Bad Guy/C10 Mita yang Sesungguhnya
+ Add to Library
Bad Guy/C10 Mita yang Sesungguhnya
+ Add to Library

C10 Mita yang Sesungguhnya

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore setelah Mita selesai berbenah. Gadis itu berjalan menuju nakas untuk mencabut ponselnya dari charger.

Ada beberapa pesan masuk ke ponselnya. Salah satunya dari grup beruangnya yang mengatakan bahwa mereka siap di posisi. Mita tersenyum kecil membaca pesan itu.

Lalu ia membuka pesan lain yang merupakan pesan dari Bintang. Keningnya berkerut membaca pesan itu.

Sialan!!!

Mita mengumpat dalam hati.

Posisi ospek yang akan ia lakukan ternyata di ganti. Dan bukannya daerah puncak, mereka harus melakukannya di Bandung.

Gadis itu menggeram marah, karna mau tidak mau, ia harus memberi info perubahan kepada para beruangnya.

Apa sebenarnya yang sedang mereka rencanakan, Mita kembali menggeram dalam hati.

Tiga puluh menit kemudian, Mita sampai ke sekolah. Gerbang sekolah sudah tutup, namun mobil putih yang terparkir sembarangan di depannya, menarik perhatian Mita.

"Lama banget sih lo" kesal Bintang keluar dari mobil, saat Mita berjalan menuju mobil.

Gadis itu mengangkat lengan bajunya, matanya mengernyit saat menatap jam tangan. Jam baru saja menunjukkan pukul 17.38, dan masih ada dua menit lagi sebelum jam perjanjian mereka.

"Nih lo yang bawa. Kesel gue ngadepin lo" Bintang melempar kunci mobilnya, yang langsung di tangkap Mita.

Matanya memperhatikan Bintang yang berjalan menuju kursi penumpang yang tepat berada di samping pengemudi.

Sialan!!!

Kesabaran Mita memang sedang di uji saat ini.

Menghembuskan nafasnya perlahan untuk menenangkan diri, Mita pada akhirnya berjalan menuju bangku pengemudi. Matanya menatap spion, untuk memeriksa siapa penumpang yang sedang ia bawa.

Bella.

Salah satu alisnya naik saat melihat Bella merupakan salah satu penumpang. Disini, tampaknya ada persahabatan yang sudah melewati zona batas. Jika tidak, untuk apa Bella sampai ikut untuk mengospek dirinya.

Ia menelengkan kepalanya, saat sebuah pikiran lain melintas di kepalanya.

Bukankah saat ini terlihat seperti tidak ospek namun lebih mengarah ke pembulian senioritas?

Dan di tempat yang akan mereka tuju, sudah ada orang lain lagi yang menunggu.

Membalikan tubuhnya menghadap Bella dan Bintang, gadis itu bertanya curiga.

"Jangan bilang ini pembalasan dendam kalian?" Tanyanya curiga.

Bella dan ketiga lainnya yang saat ini duduk di belakang memilih bungkam, namun sebagai gantinya, Bintang lah yang menjawab pertanyaan gadis itu dengan nyolot.

"Lo itu enggak punya hak ngomong disini. Jalan cepat!!!" Berang Bintang.

Dan bukannya ketakutan, Mita lantas terkekeh. "Ya enggak usah nyolot dong mbak. Kasihan, ntar jadi cepat tua" balas Mita santai sambil menghidupkan mesinnya.

Karena tidak ingin mendengar jawaban dari Bintang, Mita lantas memakaikan airpodsnya. Dan jelas perbuatan gadis itu membuat Bintang semakin emosi.

Dengan kecepatan sedang, Mita mengendarai mobil Bintang. Sesekali keningnya berkerut mendengar percakapan dari airpodsnya. Mita bahkan berkali-kali menahan senyum, saat orang di balik sambungan itu memberikan lolucon.

^^^

Di saat mereka memasuki tol, di pertengahan perjalanan, mobil mereka di tabrak dari belakang, sehingga membuat mereka semua terkejut, termasuk Mita.

Ia terlalu berkonsentrasi dengan pembicaraan yang berada di sambungan telpnya, tanpa was-was seperti biasanya.

Meminggirkan mobilnya, Mita membuka pintu mobil Bintang dengan kasar, tidak peduli bahwa tindakannya itu membuat yang mempunya mobil itu menggeram marah.

Bintang juga ikut keluar, ingin melihat kekacauan yang terjadi pada mobilnya. Namun melihat plat mobil yang menabraknya, seketika membuat gemetaran di tempatnya.

Tapi tidak dengan Mita. Gadis itu bahkan dengan berani mengetuk jendela pengemudi yang menabrak mereka.

"Keluar lo sini!!!" Teriak Mita kesal sambil menendang ban mobil yang menabrak mereka.

Kaca jendela pada pengemudi terbuka sedikit, dan Mita bisa melihat seorang laki-laki menyeringai ke arahnya.

"Mit, kabur sekarang!" Perintah Bintang ketakutan sambil melihat ke belakang mereka, takut-takut, ternyata ada mobil lain yang merupakan komplotan dari sang penabrak.

Dan bukannya mendengar ucapan Bintang, Mita lantas membuka paksa pintu mobil itu. Kemarahannya semakin tersulut saat orang yang menabrak mereka menyeringai, dan bukannya meminta maaf.

"Maksud lo apa nabrak mobil kita?" Mita mencengkram kerah sang penabrak, tanpa teritimidasi dengan tubuhnya yang terlihat mungil di depan tubuh sang penabrak.

Dan seperti yang Mita pikirkan, orang tersebut bukannya menjawab pertanyaannya, malah menyeringai dengan menjijikkan.

