Bad Guy/C3 Pertemuan Kembali
+ Add to Library
Bad Guy/C3 Pertemuan Kembali
+ Add to Library

C3 Pertemuan Kembali

"Udah, lihatnya jangan begitu amat!!"keluh Mita. Pasalnya sedari tadi, saat kelima beruangnya menghampiri gadis itu, mereka masih menatap Mita dengan beberapa ekspresi. Mulai dari terkesima, pangling, bingung, hingga syok.

"Sumpah, lo berubah banget Mit. Hilang sudah panda semok gue" Low berdecak kagum plus kesal.

"Harap maklum. Kehidupan gue berat banget kemarin. Tapi tenang, gue udah baik-baik aja sekarang. Makanya gue memutuskan pindah ke sini" jawab Mita santai.

Tangan gadis itu mengambil minuman dingin yang ia pesan tadi. Menyeruputnya sebentar, sebelum kembali meletakkannya di atas meja.

"Jadi lo enggak akan pergi-pergi lagi kan?" Mark bertanya penuh harap.

Mita mengangguk pelan.

"Enggak akan tinggalin kita lagi?" tanya Hamzah.

Mita kembali mengangguk.

"Enggak hilang tanpa kabar?" Gilang menyahut.

"Enggak bebeb-bebebku!" jawab Mita mendesah bosan. "Sudah ya! Gue udah mulai bosan dengan pertanyaan-pertanyaan kalian. Gue mau pulang, karna besok adalah hari yang berat." Mita mendesah lelah.

Gadis itu bangkit berdiri, lalu menarik kopernya untuk keluar dari cafe itu. Ia bahkan tidak mempedulikan, apakah temannya mengikuti dirinya atau tidak.

^^^

Selama di perjalanan menuju rumah barunya, Mita memilih diam. Matanya hanya memandang ke arah luar jendela. Memandang kota ini membuat semua kenangan lama menyerbu isi kepala Mita.

Gadis itu memang memutuskan untuk tinggal di rumah baru, yang ia cari sendiri melalui google. Rumah yang akan menjadi saksi hidupnya nanti. Mungkin, jika kakak iparnya mengetahui jenis apa rumah yang ia tinggalin nanti, Mita bisa meyakini bahwa kakak iparnya itu akan membawanya kembali saat itu juga.

Mendesah berat, Mita harus melakukan segala upaya agar kakak iparnya tidak mengetahui hal ini.

"Ini bukan jalan mau ke rumah lo kan Mit?" Low bertanya bingung, pasalnya jalan yang mereka lalui terlalu asing.

Mita menggeleng. "Rumah baru gue" jawab gadis itu santai.

"Tinggal sama siapa lo?" tanya Al.

"Sendiri. Kalau mau main, main aja" jawab gadis itu santai. Matanya kembali memandang ke arah luar.

"Besok drama gue bakal di mulai" Mita bergumam pelan, lalu mendesah. Ke lima temannya hanya menatap gadis itu dengan bingung.

^^^

SMA Erlangga, merupakan salah satu sekolah swasta yang bertaraf internasional di Jakarta. Mita sengaja mendaftarkan dirinya untuk bersekolah di sana. Gadis itu sudah kehilangan waktu setahunnya untuk bersekolah. Pengobatan jiwa yang ia lakukan ternyata membutuhkan banyak waktu. Dan kini, Mita harus mengulangi SMAnya. Dan kini ia menjadi junior-junior teman-temannya dulu.

Kelima beruangnya bersekolah di salah satu SMK yang tidak jauh dari tempatnya bersekolah. Mita memang sengaja untuk tidak satu sekolahan dengan ke lima temannya itu, agar tidak ada lagi yang menjadi alasan orangtua teman-temannya menyalahkan gadis itu.

Mita tidak memiliki kendaraan apapun. Ia memilih untuk naik angkutan umum menuju sekolahnya. Jangan tanya bagaimana penampilan gadis itu. Karena yang jelas, tidak akan ada yang bisa mengenali gadis itu.

