Alsa/C19 Bagian 91-95
+ Add to Library
Alsa/C19 Bagian 91-95
+ Add to Library

C19 Bagian 91-95

Bagian 91

Kita Ini Sampai Akhir Atau Belum Pernah Berakhir?

Waktu tak pernah berbuat apa apa untuk kita. Waktu tidak pernah menyembuhkan kita satu sama lain. Kita hanya terus berjalan untuk hidup. Waktu tetap berputar seperti biasanya. Waktu tidak pernah menyembuhkan. Luka akan tetap ada meski waktu tetap berjalan, Bahkan rasa trauma dan ketakutan.

Membawamu bersamaku di ujung usia adalah hal yang mungkin sia sia. Karena seiring berjalannya waktu rambutku akan benar benar memutih, Aku akan kehilangan banyak hal, Termakan waktu. Ini terlalu lama, Namun aku tak pernah meminta. Kamu tetap saja akan di minta untuk terus hidup sampai benar benar terbiasa dan tetap terluka.

Dan tetap, Setiap hal akan bertahan sedemikian rupa sebagaimana mestinya. Meminta tak pernah sampai bahkan ketika beberapa hal yang di inginkan terasa memang benar benar jauh, Aku akan tetap berjalan di atasnya meski pada akhirnya aku akan selalu terjatuh. Aku terlanjur sudah jatuh. Bahkan untuk bangun dan mencari lagi itu rasanya sangat lelah sekali. Karena aku hanya bisa merasakan lewat diriku saja, Tanpamu.

Bagian 92

Sekarang Kita Hanyalah Waktu Yang Telah Terlewatkan

Karena ketika kamu benar benar pulang aku akan merasa senang. Ketika kamu benar benar memilihku dari beberapa tempat pemberhentian itu rasanya menyenangkan meski itu terjadi hanya sebentar dan sesaat kemudian kamu melanjutkan perjalanan lagi untuk menempuh tujuanmu.

Aku sempat tertawa sebelumnya mengingat kembali berapa lucunya kita kemarin. Sebelum semuanya terjadi, Sebelum ego benar benar berusaha memisahkan kita. Sebelum datangnya pikiran berlebih dan rasa lelah untuk pergi. Sekarang hal itu aku tertawakan sendiri. Sekarang kita hanyalah waktu yang telah terlewatkan.

Dulunya aku selalu berfikir kita di antara iya atau tidak. Di antara benar atau salah. Di antara menang atau kalah. Apa ini tentang pikiranku sendiri? Atau hanya tentang rasa inginku terhadapmu sangat besar. Atau bagaimana caraku menuliskan dirimu yang tak pernah sampai di ujung "Usai". Di antara mulai atau selesai kita hanyalah sebuah buku yang tak pernah mempunyainya judul. Ntahlah aku tak bisa menyebutmu buku, Bahkan memulai pun tak pernah. Kita hanyalah kiasan.

Bagian 93

Karena Ketika Kita Pernah, Kita Tidak Akan Pernah Usai, Bahkan Selesai

Percayalah kita dulu pernah, Kita dulu pernah sama sama searah. Bahkan kita pernah memikirkan cara untuk pulang bersama. Di setiap pagi ketidakmungkinan selalu saja kita fikirkan hayalan dari hayalan di setiap malam sebelum tidur selalu menghiasi mata dan pikiran kita hingga kita saling terlelap dalam mimpi.

Jadi, Ntah itu duniamu yang benar benar sedang kacau, Atau aku yang selalu menginginkan duniamu selebihnya karena kebahagiaanku hanya berada di kamu. Menjemputmu di setiap kamu terluka, Mengobatimu ketika kamu benar benar jatuh, Dan selalu berada dan melihatmu kemanapun kamu pergi, Katanya kamu indah. Luka tak akan pernah berbicara, Luka tak akan pernah memandang ia indah atau tidak luka akan tetap ada karena waktu.

Rasanya tak sama lagi, Percayalah melihatmu dengan rasa yang biasa saja benar benar berbeda. Dulunya aku selalu melihat keindahan dalam dirimu. Melalui semuanya hanya dengan melihatmu. Kepergian selalu saja ada, Masa waktu pun ikut untuk habis. Semua punya masa, Hargailah waktu.

Bagian 94

Di kepulangan Berikutnya

Kita akan sampai di titik dimana kita tau jalan yang kita lalui memang tengah rusak. Karena ketika itu benar benar terjadi maka semuanya akan berhenti. Kemudian kita akan saling adaptasi, Kita akan memulainya dari awal lagi. Lama kelamaan kita akan menjadi manusia yang tak saling mengenali.

Jangan kembali lagi kita tengah rusak dan sangat sulit untuk kembali lagi. Kita tak akan pernah bisa seperti dulu lagi, Bahkan waktu pernah menertawakan kita jika kita ingin, Bahkan berharap untuk kembali. Mungkin hilang adalah cara paling tepat untuk menyembuhkan semua luka yang pernah benar benar ada lama kelamaan akan terkikis waktu.

Waktu benar benar enggan meminta kita untuk pulang, Kerinduan yang benar benar menumpuk dari bulan bulan hingga tahun. Akan tetap ingin pulang, Mata tak akan pernah bisa berbohong jika mulut selalu ingin berbicara dan telinga ingin sekali mendengar suaranya. Nyatanya kepulangan itu terlalu sulit di lakukan dan sangat menyeramkan. Tanganmu masih belum sampai, Tak mungkin satu dunia kau buat tersenyum.

Bagian 95

Aku Lupa Jika Semua Mempunyai Masa

Kedua tanganku masih terbuka untuk menunggumu pulang untuk menggapai semua kisah pilumi di kota, Untuk membersihkan kesedihan kesedihan yang berada di pikiranmu. Untuk menenangkan jiwamu, Seluruh tubuhku selalu memintamu pulang.

Ada banyak rintangan yang benar benar ada, Ada banyak hal yang selalu membuat kita merasa di uji, Ntah siapa yang gagal salah satu dari kita benar benar salah kaprah untuk memahami. Beberapa dari kita tak benar benar saling mengerti. Karena ketika semua pergi akan banyak hal yang membuatmu mengerti. Kamu akan paham arti dari sebuah hal kecil. Tak akan mungkin terlihat di masa sekarang tapi nanti ketika kamu benar benar sudah menyelesaikannya.

Ada yang selalu memintamu pulang, Ada yang selalu benar benar ingin mengajakmu untuk duduk berdua, Ada sebagian dari tempat tempat yang menginginkanmu untuk kembali. Ada banyak dan lebih dari satu beberapa hal yang tak pernah bisa kamu dapatkan lagi hari ini, Karena kamu telah menghabiskan waktumu kemarin. Tempat yang mempunyai masa, Dan orang orang yang berada di tempat itu.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height