Alsa/C9 Bagian 41-45
+ Add to Library
Alsa/C9 Bagian 41-45
+ Add to Library

C9 Bagian 41-45

Bagian 41

Selamanya

Suatu hal itu tak akan pernah menjadi kita, Jika suatu hari kita berharap tuk kembali dan bisa bersama lagi, Apa itu tak berarti kita terlalu egois? Apa yang salah dari dua orang yang ingin bersama? Apa mereka salah untuk saling menyayangi? Apa yang membuat mereka asing kembali?

Ego mereka besar, Katanya. Apa yang membuat mereka ingin kembali? Kenangan. Ia akan selalu ada dalam hidup, Ia akan menempel dalam pikiran manusia. Ia tak pernah hilang sedikitpun, Begitu juga karena waktu.

Jadi? Mengapa mereka tak kembali? Mengapa mereka tak mengulang kenangan itu kembali? Bukan kah itu mudah? Ego Mereka selalu menyangkal, Ia hanya akan ingat sebuah kenangan, Selamanya.

Bagian 42

Terpejam

Di hari ini aku sempat untuk melihat wajahnya lagi. Di hari ini aku berani untuk melihatnya lagi. Di hari itu juga, Aku mulai kagum lagi. Aku mulai merasakan sesuatu yang aneh.

Waktu yang aneh, Mempertemukanku kembali. Melihatku kembali, Membuka semua ruang. Hinggap dalam sebuah kehangatan lalu merasakan sebuah kenyamanan sebagaimana ia hadir dalam sebuah keadaan hening. Sangat teramat tepat. Di bulan penuh hujan ia datang menghampiri, Dan memeluk dengan erat.

Bagaimana bisa waktu mempertemukanku kembali? Bagaimana bisa aku berpeluh kisah resah dan lelah bersamanya? Aku mulai hinggap dengan pelan. Teramat ramai pulang pergi datang dan kembali, Kabur mataku seketika. Hingga Aku mulai prasa, Lalu ku daki sia sia.

Bagian 43

Nisan Ternama Membuat Seisi Rumah Menangis

Ntah mengapa rasa kehilangan adalah rasa paling menyebalkan dalam hidup. Percaya? Akan kehilangan paling berat? Dimana kita tak akan pernah bisa bertemu lagi dengannya. Dimana kita tak akan pernah bisa melihat kebiasaan yang biasa ia lakukan.

Kita tak akan pernah lepas dari rasa kehilangan, Kita tak akan pernah lepas dari mengerikannya roda kehidupan. Siapa yang pergi, Siapa yang datang. Menyeramkan. Siapa yang pergi tanpa pernah pulang, Siapa yang berjalan namun tak pernah menginjakkan kaki tuk pulang.

Ia tak akan pernah ingat, Ia hanya dapat kita lihat dalam sebuah album, Ia pernah ada di dunia. Namun kini ia tak akan pernah kembali. Ia tak sia sia, Namun waktu yang telah ia berikan pada kita terlihat seperti baru kemarin. Ia pergi ke tempat terakhir nya, Liang lahat.

Bagian 44

Kehendak Dalam Diri

Ada kehendak yang harus selalu di jalani. Ada banyak hal di pikirnya yang setiap hari terkikis oleh mimpinya. Kepalanya benar benar besar akan pikirannya sendiri. Tak ada yang ingin menompangnya ataupun mendengarkan isi kepalanya. Dia berjalan di ambang kenyataan, Kepalsuan pun mengikutinya.

Kehendak jiwanya yang memintanya pulang, Enggan untuk terus terang. Terhadapnya dunia tlah menyiksanya. Hancur lebur di buatnya. Tak dapat berjalan seperti semestinya. Tak dapat satupun orang yang menolongnya. Dia sudah terlalu jauh untuk di selamatkan. Dia sudah terlalu dalam ke dalam kegelapan. Pedih sangat tersiksa melihatnya terluka. Dunia membuatnya tak dapat bernafas lega. Dunia merengut semua hal yang ada di pikirnya.

Dia tak menyangka bahawa ia hidup tanpa sebuah arah. Dia hanya mengikuti angin. Seperti halnya sampah mengikuti air. Namun di balik itu semua. Dia menjadi sosok yang kuat. Dia menjadi kuat karena kesendiriannya. Di balik semua luka yang ia dapati saat itu. Itu membuatnya bangga bisa melewati semuanya sendirian.

Bagian 45

Tampak Kusam

Kusam sekali sepatumu, Nampak kotor sampai warna aslinya pun ikut hilang. Hei, Kemarin kau menatapku. Hilang sudah warna oren kian sama seperti warna langit kala itu.

Meski semuanya telah hilang, Meski semuanya sudah tak pernah sama lagi. Aku akan tetap berjalan sembari menjalani, Apapun itu, Akan ku kenang. Meski beribu ribu kali kian pikiranku memintaku untuk berhenti, Memaksaku untuk tetap sadar, Semuanya tak pernah mungkin kamu miliki. Benar adanya semuanya memang tampak melelahkan jika selalu di pikirkan. Ntah apa yang aku isyaratkan selama ini. Ntah apa yang membuatku bisa sedalam itu mengagumimu. Ntahlah. Aku tak pernah menemukan alasan itu. Bahkan jika ada seseorang yang bertanya aku hanya akan kebingungan. Aku takluk akan nya.

Kelak, Kamu akan menemukanku di balik sebuah cermin yang selalu kamu bawa, Dalam gengam tanganmu sendiri. Mengarahkanmu dalam sebuah tujuan yang benar benar kamu inginkan. Meski tujuanmu nampak terlihat jelas dalam cerminmu, Akan ada bekas bekas embun kecil yang selalu menempel, Adalah aku.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height