BarraNeska/C6 Chapter Five
+ Add to Library
BarraNeska/C6 Chapter Five
+ Add to Library

C6 Chapter Five

Happy Reading all

***

Suara dentuman musik yang begitu keras dengan di temani lampu yang kerlap-kerlip di tambah asap rokok dan bau alkohol yang begitu menyengat tak membuat orang yang berada di dalamnya terganggu.

Kini lima orang laki-laki tengah menikmati waktu malam mereka dengan menghibur diri di temani alkohol serta rokok. Tak ada perempuan yang berada di sana walay sudah banyak yang menawarkan diri tapi kelima laki-laki itu menolaknya.

"Fal kapan lo berangkat?" tanya Barra pada Falix yang tengah mengak minumannya dengan tatapan matanya yang fokus ke ponsel. Sahabat mereka kadang bingung sebeneranya ada apa dengan ponsel laki-laki itu hingga Falix tak bisa lepas dengan ponselnya.

"Besok," ucap Falix yang mendapatkan anggukan dari Barra.

"Gimana tadi Bar?" tanya Aezar dengan main turunkan alisnya pada Barra.

"Lumayan," ucap Barra dengan senyumannya. Ya memang ia begitu suka saat berada di dekat Aneska ia mengakui itu.

"Dia punya pacar?" tanya Barra yang mulai penasaran apa, Aneska memiliki kekasih? Jika ia, maka ia akan mengambil gadis itu dari kekasihnya dengan cara sehat. Ia tak akan melepaskan gadis tersebut. Aneska adalah miliknya.

Ia tak peduli jika orang mengatakannya jahat karena berani mengambil Aneska dari kekasihnya, karena baginya apa yang dia inginkan harus ia dapatkan. Begitupun dengan Aneska ia harus mendapatkan gadis nya itu.

"Udah putus, cinta beda agama jadi mereka milih putus," cerita Aezar. Dari yang ia tahu dan dengar Aneska memang sudah putus dari kekasihnya. Karena gadis itu yang bercerita padanya saat ia baru putus dari kekasihnya.

"Udah tahu beda agama kenapa masihmaksain buat pacaran? cih nyakitin hati aja," ucap Falix dengan sarkas. Begitulah laki-laki itu, sangat pendiam namun sekali berbicara cabe pun akan kalah pedas dengan ucapannya.

"Nama nya juga cinta," ucap Cakra dengan sok bijak yang malah membuat Falix terkekeh.

"Itu namanya begok," ucap Falix lagi. Sahabatnya yang lain hanya bisa menggeleng mendengarnya. Ia sudah begitu hapal bagaimana sikap Falix jadi mereka lebih memilih untuk mengalah saja.

"Fal lo gak suka cabe aja omongan lo udah pedes ya, gimana kalo suka cabe," ucap Aezar sambil menggeleng.

"Pantes gak punya cewek," ucap Dion yang kini ikut berkomentar.

"Gue setuju sama lo," ucap Barra sambil bertos ria dengan Falix.

Lihatlah laki-laki iti memang begitu cocok. Dingin, cuek, irit bicara, namun sekali berbiacara malah begitu menyakitkan. Inikah yang di namakan lebih baik diam dari pada berbicara.

***

Ini adalah hari terakhir mos dan kegiatan terakhir kini adalah pengenalan lingkungan sekolah. Para siswa-siswi di bagi menjadi beberapa kelompok agar tidak terlalu bergerombol dan banyak, mengingat jumlah siswa-siswi kelas sepuluh berjumlah sekitar 400 memang tak banyak yang bisa masuk ke FHS walau jumlah total pendaftar mencapai hampir seribu namun yang di terima hanya berkisar 400.

Kali ini syukur saja Anesak satu kelompok dengan Sandra dan Sella, kini mereka berjalan saling beriringan mengikuti kelompok mereka yang lain. Kini di depan ada seorang guru juga lima orang osis yang menjadi pembimbing.

"Wah gila nih sekolah besar banget, capek banget rasanya gue ngelilingin nih sekolah," ucap Sella sambil menggeleng.

Memang sekolah mereka begitu besar bahkan memiliki tiga lapangan dengan lokasi yang berbeda. Dan terdiri dari empat lantai, dan ada tiga area yang berbeda antara kelas X, XI, dan XII. Bahkan sekolah tersebut tak hanya menggunakan tangga namun juga ada lift.

