Alsa/C5 Bagian 21-25
+ Add to Library
Alsa/C5 Bagian 21-25
+ Add to Library

C5 Bagian 21-25

Bagian 21

Warna Putih

Berada di tempat orang orang berbaring. Orang orang yang benar benar sakit. Banyak orang yang kekurangan darah, Oksigen atau bahkan sebagainya.

Berada di tempat dimana orang orang membutuhkan sebuah obat. Keseharian mereka yang di atur oleh obat. Hari demi hari mereka berharap pulang ke rumah.

Ruangan yang tidak ingin mereka sentuh, Bahkan ruangan yang tidak ingin mereka kunjungi. Terkadang yang berkunjung membawa makanan atau buah.

7 Hari dalam ruangan ber-AC. Terbaring dalam kasur busa bewarna putih. Tertancap selang putih mengalir air dalam tanganku. Badanku lemas, Tubuhku tak berdaya, Mataku buram, Pikiranku terdiam. Penglihatanku gelap.

Kritis di hari ke 3 membuat semua orang mengeluarkan tangisan. Tangis, Keluh, Kisah. Membuatku tak ingin berhenti. Membuatku ingin melanjutkan hidup dan meneruskan mimpi. Seperti hal hal yang masih ku pertahankan sampai saat ini, Demi kopi di malam hari dan satu bungkus nasi di pagi hari.

Bagian 22

Pikiranku Dan Hadirmu

Aku bingung. Aku berfikir dengan logikaku bahwa aku sebaiknya menjauh. Bahwa hadirku tak lagi jadi bagian istimewamu. Hadirku tak lagi di lihat olehmu. Aku jauh dari pikiranmu.

Selalu berfikir untuk menjauhimu, Itu sudah menjadi alasanku ketika akan bertemu denganmu. "Aku tak akan menatapmu lagi." Ucapku sebelum bertemu denganmu.

Namun ketika bertemu denganmu, Dengan sengaja berpaling memperhatikanku dan bertanya padaku tentang hariku. Seolah pikirku sedikit berubah. Alis mata yang selalu menjadi bagian terfavorit yang ada dalam dirimu dan mata lentikmu. Itu membuatku lupa akan ucapku sebelum bertemu bertatap mata denganmu.

Bagian 23

6 Tahun Lalu

Iya. Kali aku berani bicara tentangmu. Sedikit. 6 Tahun lamanya. Sejauh itu. Kita tidak saling kenal. Kita acuh. Kita saling menjauh.

Aku menjalankan hidup tanpa apapun, Cerita, Kabar dan sebuah keluh kesah darimu. Selang 3 tahun Aku lupa akanmu. Aku bisa menjalani hal seperti biasanya.

Namun, Selang 4 tahun. Aku bertemu denganmu lagi. Kaget. Melihatmu yang sudah dewasa. Berbeda dari 4 tahun sebelumnya. Aku senang akan pertemuan kala itu. Terimakasih telah menjadi masa lalu yang tetap hidup di benak dan pikiranku.

Bagian 24

Menatapmu Tanpa Menggenggammu

Aku sedang menjalani hal hal yang mungkin sangat aku benci dari bagian menjadi manusia yaitu kekosongan.

Di tempat terakhirku ini. Aku membawa rasaku jauh jauh. Sampai aku sendiri pun tak tau ingin membuangnya dimana. Biarlah, Biarlah ia hilang dengan sendirinya.

Biarkan surat ini menjadi surat terakhir tentangmu. Semuanya tak akan pudar disini. Semuanya akan tersusun rapi.

Maafkan aku yang tak bisa sampaikan rasaku sampai ke telingamu. Aku hanya bisa melihat dari matamu bahwa aku tak akan bisa masuk ke dalam duniamu lebih dari ini.

Bagian 25

Bagian Hidup

Ada kalanya kita berkeluh kesah. Itu wajar katanya. Ada kalanya kita berada di titik terendah, Merasa semuanya tidak berguna dan sia sia. Merasa kedepannya aku akan jadi apa.

Bahkan di saat banyak sekali pikiran dalam kepala aku masih bisa tersenyum bahagia. Dunia menyiksaku. Keinginan selalu menghantuiku pikiranku. Harapan harapan yang berada di bahuku selalu menjadi pondasiku untuk terus maju.

Untuk pendengar yang selalu ada. Bahkan di saat saat aku terpuruk. Untuk mulut seseorang yang selalu mencegahku dari hal hal buruk dunia. Aku berterimakasih pada Tuhan karena telah memberikanku sebuah arti hidup.

Bahkan membasuh mengajarkan untuk tumbuh dan tetap hidup.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height