Bondage Dreamer/C6 Stay With Me
+ Add to Library
Bondage Dreamer/C6 Stay With Me
+ Add to Library

C6 Stay With Me

Valery membasuh dirinya, dibawah pancuran air shower, kepalanya mengadah keatas merasakan sensasi air yang membasahi seluruh kulitnya. Rambut hitam legamnya ia biarkan terurai basah, air melewati bibir ranum berwarna peach tersebut. Turun keleher jenjang dan berakhir didada hingga turun keseluruh tubuhnya.

Kedua telapak tangannya ia tempelkan kedinding, sesekali gadis itu mengembuskan nafas kasar. Ingin sekali menangis namun ia menyadari kesedihannya seakan tak berguna, seharusnya ia menyadarinya dari dulu. Hidupnya sungguh tidak ada artinya, tubuhnya telah hancur dan yang paling menyakitkan ia telah menghianati bibinya kandungnya sendiri, semua itu karena pria itu.

Jika saja semua itu tak terjadi...

Jika saja ia tidak candu pada tubuh kekar itu...

Jika saja ia tidak pernah memasuki rumah ini dan memporak-porandakan rumah tangga bibinya...

Jika saja..

Jika saja..

Jika saja..

Bagai kaset rusak, kata itu selalu terbayang diotak Valery. Dan bodohnya ia baru menyadarinya setelah semuanya sangat terlanjur.

Tubuh Valery berguncang hebat, air matanya tak terlihat karena bercampur dengan air shower. Namun kedua matanya memerah menandakan ia menangis dalam diamnya.

Cukup lama ia berada didalam kamar mandi dengan posisi seperti itu.

***

Beberapa menit kemudian, Valery keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan tubuh dan rambutnya. Tubuhnya sedikit rileks sekarang setelah diguyur air hangat.

Valery memakai pakaiannya, kaos polos dan celana jeans panjang. Ia langsung menyambar tas selempang miliknya dan keluar dari kamar, tak perduli dengan tampilannya yang acak-acakan, Valery hanya ingin menenangkan diri.

Ia turun dari tangga menuju pintu keluar, hari sudah sangat malam. Namun lampu diruang tamu tengah redup, Valery tak perduli dan terus melangkah dalam kegelapan.

Ia membuka kenop pintu,

"Terkunci?" Ujarnya pada dirinya sendiri, Valery meraba kunci pintu namun tak ada ditempatnya. Ia kemudian meraba-raba dinding mencari saklar lampu, berharap dapat menerangi pandangannya yang gelap diruangan ini.

Valery mulai tergesa-gesa, tak lama ia menemukan tombol lampu dan menyalakannya, lalu....

Lampu menyala dengan terang, ia mencari kunci namun tak urung menemukannya disekitaran kenop pintu. Namun kesibukannya terhenti ketika ia menyadari sesuatu.

Gadis itu berbalik badan, diujung ruangan pria itu duduk disofa seraya menyilangkan kaki dan mendekap kedua tangan didepan dada.

Pandangannya begitu tajam dan raut wajahnya terlihat menyeramkan dari biasanya.

"Chris?" Ucap Valery pelan karena terkejut.

Pria berumur 40 tahunan tersebut beranjak dari duduknya, Valery hanya bisa beringsut mundur karena takut ketika pria itu dengan langkah besarnya menuju Valery.

"Aku hanya ingin pergi, please Chris" Valery memohon, wajahnya tetap tenang namun jantungnya saat ini berdegub tak karuan.

"Kau tidak boleh pergi dari rumah ini selangkahpun, ingat itu Valery!" ancam Chris, ia lalu menarik lengan gadis itu dengan kasar.

"No Chris... please!" Valery terus memohon tanpa pria itu menghiraukannya.

Chris terus menggeret Valery kembali kekamarnya, membuat gadis itu menjerit histeris.

Valery meronta, ketika mereka berdua tiba dikamar milik Valery. Ia menjerit dan terus mengumpati Chris tidak jelas, sementara Chris memeluk tubuh Valery dari belakang yang terus ingin pergi darinya.

"Let me go! F*ck you!" Umpat gadis itu.

"Shh!!! Easy baby... Easy....!"

Chris mencoba menenangkan Valery, mengecup kepala gadis itu. Hati Valery yang labil akhirnya hanya bisa terdiam dengan rambut acak-acakannya dan masih berada dalam pelukan pria itu, meski kini air matanya jatuh membasahi wajah mulus itu.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height