Bad Guy/C9 Kekuasaan
+ Add to Library
Bad Guy/C9 Kekuasaan
+ Add to Library

C9 Kekuasaan

"Ada yang lo lagi sembunyiin?" Ucap Low tiba-tiba, saat mendapati Mita sedang melamun.

Gadis itu menggeleng. Ia bingung ingin menceritakan masalah yang menimpanya kepada teman-temannya atau tidak.

Saat ini mereka sedang makan malam bersama di ruang TV, dan lagi-lagi ke lima beruangnya memutuskan untuk menginap. Tampaknya mereka takut kejadian lama terulang kembali, dan Mita pergi entah kemana tanpa memberitahukan kepada mereka. Jadi satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah tetap bersama gadis itu dimanapun.

Brak

Suara barang jatuh mengejutkan mereka semua. Asal suara tampaknya dari sebelah ruko Mita, tepatnya di tempat pembuangan sampah. Lalu mereka mendengar suara kucing yang tampaknya sedang berantam.

"Yaampun, gue dengar kucing berantam jam segini jadi pengen misahin, tapi takut itu masalah keluarga" ucap Hamzah tiba-tiba, yang sontak membuat mereka semua tertawa.

"Jangan kalau gitu Zah, itu masalah rumah tangga. Lo tau apa, kan lo belum punya pengalaman" tukas Mita tertawa.

"Iya, itu dia beb" Hamzah menimpali sambil tertawa.

"Noh, gue dulu pernah ikut campur masalah keluarga kakak gue, si Rayong! Tau apa yang dia lakuin?" Al nimbrung dengan semangat. Dan teman-temannya menggeleng tanda tidak tau.

"Kak Raya ngelakuin apa?" Tanya Mita tidak sabar.

"Gue di lempari sama guci-guci mahalnya, karna bang Bima telat pulang dari luar kota. Besoknya, setelah mereka baikan, kakak gue dengan santainya beli guci-guci lagi. Katanya itung-itung di kumpulin buat ngebanting suaminya. Coba bayangkan seribet apa itu rumah tangga si Rayong" Al tertawa ngakak, begitu juga dengan teman-temannya.

Jika membicarakan mengenai Raya, kakaknya Al, memang tidak ada habis-habisnya. Sikap kakak Al yang kelewat bar-bar entah kenapa benar-benar membuat mereka semua terhibur. Raya, kakaknya Al juga sering menyiksa suaminya, yang membuat membuat mereka kasihan namun terhibur. Bucinnya abang iparnya Al ternyata sangat mampu menghibur mereka.

"Oh iya, gue baru ingat. Kalian kenal Nick?" Tanya Mita penasaran.

Dan bukannya menjawab pertanyaan gadis itu, ke lima beruangnya malah saling menatap.

"Lo kenal dia dari mana?" Tanya Low penasaran.

"Dia satu sekolah sama gue" jawab Mita seakan meminta mereka semua mengingat.

Al menggeram, ia melupakan fakta itu. "Lo lebih baik pindah dari sekolah itu. Biar gue yang urus" kesalnya.

"Lo apa-apaan dah! Gue enggak suka ya hal pribadi gue di atur-atur sama kalian" ucap Mita tidak kalah kesal.

"Dia itu biang kerok semua sekolah tawuran Nat. Dan dia playboy. Gue yakin, dia udah nargetin lo karna lo cantik. Kalau lo kenapa-kenapa dan jadi incaran sekolah lain gimana sialan" umpat Al.

"Gue bisa jaga diri. Dan ada kalian yang enggak mungkin biarin gitu aja. Gue percaya kalau kalian sudah sangat cukup mampu ngelindungi gue dari siapapun" jawab Mita santai. Emosinya perlahan menurun setelah mengingat fakta yang terlupakannya, bahwa para beruangnya sangat mampu melindungi dirinya sendiri.

"Jadi bener ya, Nick emang udah nargetin lo?" Tanya Hamzah tidak habis pikir.

Dan Mita mengangguk jujur.