Cukup sudah!!!!

Mita kesal dan marah.

Bam

Mita memukul rahang orang tersebut dengan kekuatan penuh, hingga membuat laki-laki itu tersungkur ke aspal dengan terkejut.

Dan tidak sampai disitu, Mita menginjak leher orang itu dengan kakinya.

"Urusan kita belum selesai. Lo akan ketemu gue nanti!" Ucapnya dingin, sebelum kembali menendang kepala orang itu dengan kakinya, hingga bunyi krek yang berasal dari rahang orang itu mengejutkan Bintang.

Tubuh Bintang semakin gemetaran, apalagi di tambah melihat beringgasnya Mita. Masalahnya, Mita saat ini sedang menghadapi seorang tangan kanan dari musuh Nick.

Tampaknya kabar Mita kini menjadi pacar Nick sudah terdengar sampai ke telinga para musuhnya, hingga mereka berani mengejar Mita sampai disini.

"Mit, masuk!!! Temen-temennya datang!!" Teriak Bintang tiba-tiba panik sambil melihat kearah belakang mereka.

Dan benar saja, ada sekitar empat mobil yang mirip dengan mobil yang menabraknya dengan kecepatan ugal-ugalan mengarah kepada mereka.

Kening gadis itu mengerut, lalu ia berjalan menuju depan mobil, untuk melihat no plat mobil itu.

Sialan!!!! Maki Mita dalam hati.

Dengan tangannya, ia meminta Bintang masuk. Dan Mita kembali berjalan menuju orang yang sudah ia habisi itu. Ia merogoh kantong orang tersebut, untuk mengambil ponselnya.

"Sebagai ganti rugi lo ke mobil itu" seringai Mita sambil menunjukkan bumper mobil Bintang menggunakan ponsel yang ia ambil.

Lalu Mita kembali masuk ke dalam, ke kursi pengemudi.

Gadis itu melepaskan jacketnya, hingga hanya tanktop hitam yang ia gunakan di dalamnya lah satu-satunya yang menutupi tubuhnya, namun tidak pada tato yang tepat berada di leher gadis itu.

Bella beserta ketiga orang lainnya yang di belakang mengerutkan kening saat melihat tato yang berada di leher Mita. Dan di lengan atas gadis itu.

Bella bergidik ngeri di belakang, melihat betapa seramnya gambar tato gadis yang berada di depan mereka. Tampaknya, mereka salah mengartikan sikap santai Mita. Mita tampak bukan seperti gadis lugu yang mereka bayangkan, apalagi setelah melihat tato pada leher belakang gadis itu yang tampak tidak asing.

Mita terlalu misterius untuk mereka sentuh pertahanannya.

Mita, gadis itu menghidupkan ponselnya, untuk menghubungi seseorang. Ia tidak mempedulikan perintah Bintang agar mereka segera cabut dari sana, karena komplotan orang yang yang Mita hajar sudah semakin dekat.

"Diam lo!" Bentak Mita yang seketika langsung membuat suasana dalam mobil itu hening.

Dan Mita kembali berkonsentrasi dengan telpnya.

"Kalian dimana?" Tanya Mita begitu sambungan telp-nya di angkat.

"Masih di belakang Mit. Kenapa?" Tanya Gilang serius, karena merasa asing dengan sikap gadis itu. Apalagi Mita sampai berani menelp mereka, padahal sedang berada di antara teman-teman Nick.

Karena merasa curiga, Gilang menghidupkan lousdspeakernya, agar semua orang yang berada di mobil bersamanya, bisa mendengar ucapan Mita.

"Gue butuh kawalan. Alfonso dan kawan-kawannya di belakang gue" ucap Mita dingin, sampai membuat semua orang yang berada di belakang gadis itu membelalak terkejut, karena ternyata Mita mengetahui siapa yang menabrak mereka.

"Sialan!!!" Umpat Al tajam.

"Lo tinggalin mereka semua, dan kabur. Kita nyusul" ucap Al tanpa perasaan.

Mita melirik ke arah belakang, tepatnya ke arah Bella dan Bintang. Matanya menatap ke lima orang itu dengan tatapan tidak terbaca.

"Gue sih niatnya gitu. Mereka berlima cuma jadi parasit sekarang" jawab Mita jijik. "Tapi sayangnya, gue bukan mereka. Biar gue pulangkan mereka ke induknya, si Nick. Sekarang, kirim gue kawalan" ucap Mita santai.

Dan jelas perkataan gadis itu membuat Bella berserta teman-temannya semakin merasa tersudutkan, merasa kerdil, apalagi saat tahu Mita melakukan sesuatu yang tidak bisa di bayangkan.

"El di bandung. Gue suruh dia kirim pasukan. Lo jalan sekarang" perintah Al tegas.

Dan Mita tersenyum di tempatnya. Ia melupakan fakta itu, bahwa Al memiliki kembaran yang menguasai Bandung saat ini.

Setelah mematikan sambungan, Mita memakai sabuk pengamannya.

"Pakai sabuk pengaman kalian seerat mungkin, karna kematian menunggu kita di depan" jawab gadis itu menyeringai, yang langsung tancap gas.

Dan baru dua menit ia menyetir, beberapa mobil mewah langsung tersebar di sekitaran mereka. Tiga di depan, satu sebelah kanan, satu sebelah kiri dan empat di belakang.

Mita menoleh kesampingnya, dan bibirnya tersenyum mendapati El berada di sampingnya sambil mengedikkan mata menggodanya.

Sialan!!!

El masih tetap tampan seperti biasanya.

Tbc

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height