Alsa/C17 Bagian 81-85
+ Add to Library
Alsa/C17 Bagian 81-85
+ Add to Library

C17 Bagian 81-85

Bagian 81

Masa Waktu

Ternyata dunia lebih memilihku sendiri untuk bertanya kepada mahluk hidup berkaki empat. Mereka diam tak menjawab bagai tempat. Tempat yang telah lama tinggal dan sangat benar benar kotor. Aku mempunyai jiwa, dan bagian raga yang selalu bisa melihatmu setiap saat.

Karena ketika kita benar benar ingin sampai kita harus benar benar bisa melewati semuanya. Melewati di setiap bagian bagiannya. Di seluruh kejanggalan nya, Di semua hal yang membuat benar benar ingin berhenti. Belari memang membuat mereka cepat sampai, Tapi berlari selalu menyebabkan mereka berdua terlihat lelah dan memilih berhenti. Sampai pada akhirnya salah satunya memilih untuk meninggalkan.

Sampai saat ini setiap kali melihat matamu yang lentik dan cantik, Pikiranku selalu tenggelam. Pikiranku kembali menjadi lautan, Luas dan tenang. Siuk ombak tak membuatnya menjadi lebih menyeramkan. Angin yang selalu membuat ombak berjalan menjadikan sebuah kenyamanan. Kali ini aku benar benar terlelap dalam sebuah suaramu, di setiap beberapa kalimat yang terucap dari mulutmu dan menuju ke telingaku semuanya benar benar membuatku ingin menutup semua mataku. Dan kembali untuk tidur.

Bagian 82

Kepulangan di Bundaran Meja Makan

Rencana Tuhan dan bagian dari waktu tak akan pernah salah. Kamu tak akan pernah mengerti sekarang, Ketika kamu menangis sesenggukan, Ketika putus asa karena hilang arah. Tuhan tau mana yang baik untukmu, Tuhan memutus yang buruk agar yang baik dapat sampai di depan matamu.

Bagaimana? Apakah? Sanggup menerimanya? Sesuatu hal yang di impikan olehmu namun tak di terima di sisi Tuhan. Tenang, Tuhan tidak menghapusnya hanya saja Tuhan ingin menggantikannya dengan yang lebih baik. Mata yang tertutup dan tak bisa melihat juga sebagian dari keindahan. Ia memiliki makna tersendiri tersimpan dan tak mungkin terbuka. Lama dan lama memang benar sesuatu hal yang memang bukan milik kita tak akan pernah jatuh di tangan kita. Bahkan menggenggam nya pun tidak.

Kau bahagia. Paman telah tua, Bibi telah enggan untuk memuai. Berjalan berdua menuai kebersamaan. Memulai dan mengakhirinya secara bersama sama. Luka telah lama, Kembali. Cinta gelora lama telah bersemi dan gugur di musim panas, Usik hujan. Kepulangan di bundaran meja makan adalah beberapa hal yang tak pernah di rasakan oleh semua orang.

Bagian 83

Lingkungan Terkejut

Ketika semuanya berakhir, Kala itu aku benar benar kembali. Kala itu benar benar membuatku untuk selalu hati hati. Rasa takut yang masih ku bawa, Enggan menjauh. Bahkan bertahan lebih kuat. Kemanapun pergi dia membelakangiku, Selalu.

Karena yang memang benar benar ada adalah ketika mata benar benar tak melihat nya namun ia selalu ada, Pikiran yang mencoba menerka berujung datang dengan sendirinya. Tangan dan bagian tubuh yang selalu diam tiba tiba saja bergerak pada saat di dekapanmu. Aliran darah yang biasanya biasa saja mengalir dengan sangat cepat. Semua itu bisa di rasakan namun itu terjadi dengan sendirinya.

Karena dari beberapa hal yang terjadi terbang sendirian ternyata tidak seburuk itu. Berlari kencang mengejar finish sendirian tidak terlalu menakutkan. Berproses sendirian tanpa adanya satupun manusia, Melelahkan bahkan menyedihkan. Semua kendali yang pernah ada pikiranku sendiri benar benar kacau. Rusaknya emosional yang kamu buat sendiri benar benar membuat lingkungan terkejut. Kemana dia pergi? Kemana dia pulang? Beberapa hal panggilan terabaikan membuat semua keadaan memburuk, Bahkan lingkungan terkejut.

Bagian 84

Isi dan Judul

Karena beberapa bagian dari perjalanan akan tetap menjadi hilang, Ketika benar benar salah satu nya ingin meninggalkan. Acuh mungkin jadi dampak dan penyebab. Terabaikan menjadi salah bentuk tarik ulur. Menjauh dan menghilang adalah pilihan namun bertahan adalah sebuah opsi paling menyulitkan.

Judul tak akan pernah menggambarkan isi, Dan isi tak akan pernah menggambarkan judul. Rekaan tak pernah mungkin menggambarkan kenyataan, Namun kenyataan bisa menggambarkan rekaan. Keadaan tak akan pernah menggambarkan sebuah rasa. Sebaliknya rasa tak akan pernah menggambarkan sebuah rasa, Tertuliskan di sebuah lembaran putih hanyalah sebuah tinta hitam yang menutupi bahkan menghalangi kejelasan tulisan.

Dari beberapa penutup paling menyenangkan adalah beberapa penutup dari beberapa hal yang menggambarkan sebuah perpisahan, Bukan perpisahan. Namun waktu, Waktu yang telah di habiskan telah habis masanya. Kembali lagi, Masa. Apakah sebuah masa hanya akan datang di setiap orang yang telah menemui kita? Apakah kita akan bisa berdampingan dengan cara kerja alam? Bahkan sampai sejajar?

Bagian 85

Kamarku Berantakan

Karena aku terlalu membenci pikiranku sendiri. Karena yang aku takutkan adalah pikiranku yang lebih besar dari pada egoku sendiri. Bahkan egoku sendiri pun pernah kalah melawan pikiranku sendiri. Tidak akan pernah ada penengah kecuali seseorang. Logika melebihi segalanya.

Ketika pulang untuk terakhir kalinya melihat seisi kamarku benar benar berantakan. Mencoba untuk membereskannya sendiri terlalu lama, Memakan waktu. Kemungkinan bertahun tahun dapat ku bereskan, Berfikir bagaimana cara menatanya kembali, Memegang satu persatu. Mengenalinya kembali bahkan mengucapkan kata yang tak pernah ku dengar selama ini. Sulit dan cukup lama.

Berangkat bersama dan pulang sendirian. Karena katanya tak ada yang lebih menyenangkan dari pulang sendirian, Katanya. Tak ada yang lebih menenangkan ketika pikiran kita sendiri yang menang. Tak ada yang menjadi sedih seharusnya, Ketika diri sendiri telah menang telak. Apa yang harus aku lakukan tentang kepergian? Pikiranku menang.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height