"Sialan, abang gue anak buahnya si Nick lagi. Dia terobsesi sama lo Mit. Hati-hati lo" peringat Mark.

Mita mengangguk mantap. "Santai, bagian dalam sekolah bisa gue atasi. Apalah mereka di bandingka gue" sombong gadis itu tersenyum geli.

"Njirr dada gue nyeri" gumam gadis itu sambil memegang dadanya.

"Sialan lo Mit. Kita laki-laki woy" umpat Al yang langsung membuang muka.

Saat gadis itu mengatakan dadanya nyeri, ke lima laki-laki itu sontak langasung menoleh ke arah dada gadis itu, tepat di saat Mita sedang memegangnya. Dan bukannya merasa bersalah, gadis itu justru terkekeh.

"Sialan emang nih dada. Makin gede makin nyeri aja. Nyusahin" ucap gadis itu lagi dengan suara gelinya. Dan sontak perkataan Mita langsung membuat kelima orang itu bangkit berdiri.

"Ahh gue pulang. Lo emang nyari masalah Mit" kesal Gilang dengan wajah memerah.

^^^

Dan benar saja, peringatan para beruang-beruangnya memang selalu terjadi. Sudah terhitung ini menjadi kali ketiga ia akan di bully. Namun bedanya, kali ini ia di bully oleh orang yang pertama kali membullynya, Bintang.

"Ada apa lagi?" Jengah Mita yang saat ini sedang duduk di kursi depan kelasnya.

"Lo anak baru kan? Dan gue senior lo disini. Berhubung lo baru masuk, lo dengan terpaksa harus di ospek sendirian sama gue" ucapnya songong. Tampaknya, apa yang di lakukan Mita tempo lalu sama sekali tidak bermakna bagi Bintang, karna gadis itu masih saja berani melakukan pembullyan walau tidak secara terbuka.

Mita mengangguk, badannya ia sandarkan ke dinding. "Lo cuma senior kan? Bukan bagian organisasi sekolah buat ngurusin yang begini" ucap Mita acuh.

Mendengar ucapan Mita, Bintang dan teman-temannya menyeringai. Dengan sombong, Bintang menunjukkan sebuah surat, dengan logo osis di depannya.

"Lo tau kalau Gray adalah ketua osis? Dan dia menyetujui proposal gue, yang artinya semua orang yang berhubungan dengan Nick, pasti membenci lo" tekan Bintang puas.

Mita masih tampak santai. Matanya dengan perhatian penuh membaca isi dalam surat. Dan keningnya mengerut saat melihat ospek yang akan di lakukannya di puncak, dan mereka berangkat nanti sore.

"Enggak masuk di akal, tapi gue terima. Berhubung gue juga lagi bosen di rumah, tampaknya bermain-main dengan lo pada pasti lebih seru" ucap Mita setelah selesai membaca. Bibirnya menyunggingkan senyum manis yang kelewat santai, seakan ospek ini sama sekali tidak mengganggunya.

Setelah mendapati respon Mita, Bintang dan teman-temannya pergi meninggalkan gadis itu, walau sebenarnya ia belum puas melihat respon Mita.

Namun yang terpenting saat ini adalah, Mita menyetujui untuk ikut ke puncak agar di ospek. Di sana, mereka akan memuaskan diri menyiksa gadis itu hingga memohon ampunan mereka agar berhenti.

Bintang tersenyum dalah hati. Sebuah kemenangan sedang menunggunya di depan sana. Lalu ia teringat dengan ucapan Nick yang menyetujui rencananya, dan bahkan akan ikut serta untuk membully gadis itu.

Karena tidak menunggu saat itu, Nick dengan teman-temannya bahkan sudah berangkat terlebih dahulu ke puncak, menyediakan semua keperluan mereka untuk menjinakkan Mita.

Mita harus di beri pelajaran. Gadis itu terlalu sombong, hingga tidak memiliki sopan santun kepada mereka, yang merupakan penguasa sekolah.

Tbc

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height