C22 Nyonya
Aku menggeliatkan tubuh yang baru saja tersadar dari tidur nyenyak. Kututup mulut dengan sebelah tangan saat kantuk kembali menyerang dan mengakibatkan mulutku menganga lebar.
Jam menunjukkan pukul empat sore, aku harus segera bersiap untuk pergi bekerja, menjadi pelayan bayi besar itu tentunya.
Tapi sebelum itu, aku menghela napas dalam. Perasaan sialan ini, kian hari kian membumbung tinggi