BarraNeska/C7 Chapter Six
+ Add to Library
BarraNeska/C7 Chapter Six
+ Add to Library

C7 Chapter Six

Happy Reading all.

***

Acara pensi kali ini bukan saja hanya disaksikan oleh siswa-siswi kelas sepuluh dan anggota osis, tapi untuk siswa-siswi FHS yang ingin menonton maka dipersilahkan untuk menonton karena kali ini pensi di tampilkan di lapangan utama yang biasanya dijadikan tempat untuk upacara.

Kelompok Aneska sudah memutuskan jika mereka akan membawakan dance dari salah satu anggota girl grup korea yang tak lain adalah Jennie blackpink. Aneska yang memang sudah mengikuti ekskul dancer dari SMP pun kini ikut berpartisipasi bahkan gadis itu yang akan menjadi center.

Waktu istirahat ini ia gunakan untuk latihan bersama dengan temannya yang lain. Bahkan saat Aezar datang untuk mengajaknya ke kantin Aneska menolak. Namun sahabatnya itu dengan berbaik hati datang kembali menemui Aneska untuk membawakan air mineral serta roti untuk Aneska. Sungguh sangat perhatian bukan.

"Wah Nes, lo keren banget," puji Sella yang sedari tadi terus memfokuskan penglihatannya untuk melihat Aneska dan temannya yang lain yang ikut untuk berpartisipasi.

"Thank ya," ucap Aneska dengan senyumannya lalu meneguk air mineral yang tadi Aezar belikan untuknya.

Tak lama salah satu anggota osis meminta mereka untuk berkumpul dan memulai acara selanjutnya. Aneska bahkan kini sudah panas dingin bahkan baginya ini bukanlah yang pertama kali karena memang ia adalah anak dc yang kerap kali tampil untuk dance.

Satu persatu dari mereka mulai tampil dan membawakan pertunjukan mereka. Ada yang bernyanyi, Dance, dll. Mereka terlihat begitu menikmati penampilan yang teman-teman mereka persembahkan hingga sampai pada anggota osis yang menjadi mc memanggil nama kelompok Aneska. Mereka terlebih dulu berdoa sebelum berjalan ke arah tengah lapangan.

Suara musik yang menggema membuat banyak sorakan mereka dapatkan. Apa lagi di saat Aneska dan teman-temannya memulai dance mereka. Banyak kaum adam yang terus bersorak dengan sesekali memberikan siulan.

"Yang tengah seranghae," suara teriakan seperti itu terus mereka berikan dan yang berada di tengah adalah Aneska yang menjadi Canter.

Aneska memang terlihat begitu cantik dan menggoda saat sedang dance karena ekspresi menggoda yang dilancarkan gadis itu dan bagaimana apiknya Aneska saat menampilkan dance nya.

***

"Aneska mana?" tanya seorang laki-laki yang kini tengah duduk bersama sahabatnya yang lain untuk memakan makan siang mereka di kantin. Dan kalian pasti tahu siapa yang kini tengah bertanya? Ya laki-laki itu adalah Barra.

"Lagi latihan katanya tar mau tampil buat pensi penutupan Mos," ucap Aezar memberitahukan Barra yang hanya mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut apa yang akan gadis itu tempilkan.

"Seru nih tar liat degem kali aja ya kecantol sama gue," ucap Dion dengan senyuman jahilnya.

Sahabatnya yang lain hanya bisa menggeleng melihat tingkah sahabatnya yang satu itu. Kini mereka hanya berempat karena seperti yang sudah Falix katakan, hari ini ia pergi ke New York.

"Lo ikut Bar?" tanya Aezar pada Barra, karena biasanya saat ada acara seperti ini maka Falix dan Barra malah akan lebih memilih untuk nyebat di rooftop atau tidur di basecamp mereka tanpa mau repot-repot ikut menonton.

"Ya pasti kali ini Barra ikut lah, kan Aneska mau pensi," ucap Cakra yang malah menjawab pertanyaan yang sebenarnya bukan untuknya. Barra sendiri hanya menjawabnya dengan anggukan membuat sahabatnya tersenyum jahil melihatnya.

