Alsa/C16 Bagian 76-80
+ Add to Library
Alsa/C16 Bagian 76-80
+ Add to Library

C16 Bagian 76-80

Bagian 76

Kertas Putihku Hampir Buram, Seseorang mengotorinya

Karena yang paling menakutkan adalah beberapa hal yang pernah mencoretkan sebuah warna di dalam hidup kita, Ntah itu warna yang cerah hingga yang gelap. Ntah itu ketakutan ataupun kesenangan. Ntah itu cara mereka berbicara ataupun cara mereka menggunjing. Ntah itu cara mereka paham dengan kita atau pun tidak, Itu adalah bagian warnanya.

Bagian yang paling penting dari sebuah lukisan adalah bukan gambarnya, Melainkan isinya. Beberapa orang hanya akan melihat gambarnya dan tak mau untuk memahami isinya bahkan ia tak mau mendalami atau pun ingin tau lebih dalam dari corak warna setiap sudut yang di buat oleh pelukis. Karena di setiap sudut corak warna di setiap gambar terdapat beberapa luka yang tak pernah bisa tersayat dalam apapun kecuali dalam kertas putih yang selalu ada pada kamarnya.

Tapi ada beberapa orang yang mau memahaminya bahkan duduk hingga lama menatap lukisan itu sampai ia paham, Namun yang kita tau manusia tidak akan pernah sempurna, Semakin kamu paham dengan sesuatu maka akan terjadi hal besar di berikutnya. Maka akan ada beberapa hal yang terjadi di berikutnya. Sama seperti lukisan itu, Semakin kamu paham setiap coraknya akan ada corak lain yang selalu muncul, Dan selalu muncul ketika kamu memahami satu hal, Ini bukan tentang kesabaran yang tinggi namun bagaimana cara kita untuk tenang melihat dari setiap corak. "Lukisanku Terlalu Rusak, Sulit untuk kamu memahaminya." Katanya "Dia pergi"

Bagian 77

Dunia Yang Kejam Adalah Pikiran Kita Sendiri

Pada akhirnya gua yang meminta untuk pulang, Tuhan yang menuntut. Tuhan yang mengarahkan dan mengerahkan seluruh tulang belikat untuk kembali pulang. Untuk senantiasa menetap pada satu bagian.

Dunia tidak akan pernah adil, Dunia yang kamu lihat kali ini adalah di luar dari pikiranmu sendiri. Berbeda jauh dari ekspetasimu. Seseorang yang kamu anggap baik, Bahkan bisa menyebutmu buruk. Apapun yang terjadi di dunia kali ini dari di luar pikiranmu sendiri, Beberapa kali kamu melihat dan menyakinkan diri bahwa itu tidak terjadi? Maka jika mungkin iya akan tetap terjadi. Kamu terkejut dan dunia tetap melanjutkan sebagaimana ia bekerja.

Keadilan hanya akan di temukan pada pikiran kita sendiri, Keadilan itu tidak akan pernah nyata berada di depan mata kita. Bahkan semua hal yang pernah menjadi milikmu akan pergi, Namun keadilan yang selalu tertanam pada dirimu sendiri akan tumbuh jika kamu rawat sedemikian rupa. Manusia memang tempatnya lupa, Bahkan ketika manusia melakukan kejahatan, Manusia tidak akan pernah sadar jika ia sedang melakukan kejahatan.

Bagian 78

Kenyataan dan Tuhan

Lelah, Rencana manusia dan Tuhan tertawa. Siklus kehidupan manusia telah di ambil oleh pola pikirnya sendiri. Keabadian dan kefanaan hidup menjadi landasan bagi kehidupan manusia. Kefanaan dan kekayaan manusia, Manusia menjadi haus. Air yang di butuhkan tumbuhan yang mereka cari.

Karena katanya beberapa pola pikir memiliki landasan tersendiri? Bagaimana dengan beberapa hal? Bagaimana dengan cinta yang berasal dari kebetulan, Beberapa keberuntungan yang terjadi hari ini adalah beberapa hal yang berkaitan dengan apa yang kamu harapkan di hari kemarin, Atau tahun lalu dan mungkin minggu lalu.

Bagaimana jika dengan hidup tanpa adanya hasrat dan pikiran? Bagaiamana dengan cara berjalan mereka? Apakah dengan melihat masa lalu sebagai acuan mereka? Atau secercah harapan? Harapan dari harapan mereka perlahan tumbuh, Pikiran mereka yang menerka dunia akan adil pada masanya perlahan lahan akan mengikis pikiran mereka. Mereka akan menjadi benci dan tidak akan pernah bisa menerima kenyataan pada dunia, Kecuali mencintainya.

Bagian 79

Apa Yang Kamu Takutkan?

Tak di kejar, Tak di harapkan, Tak di undang, Bahkan hanya datang dengan waktu. Begitupun sebaliknya ntah itu di undang, Berlari untuk mengejar, Berharap dan berdoa. Sesuatu itu akan tetap datang tepat pada waktunya sesuai kehendak. Semua hanya tentang waktu.

Sama seperti sebuah kebahagiaan dan kesedihan tak pernah di duga akan datang. Kamu akan benci jika melihatku beropini, Kamu akan benci jika aku selalu berbeda. Kamu akan selalu membenciku ketika aku tak sejalan denganmu. Tapi ketahui itu, Aku selalu mempunyai kendali untuk diriku sendiri. Aku berhenti untuk menyelamatkan diriku sendiri. Bahkan ketika keramaian datang tak ada satu orang pun yang menyelamatkanku dari kesepian.

Sama seperti bunga, Mengharapkan hujan yang selalu turun, Manusia yang menyirami dan merawatnya. Namun pada akhirnya semua tak akan pernah bisa satu pemikiran dengan kita. Sadar, Kita tak akan pernah bisa mengendalikan dunia.

Bagian 80

Karena Semua Kasat dan Terlihat Kabur

Bagian yang paling menyenangkan adalah bisa mengenalmu. Bicara tentang beberapa bagian, Pastinya kita memiliki bagian itu sendiri. Bagian yang sama sekali orang tidak tau, Bahkan hanya Tuhan dan matamu sendiri.

Aku adalah beberapa bagian yang pernah kamu lupakan tuk sekejap. Mungkin kamu selalu menghindarinya. Mungkin kamu sengaja menutupnya, Mungkin kamu sengaja untuk tidak mengetahuinya. Mungkin kamu tau, Tapi kamu lebih memilih memendamnya. Melihatnya dalam kebenaran benar benar menyakitkan. Bagai kasat di bagian mata. Tak terlihat sedikitpun bahkan sampai terlihat sangat kabur.

Gamblang rasanya, Aneh. Bahkan perasaku yang tidak pernah merasakannya pun ikut untuk turut serta, Bahkan benar benar mendalaminya. Perannya yang sekejap tak akan pernah terganti. Namun lamanya rasa takut akan tetap di bawa tumbuh hingga ia dewasa. Bahkan ketika aku tau itu sangat menyakitkan, Aku pun berhenti.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height