternyata tebakan itu salah. Sorepun tiba tidak ada satupun pesanku yang terbalas. Aku mulai berhenti untuk mengirim pesan kepadamu saat itu.

Setelah mandi aku lebih memilih tidur. Sebelum tidurku sangat tidak tenang, pikiranku lari, memikirkanmu yang ntah kemana untungnya lelah bisa mengalahkannya, aku tertidur.

Dalam tidurku aku bermimpi, aku yang terbangun dari tempat tidurku, memikirkan untuk mengajakmu keluar kala itu, aku tidak akan mengajakmu keluar siang hari karena aku tau, di siang hari kamu selalu ingin tidur.

Yaa, aku mengajakmu malam hari, tapi aku lupa kalau kamu selalu sibuk pada saat malam. Kala itu jam 20:00 aku ingin mengajakmu keluar untuk membeli es krim kesukaanmu itu.

Tapi pada saat itu aku mendapat pesan darimu "aku lagi di luar" seketika harapku hancur seperti es krim meleleh. Setelah aku tau tempat pergimu kala itu, ini jauh lebih sakit. Kala itu aku berfikir "aku lebih memilih tidur."

setelah tau karena itu aku tidak akan mencari tentangmu lagi, aku tidak pernah mendapat jawaban itu darimu. Seketika aku terbangun dari tidurku.

Es krim favoritmu itu membuatku menangis. Bangun tidurku tidak menyenangkan melainkan aku merasa resah. Kala itu aku berfikir "kamu bisa terbiasa tanpa harus berkabar denganku. Sepertinya

Jika tidak menerima kabar dariku pun kamu akan baik baik saja."

Ini menyedihkan, Kala itu aku berangkat membelinya sendiri dan memakannya sendirian. Ntahlah mungkin temanmu lebih berarti di bandingkan aku. Jadi mungkin untuk meluangkan waktu bersamaku hanya untuk melihat lampu menyala terang di malam hari pun tidak bisa.

Untuk melihat senyummu yang berseri di atas bulan sabit kala itu. Aku hanya melihat es krim yang meleleh. Dan mimpiku kala itu menjadi sebuah kenyataan.

Maaf aku masih mengingat bahwa kejadian jahat itu, tapi itu tidak jahat bagimu, di mataku tetap jahat. Tapi mau bagaimana lagi, orang sepertiku di hidupmu apa penting bagimu?

Bagian 3

Melihatmu Adalah Luka

Luka lagi, jika mengingatmu adalah obat, maka aku sudah sembuh dari dulu. ya kamu adalah obat kali ini yang selalu membuatku sakit tapi aku tetap meminumnya, hahaha. Aku masih melihatmu, setiap saat. Mencarimu mungkin. Kala itu di sekolah.

Setiap kali keluar dari kelas, aku selalu melihat kelasmu "apakah ada yang keluar dari kelas?atau masih pelajaran di dalam kelas?." Bahkan setiap pulang sekolah aku selalu duduk di bagian depan kelas.

Aku selalu menunggumu lewat, hanya itu, sesederhana itu bahagiaku. Melihatmu. Setiap hari aku begitu, tapi aku tak pernah memberitaumu. Ntahlah jika aku memberitaumu nantinya juga kamu tidak mengobrol denganku.

Jangankan ngobrol, untuk menyapa saja sepertinya berat. Semenjak kejadian itu kamu berubah, iya memang kita akan berakhir begitu, aku yang terlalu mengangumimu sampai saat ini. Hanya itu yang bisa aku lakukan saat ini. Hanya di sekolah aku bisa melihatmu, apapun itu. Cara berjalanmu, suaramu, jaketmu dan masih banyak lagi.

Eh aku ingat. Dulu kita pernah bertemu di perpustakaan sekolah. Aku sangat ingat sekali, kamu sedang membaca buku dan buku yang kamu baca adalah buku yang aku cari kala itu.

Kita semakin akrab karena buku. Tapi itu hanya dulu. Betapa indahnya kita dulu, banyak hal yang kita lewati bersama dulu, dari hujan datang sampai hujan itu berhenti. Dari aku takjub akan indahnya pelangi, sampai aku lupa akan kepergiannya.

Bagian 4

Menyakiti? Tersakiti?

Maaf untuk segala maaf, haha aku pernah membuatmu bingung kala itu, dengan sepucuk surat yang aku berikan kala itu di laci mejamu.

Melihatmu yang berangkat selalu menaruh barang di laci, ntah itu topi ataupun botol minum. Kala itu kamu kaget dengan melihat 1 surat berisikan bahasa Inggris. Bingung karena kamu sangat tidak terlalu bisa bahasa Inggris, hehe.

Itu adalah surat dariku. Surat yang berisikan tentang hadiah kecil. Ntah lah berpisah denganmu begitu berat bagiku, banyak hal kecil aku selalu aku ingat, kala itu ntah aku yang selalu duduk di situ atau kamu yang selalu lewat situ.

yaa, di kantin itu. Aku yang selalu duduk di pinggir, meminum es sambil memakan roti. Kamu yang selalu lewat, ntah sengaja ataupun tidak sengaja aku selalu suka akan kedatanganmu. Hampir setiap hari kita selalu bertatap mata di kantin.

Aku sudah lelah tentangmu, hehe. Aku sudah berhenti tuk menyapamu. Bicara tentang menyapa aku ingat satu hal. Kamu yang selalu menghindariku, hahaha. Ntah lah kamu yang selalu pura-pura untuk menutup telinga.

Atau Kamu yang selalu menjauhiku. Ntah lah dalam kisah kita, ntah siapa yang menyakiti ntah siapa yang tersakiti. Mungkin semuanya sama, jika kamu mencintaiku kemarin kamu akan merasakan hal yang sama denganku.

Kita sama sama merasakan sakit.

Bagian 5

2 Tahun Silam

Kejadian lalu yang masih menghantuiku hingga sekarang adalah bagaimana caramu menganggapku di hadapan semua orang. Aku trauma denganmu kali ini, Aku takut akan meminta tolong kepadamu, aku takut untuk bertemu dan berbicara denganmu.

Rasanya kita jauh sekali. Menerima ceritamu begitu sakit, bercerita tentangmu terlalu membuatku merasa dalam kegelapan.

banyak hal yang aku terima tapi tidak dengan perasaanku sendiri, kala itu aku menahan semuanya karena aku tau.

Untuk apa aku marah? karena apa? Dan aku tidak memiliki hak untuk itu, maaf. sudahlah, berapa kali aku menceritakanmu disini rasanya jauh sekali kamu untuk menerimaku lagi.

cukup ya, aku berhenti sekarang. aku akan tetap sama. Tapi aku tidak akan menanyakan hal itu lagi, itu cukup membuatmu menganggu. untuk kali ini aku menyerah akan sifatmu, aku lelah karena hal itu.

Untuk hal kemarin yang selalu menerima sebuah penawaranku terimakasih. Aku tidak akan menawarkan hal itu lagi, aku tidak ingin melangkah lebih jauh lagi.

Kita akan berakhir sama lagi, kita akan berhenti lagi. Dia menganehkan, siapa?dan kenapa?selalu dia? Untuk apa? Dia menarik, tapi?untuk apa?selalu ada di benakku untuk kali ini.

Ntahlah semuanya akan berakhir sama seperti dua tahun silam.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height