Tak lama suara salah satu anggota osis dari pengeras suara meminta murid kelas X untuk berkumpul dan mengatakan jika Pensi akan segera dimulai.

"Duluan," ucap Barra pada sahabatnya yang membalasnya dengan anggukan.

Laki-laki itu berjalan ke arah tempat stand penjual minuman, mengambil air mineral setelah membayarnya barulah ia pergi untuk menyusul sahabatnya yang sudah lebih dulu menuju lapangan utama.

Barra mencari sahabatnya yang ternyata berada di barisan belakang dekat dengan pohon bonsai yang terdapat tempat duduk dan begitu sejuk. Namun kini bagi temannya tempat duduk tersebut sudah beralih fungsi sebagai pijakan agar tinggi dan dapat menyaksikan dengan jelas pensi di depan.

Barra berjalan ke arah sahabatnya dan ikut berdiri di antara mereka. Dion dan Cakra terlihat begitu heboh saat yang tampil adalah para cewek. Barra hanya diam menyaksikan dengan wajah datarnya.

"Yon itu bukannya pacar lo?" tanya Cakra sambil menunjuk gadis yang kini tengah bernyanyi sambil diiringi petikan gitar oleh seorang laki-laki.

"Eh iya anjir, si Manda mau ngikutin gue apa gimana nih?" tanya Dion dengan kesal melihat kekasihnya yang tengah bernyanyi sambil diiringi petikan gitar oleh seorang laki-laki.

"Mampus lo, kalo cemburu gue ketawain," ucap Aezar dengan tawanya yang kini sudah meledak melihat raut wajah kesal sahabatnya yang satu itu.

Dion memang sudah memiliki kekasih, namun kupu-kupu satu itu selalu saja mencari gadis lain sebagai temannya saat ingin keluar malam atau hanya dijadikan pacar beberapa jam oleh Dion untuk ia ajak ke club. Kalian tahu mengapa Dion melakukan hal tersebut? Karena ia tak ingin kekasihnya terlibat pergaulan bebas dan pergi ke tempat seperti club ataupun hanya keluar malam dengan laki-laki.

Baginya seorang gadis tak pantas keluar malam dengan laki-laki termasuk dirinya sendiri karena mereka hanya pacaran. Dion terlalu sayang pada kekasihnya hingga ia begitu menjaga kekasihnya itu, namun tanpa ia tahu justru perbuatannya yang seperti itu menyakiti kekasihnya.

Sahabat Dion tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan apa alasan Dion untuk selalu berganti pasangan setiap malam, padahal ia sudah memiliki kekasih. Yang mereka tahu Dion hanya kupu-kupu yang tak bisa hanya hinggap dan menabur sari pada satu bunga.

I'll admit, I was wrong, what else can I say, girl?

Can't you blame my head and not my heart?

I was drunk, I was gone, that don't make it right, but

I promise there were no feelings involved, mmh

Sepenggal lagu yang kekasih Dion itu nyanyikan kini justru membuat sahabat Dion tertawa dan Barra pun tersenyum mendengarnya sedangkan Dion hanya menatap kesal pada kekasihnya itu.

"Apa dia lagi nyindir lo?" tanya Barra dengan senyumannya dan menggeleng sedangkan Dion segera berjalan ke arah kekasihnya saat Manda sudah selesai tampil.

Pertunjukan selanjutnya adalah kelompok Aneska. Bisa Barra lihat gadis itu kini tengah berjalan ke arah lapangan dengan keenam anggota kelompoknya yang lain mereka membentuk formasi dengan Aneska yang berada di tangah.

lagu mulai diputar. Suara sorakan kaum adam begitu ramai terdengar. Apalagi saat Aneska menunjukkan Dance yang menurut kaum adam begitu sexy. Sial rasanya ia ingin menutup seluruh mata laki-laki yang melihat hal tersebut.

