Alsa/C11 Bagian 51-55
+ Add to Library
Alsa/C11 Bagian 51-55
+ Add to Library

C11 Bagian 51-55

Bagian 51

Karena Sebuah Kenyataan

Karena sebagaimana ceritanya, Karena sebagaimana kamu bisa melewatinya, Sebagaimana banyak rintangan yang menghalang, Bahkan menutup jalanmu. Percayalah Tuhan tak akan pernah memalingkan matanya setiap kamu berusaha.

Lihatlah mereka yang hari demi hari selalu berlari tanpa kenal lelah. Bahkan demi dunia terbaiknya ia rela menghabiskan waktunya untuk mimpinya. Bagaimana bisa? Mereka hidup di angan angan mimpi, Mereka tak akan pernah ingin tidur. Mereka tak sedikitpun ingin mengubur mimpi itu dalam tidur.

Bahwasanya semua hal yang terjadi akan terjadi. Semua hal yang kita kejar akan di dapatkan, Namun sayangnya mereka lupa akan kenyataan sebenernya. Bahwa di atas usaha mereka, Mereka masih bisa kalah akan kenyataan.

Bagian 52

Dunia Mematahkan Semua Hal Dengan Cepat

Karena katanya dunia cuma sementara. Karena katanya dunia cuma sebuah rumah singgah. Karena katanya dunia hanya sebuah dunia. Katanya dengan menutup mata dunia sekejap hilang. Karena katanya dunia untuk sebuah tempat berpelukpun tetap masih terdapat penderitaan.

Tenagaku sudah benar benar di buat habis, Karena sebuah pelukan dunia yang tak ramah itu. Aku benar benar di buat bermimpi, Aku hanya di buat tidur dengan mataku yang menutup sebuah kerja dunia pun tak dapat ku lihat. Sampai sekejap menghilangkan semua hal berharga.

Karena katanya ketika sesuatu hal yang kamu anggap berharga itu hilang akan menyebabkan sebuah penderitaan. Tapi nyatanya? Penderitaan tak akan pernah ada habisnya. Mereka mengangap semuanya adalah penderitaan. Karena pada dasarnya kehilangan sebuah pondasi dan arah adalah hal yang paling membuat kalah.

Bagian 53

Kata Mereka, Rute Kehidupan

Kata mereka siapa yang cepat selesai adalah pemenang. Kata mereka siapa yang paling cepat berlari ia yang akan paling cepat sampai. Kata mereka siapa yang berambisi adalah mereka yang sebenarnya menginginkan.

Dari beberapa hal yang di inginkan, Kemenangan mungkin terlihat jauh di hadapan. Mungkin dengan cara mereka berlari, Mereka dapat mengejarnya, Mereka dapat meraihnya. Lalu apa kata mereka yang berlari tetap saja jatuh? Yang selesai namun tidak merasa puas? Yang berambisi gagal di tengah jalan? Mereka lupa akan hal sekecil itu.

Namun ada beberapa orang yang lebih tenang dengan jalan yang mereka lewati sendiri. Mereka tak terlalu mengejar, Mereka pelan. Karena mereka sadar berlari terlalu cepat lalu jatuh itu juga menyakitkan.

Bagian 54

Setelah Berkelana Jangan Lupa Pulang

Setelah semuanya berakhir, Aku benar benar melupakanmu sejenak. Setelah semua hari ini selesai aku benar benar mengingatmu. Serangkaian jalanku dulu pernah ada hanya untuk benakmu. Serpihan kaca yang dulu pecah pun pernah bersatu hanya karena ingin melihatmu.

Karena setelahnya aku lupa jalan akan pulang. Karena setelahnya aku menghilang. Banyak orang orang yang menemukanku. Banyak orang yang telah aku tolong agar untuk tetap hidup, Sementara sekujur tubuhku itu benar benar mati.

Berkelana setelahnya mencari apa yang memang sebenarnya di cari. Mencoba untuk hidup dengan pikiran dan raga yang telah lama mati. Mencoba untuk meneruskan jalan yang telah lama kehilangan arahnya. Mencoba untuk tetap berada di jalan utama meski peran pengganti tetap selalu ada di setiap rambu lalu lintasnya.

Bagian 55

Alam Mempunyai Peran Utama

Sebenarnya siapa pemeran utama di balik layar kali ini? Apakah alam? Apakah mereka dengan segala keberuntungannya. Dia tidak benar benar melihatmu, Hanya saja matamu tak pernah bisa memalingkan pada wajahnya yang secerah pagi hari dan setenang senja.

Sabar ya, Ini bukan tentang siapa yang paling cepat. Aku tau mungkin semuanya berfikiran sama. Tetap disini ya, Sampai aku benar benar bisa melihatmu seperti biasa lagi. Memberikan penenang dalam tubuh mungkin bisa membuatnya rusak. Namun ntah bagaimanapun caranya sama seperti penenang perlahan itu akan hilang.

Bagaimanapun alam tak akan pernah bisa kita kendalikan. Kita hanya bisa berjalan di bawahnya dan sebagaimana kita adalah penurut nya. Kita tak kan pernah tau maksud alam itu apa. Kita tak akan pernah sampai, Meski pemikiran kita sudah jauh melintas langit. Kita hanyalah sang penurut alam. Naluriku tak sebanding dengan alam, Pulanglah jika benar benar itu membuatmu merasa aman. Aku senang dengan kepulanganmu, Meski itu tak nyata itu semua hanya sebuah kehendak alam.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height