Rambut berpotongan pendek Mita dulu kini di gantikan dengan rambut panjang sehalus sutra. Belum lagi, ia mewarnai beberapa sisi rambutnya, padahal ia tidak pernah melakukan sebelumnya. Dan yang kedua, Mita adalah gadis yang sangat tomboy dulu. Ia tidak pernah menggunakan rok untuk ke sekolah. Namun saat ini, ia mengenakan rok kotak-kotak pendek yang memamerkan sedikit pahanya. Mita juga adalah gadis yang bertubuh gemuk plus pendek dulu. Namun sekarang, penampilan Mita sungguh berbeda. Tubuh gadis itu begitu ramping, dan belum lagi ia kini terlihat jenjang karena bobot tubuhnya yang menghilang banyak.

Jadi Mita bisa meyakini diri, bahwa tidak akan ada yang mengenali dirinya selama di sini.

Mita baru saja turun dari bus kota, yang membawanya ke sekolah baru gadis itu. Ia masih berdiri di depan gerbang sekolah. Pandangan matanya hanya menatap ke arah bangunan-bangunan sekolah yang terlihat tinggi dan megah. Ia bahkan tidak mempedulikan bahwa dirinya kini menjadi bahan pandangan orang-orang.

Kesimpulan pertama yang Mita dapat saat melihat bangunan serta lingkungan sekolah barunya adalah bahwa sekolah ini adalah sekolah elite, yang di isi oleh anak-anak orang kaya. Hal itu terbukti dengan beberapa kendaraan murid yang terlihat sangat mewah menurutnya.

Ia cukup beruntung dengan kakak iparnya yang merupakan Direktur di salah satu rumah sakit di Surabaya, yang mampu menyekolahkan dirinya di sekolah elite seperti ini.

Menghebuskan nafasnya pelan, Mita melangkahkan kakinya untuk masuk. Sekolah ini begitu luas, hingga ada dua lapangan basket di area luar bangunan. Dari tempatnya berjalan, Mita bisa melihat beberapa siswa yang saat ini sedang bermain basket. Mita juga bisa meyakini diri bahwa sepertinya orang yang sedang bermain basket itu merupakan siswa populer di sekolah ini, apalagi melihat banyaknya siswi perempuan yang menonton mereka bermain basket.

Selama pengobatannya berlangsung, Mita melampiaskan emosinya dengan bermain basket. Hal itulah yang membuat tinggi badannya mengalami peningkatan beberapa cm. Mungkin, selama bersekolah di sini, Mita bisa mengambil basket sebagai pelajaran tambahannya. Ia akan memikirkan hal itu nanti.

Ia kembali berjalan menuju salah satu bangunan, namun sebuah bola yang bergelinding di kakinya menghentingkan langkah gadis itu. Mita menundukkan kepalanya untuk melihat bola tersebut. Sebuah bola basket.

"Oy, lempar bolanya ke sini!!!" sebuah perintah dari arah lapangan mengalihkan pandangan Mita.

Gadis itu masih terdiam, ia memandang orang itu dengan serius seakan sedang menilai lawan bicaranya. Namun, getaran pada kantong saku rok sekolahnya, kembali mengalihkan perhatian Mita.

Gadis itu mengambil ponselnya, dan melihat nama kakak iparnya tercantum sebagai penelepon.

Tidak ingin membuat kakaknya menunggu lama, Mita segera mengangkat panggilannya dan berlalu dari lapangan basket, tanpa mempedulikan orang yang memerintahkannya tadi untuk melempar kembali bolanya.

Jelas perlakuan gadis itu membuat semua orang yang berada di sana cengo di campur gemas. Gemas lantaran Mita terlihat seperti gadis sombong. Apalagi sampai mencueki seorang Nick. Nick yang terkenal playboy dan kejam.

Namun, dari sekian banyak orang, hanya Nick saja yang terlihat menyeringai. Ini adalah kali ke dua ia bertemu dengan seorang gadis yang sepertinya karisma yang ia punya tidak mampan untuk gadis itu.

Di saat di sekitarannya banyak gadis yang ingin berebut lari untuk mengambil bola basket yang ia lempar, namun gadis yang baru saja melewatinya ini bisa di katakan lain dari pada yang lain, karna ia hanya melewatinya begitu saja.

Berdecek, Nick memukul dadanya kesal. Gadis itu mungkin akan menjadi target selanjutnya. Sesuai cita-citanya, ia akan menjalin hubungan dengan semua perempuan cantik yang berada di sekolanya.

Tbc

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height