"Aneska sekseh juga ya, beh idaman," ucap Cakra sambil menatap lurus pada Aneska dan hal itu langsung saja mendapatkan pukulan di kepalanya oleh Barra yang sudah memukulnya dengan air mineral.

Setelah melihat Aneska selesai dengan segera ia berjalan meninggalkan sahabatnya dan berjalan menuju Aneska. Setelah menemukan gadis itu tengah berbicara dengan temannya. Barra segera menariknya membawa gadis itu untuk pergi dari sana.

Aneska yang ditarik oleh Barra terus saja meronta meminta untuk dilepaskan. Namun Barra seakan menulikan pendengarannya dan melanjutkan jalannya menuju taman samping sekolah yang kini terlihat begitu sepi.

"Gue gak suka liat lo nari-nari gitu," ucap Barra to the point.

Mendengar ucapan Barra, Aneska malah mengerutkan keningnya bingung. Lagi pula Barra siapa? bari melarangnya melakukan apapun. Aneska suka Dance lalu untuk apa ia menuruti laki-laki gila ini? ia bebas melakukan apapun yang ia suka bukan? Barra juga bukanlah siapa-siapanya.

"Lah lo kenapa? emang lo siapa gue?" tanya Aneska dengan tatapan kesal nya.

"Kalo gue bilang gak suka ya gak suka. Dan mulai hari ini, jam ini, menit ini, dan detik ini lo pacar gue. Gue gak nerima bantahan," ucap Barra dengan tegasnya membuat Aneska mengerjapkan matanya berkali-kali menatap tak percaya pada Barra yang kini masih berdiri kokoh di depannya.

"Ck lo emang gak tahu cara nyatain cinta, harusnya lo tain dulu," ucap Aneska sambil menggeleng. Bukannya ia berharap Barra akan menembaknya hanya saja jika Barra memberinya opsi maka ia bisa menolaknya. Lagi pula ia baru mengenal Barra bahkan mereka tak akrab dan kini tiba-tiba laki-laki itu malah mengklaim Aneska sebagai kekasihnya. Sungguh gila.

"Lo mau gak jadi pacar gue? pilihannya cuma mau dan mau banget," ucap Barra yang mengatakannya tanpa ekspresi dan wajah datarnya.

Kali ini Aneska benar-benar dibuat melongo oleh ucapan dan tingkah laki-laki tersebut yang di luar ekspektasinya. Ia kira laki-laki itu begitu susah untuk ditaklukan tapi lihatlah bahkan saat Aneska tak melakukan apapun untuk menarik perhatian laki-laki itu Barra malah dengan mudah mengklaim dirinya.

"Nih buat lo," ucap Barra sambil memberikan minuman yang sudah dibelinya untuk Aneska. Sensasi dingin dari air mineral tersebut membuat Aneska tersadar dari lamunannya. Tapi laki-laki yang memberinya air tersebut malah sudah pergi berjalan meninggalkannya yang masih dibuat terkejut.

"Barra," teriak Aneska pada laki-laki yang kini sudah berjalan meninggalkannya itu.

"Iya sayang tar pulang sekolah gue yang anter," ucap Barra juga ikut berteriak membuat Aneska membulatkan matanya mendengar hal tersebut. Untung saja kini di teman samping sekolah tampak sepi.

***

Di sisi lain kini Dion terus menarik tangan gadis nya untuk menuju gudang belakang. Setelah tadi ia mencari keberadaan gadis itu dan bertengkar sedikit dengannya itu akhirnya Manda mengalah dan memilih untuk mengikuti Dion yang berjalan lebih dulu darinya sambil menarik tangan Manda.

"Kamu ngapain sih pensi sama Dia? Aku gak masalah kamu nunjukin suara kamu tapi aku gak suka kamu berhubungan sama cowok lain," ucap Dion dengan tegasnya.

Kini Manda sudah berada dalam kukungan Dion yang mengapitnya dengan kedua tangan laki-laki itu sebagai kukungan dan menghimpit Manda di dinding.

