Bring Me Heaven/C7 Sweet Revenge
+ Add to Library
Bring Me Heaven/C7 Sweet Revenge
+ Add to Library

C7 Sweet Revenge

Nikolai memegang selembar foto seseorang, seperti melihat hantu ia tak begitu yakin dengan apa yang dilihatnya saat ini. Tubuh tegap dengan lengan berotot itu tak mampu menahan getaran ditubuhnya, takut dan khawatir jika nonanya mengetahui hal ini. Atau mungkin ana akan bertambah syok. Namun nikolai harus tetap melaporkannya kepada anastasia, jika tidak ia pasti akan mengamuk. Bagaimana tidak? Seseorang baru saja meninggalkan ana dengan tanpa busana dan dalam keadaan setengah mabuk, anapun tak henti-hentinya mengumpat kata-kata kasar seharian.

Anastasia memerintahkan nikolai untuk memeriksa seluruh rekaman CCTV dibar miliknya saat kegaduhan berlangsung, nikolai melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa seseorang itu adalah alex atau kalvian. Nikolai menekan tombol pause saat wajah itu terlihat dengan jelas dan mencetaknya, kini ia memegang foto tersebut dengan rasa bimbang. Tak mungkin alex atau kalvian masih hidup sedangkan ia melihat dengan jelas pemakaman alex beberapa tahun silam.

"ahh.. Shit!" umpat nic.

Sementara itu, anastasia masih berada didalam ruangan pribadi bar miliknya. Ia bangun dari pembaringan dan memunguti pakaian yang tercecer dilantai. Ana masih tak habis pikir, bagaimana mungkin seseorang dapat menaklukan dirinya dan berakhir diatas ranjang. Ia terduduk dilantai yang dingin, masih dalam keadaan naked ana meringkuk.

Setiap kali ia ingin bercinta, wajah alexander selalu muncul. Inilah yang membuatnya tak dapat menghianati cintanya sendiri, sebulir bening menetes melewati pipi yang kian tirus tersebut. Membasahinya yang setelah beberapa tahun kering tanpa air mata semenjak kepergian cintanya.

"alex.... Hiks..hiks... Sakit...." ana memegangi dadanya yang perih, tiap hari dan tiap waktu ia memikirkan alex perihnya semakin bertambah. Selama beberapa tahun ia menahan luka, luka yang tak seorangpun dapat menyembuhkannya.

Anastasia beranjak dari duduk dan memakai pakaiannya kembali. Ia memperhatikan disekeliling ranjang yang berantakan, mata indahnya tertuju pada sesuatu diatas bantal dengan cantiknya, sebuah mawar hitam...

...

Nikolai menuju ruangan pribadi milik anastasia. Ketukan sepatu berat nikolai terdengar beraturan tak seperti hati dan pikirannya saat ini yang sedang kacau. Ia masih menelusuri maksud dari semua kejadian ini, jika benar itu alex tak mungkin ia meninggalkan ana. Namun jika kalvian maka ia akan kedatangan musuh lama, ia harus menghubungi andrew jika memang benar kalvian masih hidup.

Tok...tok...

"come in!" terdengar suara lembut dari dalam ruangan, nikolai membuka pintu dengan sangat hati-hati. Ia melihat anastasia duduk dikursi kebesaran miliknya dengan rambut tergurai, lagi-lagi ia harus melihat nonanya seperti ini. Pandangan kosong dan rambut yang tak terurus, dan yang terpenting nikolai memperhatikan sesuatu yang berada digenggaman ana.

"black rose my lady?" nikolai mencoba membuka kata dengan menanyakan benda yang sedari tadi mengganggu pikirannya. "laporanmu nic?" tanya ana tanpa menghiraukan pertanyaan nikolai, sementara ana hanya memutik satu-persatu bagian kelopak mawar tersebut tanpa melihat nikolai.

"uh.. Hm.. Baik my lady" gagap nic

Bilang tidak... Bilang tidak.... Batin nic. Dan saat ini iapun masih bingung untuk memperlihatkan foto yang sedari tadi berada dibalik jasnya.

Brakkk!!!

"AKU BILANG LAPORANMU, NIC!!!"

Bentak ana yang pada akhirnya membuat nikolai terkejut akibat gebrakan meja dan teriakan ana.

"b-baik nona" gagap nic

"uh... Uhm... Saya pikir nona akan terkejut melihat pria yang berhasil masuk kesini dan... Uh...." nikolai menghentikan ucapannya dan mengeluarkan foto tersebut.

"tak perlu nic!" potong ana, sementara nikolai mengernyitkan keningnya bingung. "sepertinya aku sudah mengetahui siapa penyusup itu, dan aku akan menjebaknya agar dia keluar dari persembunyiannya" jelasnya sambil memperhatikan mawar yang telah habis kelopaknya. "maksud nona?" tanya nic penasaran, apakah nonanya telah sadar itu adalah alex atau kalvian.