"Tapi demi liat geng nya kak Falix gue rela deh jauh-jauh ke gedung kelas dua belas," ucap Sandra sambil terkekeh membuat Aneska hanya bisa menggeleng mendengarnya.

Memang ia akui geng Aezar memiliki pesona yang tak dapat di tampik, mereka seperti memiliki daya tarik tersendiri. Dan Barra laki-laki itu memang memiliki wajah dengan perpaduan yang sempurna dengan wajahnya yang begitu datar dan dingin menambahkan kesan misterius pada laki-laki itu yang membuat daya tariknya sendiri.

"Eh Nes gue denger lo kemarin di anter pulang sama kak Barra ya?" tanya Sandra dengan penasaran.

Aneska melihat ke arah Sandra, berita memang cepat kali menyebar bagai sekolah ini memiliki saluran tv yang selalu update tentang berita terkini dan pasti membuat hangat saat di update.

"Cepet banget ya nyebarnya, padahal kemarin tuh udah lumayan sepi," ucap Aneska sambil menggeleng. Apa sebenarnya sekolah mereka bekerja sama dengan lambe turah atau Dispa*ch- salah satu media berita paling upadate di korea- ?

"Wah jadi bener?" tanya Sella dengan sedikit berteriak membuat banyak yang mentap mereka aneh.

Aneska dan Sandra sudah menutup wajah mereka sedangkan sang tersangkan mala menyengir bodoh, menampilkan deretan gigi putihnya. Lalu tak lama perjalanan mereka kembali di lanjutkan lagi.

"Itu gara-gara si Aezar bego, dia yang di suruh sama mama gue eh dia malah nyuruh Barra," ucap Aneska dengan dengusan kasarnya. Mengingat hal itu membuatnya kesal sekaligus senang entah mengapa saat seperti kemarin berada di dekat Barra malah membuatnya nyaman dengan ketenangan yang di bawa laki-laki tersebut.

"Ck gue curiga kalo kak Barra suka sama lo," ucap Sandra yang menggoda Aneska dengan senyumannya sambil mencolek dagu Aneska membuat gadis itu menatap datar pada Sandra.

"Gak usah ngadi-ngadi ya lo," ucap Aneska kesal.

Sandra dan Sella hanya bisa terkekeh melihat Aneska yang mulai salah tingkah. Mereka semakin merasa curiga ada hubungan apa sebenarnya di antara Aneska dan Barra. Aneska bagi sebagian besar siswi FHS adalah gadis beruntung karena bisa dekat dengan kelima laki-laki idaman mereka, padahal tanpa mereka tahu Aneska tak sedekat itu dengan kelima laki-laki itu. Ia hanya dekat dengan Aezar yang memang adalah sahabatnya sedari kecil.

"Eh nanti sebelum upacara penutupan katanya ada pensi dan setiap kelompok wajib ngasih perwakilan," ucap Sandra yang sudah mendengar pengumuman tersebut lebih dulu.

"Iya?" Tanya Aneska yang belum mengetahuinya dan senyumanya membalasnya dengan anggukan.

Setelah selesai dengan pengenalan sekolah mereka di minta kembali ke aula, dan seperti yang sudah Sandra katakan mereka langsung di suruh untuk membahas penampilan apa yang akan kelompok mereka tampilkan. Setiap kelompok terdiri dari dua puluh orang namun tak harus semua menampilkan pensi yang terpenting adalah salah satu ada yang menampilkan pensi.

"Yang kpopers ada gak nih? kalo ada mereka aja lah suruh Dance, atau yang bisa dance sok lah kalian aja tampil," ucap salah satu laki-laki tampan yang berada dalam kelompok yang sama dengan Aneska.

"Nah boleh tuh," setuju beberapa orang yang berada dalam kelompok tersebut.

"Penindasan atas kaum kpopers nih," ucap Sandra sambil menggeleng.

"Tunjukkan jika kalian kpopers bukan kaum lemah yang gampang di tindas," kompor laki-laki yang tak menyarankan untuk menampilkan Dance.

"Bacot sia anying," ucap salah satu anggota kelompok mereka juga.

Selanjutnya mereka masih membahas tentang pensi apa yang akan mereka tampilkan. Sampai saat di setujui mereka langsung berlatih dengan sedikit waktu yang mereka miliki.

****

Thank for Reading all

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height