"Aku cuma nyanyi dia cuma main gitar. Bukan saling pegangan tangan, ciuman, pelukan, keluar malam, atau ke club bareng," ucap Manda sambil menyindir Dion yang jelas langsung tersindir mendengarnya.

Ia tahu jika Manda tengah menyindirnya bahkan lagu yang gadis itu nyanyikan juga menyindir nya. Gadis nya itu sungguh sangat pintar menyindir, entah bagaimana bisa ia bisa tertarik dengan gadis suka menyindir seperti Manda.

Manda adalah adik kelasnya dulu saat SMP. Hubungan itu begitu awet walau sering ada orang ketiganya. Manda begitu tahan dengan sikap Dion. Walau ia tahu apa maksud Dion melakukan hal itu tetap saja ia merasa kesal dan sakit hati. Lagi pula siapa yang tak sakit hati melihat kekasihnya bersama dengan gadis lain? Bahkan terkadang wanita yang dibawa Dion adalah wanita bayaran yang ia sewa dari club.

"Kamu nyindir aku?" tanya Dion yang sebenarnya tak perlu lagi dijawab karena ia sudah jelas mengetahui jawabannya.

"Tau Majas Retoris kan?" tanya Manda dengan senyuman sinisnya pada Dion.

"Ck tau ah, ayo ke kantin," ucap Dion sambil menarik tangan Manda untuk ikut dengannya ke Kantin.

Sebelumnya ia tak pernah mengajak gadis ke kantin karena memang jika siang hanya Manda kekasihnya. Dan selama Manda sekolah di sini pun hanya kali ini ia mengajak Manda untuk duduk dengannya di kantin.

***

Setelah upacara selesai Siswa-siswi sudah bisa pulang. Aneska dengan terburu-buru meraih tas nya dan segera pergi. Bukannya apa hanya saja ia takut Barra akan menepati ucapannya dan mengantarnya pulang kini ia harus menghindari Barra. Dekat dengan Barra pasti tak akan berujung baik entah untuk hatinya yang mungkin saja akan lemah untuk Barra atau fisiknya yang akan terkena bully dari Fans Barra.

Bukannya Aneska takut pada fans Barra tapi untuk saat ini rasanya menghindar lebih baik daripada mencari masalah. Aneska kini berjalan dengan tergesa keluar dari sekolah namun baru saja ia keluar dari gerbang sudah ada yang mencekal tangannya.

Aneska memejamkan matanya berharap jika itu bukanlah Barra. Namun sepertinya dewi fortuna sedang tidak berpihak padanya. Setelah mendengar laki-laki itu membuka suara dapat ia simpulkan dengan mendengar suaranya jika itu adalah Barra.

"Mau kemana hm?" tanya Barra dengan suara datarnya.

Aneska membalikkan tubuhnya dan dapat ia lihat Barra yang tengah mengerutkan keningnya dengan alisnya yang naik sebelah. Melihat itu Aneska malah menatap kesal pada Barra. Mengapa laki-laki itu datang di saat yang tidak tepat? sial.

"Ya mau pulang lah," ucap Aneska dengan kesalnya menjawab pertanyaan Barra.

Kini ia terlihat begitu berani menantang laki-laki itu walau sebenarnya kini ia tengah berusaha mengontrol ketakutan saat melihat Barra yang kini tengah menatap tajam padanya.

"Gue udah bilang kan lo balik sama gue," ucap Barra dengan nada tegasnya.

Kini mereka sudah menjadi pusat perhatian karena baru kali ini mereka melihat Barra berinteraksi dengan seorang gadis, biasanya malah laki-laki itu sangat menghindari kaum hawa.

"Tapi gue ogah," ucap Aneska dan hendak pergi dari sana namun seperti sebelumnya Barra malah menarik tangannya dan membantunya atau lebih tepatnya memaksa Aneska untuk masuk ke dalam mobilnya.

Dan lagi tak ada yang bisa Aneska lakukan selain pasrah saja. Mungkin juga setelah ini hidupnya di FHS tak akan tenang karena Fans laki-laki itu yang mungkin saja akan mengamuk padanya.

***

Thank for Reading all

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height