"Mon Amour" gumam ana.....

***

Musim panas dibulan juni menjadi kegemaran semua orang yang berlalu lalang di Krasnaya Ploshad. Tak terkecuali pemilik mata elang tersebut, duduk disebuah kursi sendiri tanpa tujuan dan maksud tertentu. Hanya duduk, pandangan lurus kedepan namun kosong. Hampa...

Ia merasa seperti seorang pengecut yang tak dapat membongkar identitasnya kepada istrinya sendiri, namun semua itu bukan tanpa alasan. Mungkin benar yang dikatakan andrew, tidakkah ia mencintai ana? "любовь" kata terkutuk yang selalu menghantui harinya semenjak pertemuan dengan anastasia. Haruskah ia menyerah dengan perasaan ini? Ia tertunduk memikirkan segala sesuatu yang berhubungan dengan cintanya.

Sementara dari kejauhan seseorang memegang senapan SV-338, mengarahkannya tepat ditubuh alex. Namun ia masih menunggu, menunggu perintah dari sang atasan untuk menarik pelatuknya. Ia tak habis pikir, akan menembak seorang alexander walaupun dibawah perintah. Mungkin jika ia berhasil, ia akan bernasib sama dengan Leonard dan berakhir menjadi buruan pengawal alex yang paling ditakuti diseluruh bumi moskow, Andrew....

"where are you brother?" gumamnya.

Seharusnya ia dapat melacak keberadaan andrew dengan mudah, namun entah mengapa beberapa hari ini menjadi terasa sulit bagi nikolai untuk berkonsentrasi. Beberapa kali nikolai menghubungi andrew tak kunjung ada jawaban. Jika anastasia memberi perintah untuk menembak pria tersebut, berarti dia adalah kalvian. Jika bukan, tidak mungkin ana akan memberi perintah segila itu, batin nikolai.

Dibelakang nikolai, anastasia beserta seluruh pengikutnya bersembunyi dibalik gedung. Bibir merahnya tersenyum mengetahui cintanya masih hidup, dan ia akan memberi sedikit permainan karena pria itu dengan tega meninggalkannya selama beberapa tahun ini dengan dua malaikat yang tak pernah ia kunjungi. "well baby, let's start the game that you've started years ago" ana menampilkan smirknya sambil memberi perintah kepada nikolai dari kejauhan.

Nikolai yang melihatnya hanya bisa mengelus dada, sanggupkah ia? Ini bukan tugas mudah untuk menembak alex atau kalvian. Seperti menembak seekor naga yang jika terkena sekali maka ia akan membalas berkali-kali.

Kring...kring....

Suara handphone berdering dari dalam saku nikolai, ia melihat kelayar dan tertulis nama andrew. Akhirnya nikolai dapat bernafas lega, ia menggeser tombol hijau dan mendengarkan...

"brother?" panggil nikolai.

"jangan ikuti perintah anastasia, nikolai!" tanpa basa basi suara andrew diseberang telepon.

"apa? Bukankah dia Kalvian? Ternyata dia masih hidup andrew" tanya nikolai bingung

"nikolai, sialan kau! Kau tak mengerti, jangan tembak dia atau aku akan mencarimu!" ancam andrew

"apa maksudmu andrew?"

"dia adalah alexander...."

Tuut...tuut...

"sial!!" umpat nikolai setelah sambungan telepon terputus, nikolai memperhatikan pria tersebut. Benarkah disana alex yang sedang duduk? Lalu mengapa anastasia ingin memberi perintah untuk menembaknya? Apakah anastasia tak mengetahuinya?

"nikolai!" teriakan pelan ana menyadarkannya dari lamunan, ana melotot kearahnya dari kejauhan. Karena sedari tadi nikolai tidak menjalankan perintahnya, bingung. Keringat dingin mencucur dengan deras dari dahi nikolai, ia tak mungkin membunuh alex namun disisi lain nikolai telah menjadi pengikut setia anastasia.

Dada anastasia naik turun menahan amarah, ia akan menyelesaikan nikolai saat ini juga jika senapan itu tak berhasil menembus tubuh alex. Ana keluar dari persembunyian memberikan isyarat kepada para pengikutnya agar tak mengikuti dirinya. Dengan langkah anggun namun mematikan ia menghampiri andrew....

Plakkkk!!!

"SHOOOT HIM!!!" teriak ana dengan nada tinggi dan setengah melotot kearah nikolai.

Nikolai tak dapat melawan ana, ia kembali kesenapan miliknya tanpa fokus kearah mana yang akan ia bidik. Pada akhirnya ia berdoa dalam hati dan menekan pelatuknya...

Shuuut!!!!

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height