+ Add to Library
+ Add to Library

C2 2

"Budak di atas Ranjang

Author by Natalie Ernison

...

"Kediaman Keluarga Vedrow"

Belle mulai mencari pekerjaan baru, setelah ia kehilangan pekerjaan pertamanya akibat keegoisan ayahnya.

"Ayah, berhentilah bermain judi, tolong jangan buat masalah dengan para mafia itu lagi." Ucap Belle.

Plak! Mr. Ved ayah dari Belle pun seketika itu juga memukul wajah Belle.

"Kau hanyalah anak kemarin sore yang tidak mengerti urusan orang tua.jangan campuri urusanku lagi!" Bentak Mr. Ved.

Belle benar-benar muak dengan tindakan dari ayahnya, ia bahkan telah berkorban besar demi kebebasan ayahnya. Namun ia justru menerima perlakuan kejam dari ayahnya.

"Tidakkah ayah berpikir dengan kesehatan ibu? Berhentilah berbuat onar di luar sana,"

"Diam! Kau tidak tahu apapun lebih baik tutup mulutmu! Jika kau merasa muak dengan ayah penjudimu ini, kau bisa keluar dari rumah ini!" Bentak Mr. Ved.

"Hentikan ayah, kau sudah sangat keterlaluan!" teriak Mrs. Ved, ibu dari Belle.

"Rumah ini akan segera disita oleh para rentenir bank, lebih baik kalian segera berkemas. Kita akan pergi ke rumah baru." Ucap Mr. Ved, lalu duduk dengan sebatang rokok di tangannya.ia terlihat begitu santai dan tidak terlalu peduli.

"Ayah, mengapa ayah melakukan hal ini? apakah ayah sudah gila?" teriak Belle penuh keputusasaan.

Sementara itu para rentenir sudah tiba di halaman rumah. Mereka mengusir paksa keluarga Belle dan bahkan berlaku kasar pada ibu Belle.

"Ibu! Kalian jangan sakiti ibuku!" teriak Belle. Saat mendapati para pria bertubuh tinggi kekar mendorong ibunya, karena mencoba untuk bernego.

"Cepat pergi dari sini, atau kami akan bertindak kasar!" Bentak para pria besar itu.

Bugh bugh! Mereka bahkan memukul Mr. Ved di depan Belle juga ibunya.

"Hentikan! Jangan pukul lagi..." Jerit Mrs. Ved penuh kesedihan.

"Dasar keluarga sampah, kalian hanya dapat menikmati namun tidak datang bertanggung jawab."

***

Keluarga Belle pergi menuju sebuah rumah susun sederhana yang akan menjadi tempat tinggal baru mereka. Tempat yang sangat sempit dan juga berisik.

Belle benar-benar tidak sanggup dengan keadaan keluarganya saat ini, namun ia juga tidak dapat menghindarinya. Belle hanya dapat bekerja keras untuk kehidupan yang jauh lebih baik ke depannya.

Belle terus pergi ke perusaan-perusahaan untuk melamar pekerjaan. Namun belum juga mendaparkan panggilan kerja. Akhirnya, Belle mencoba untuk membuat jasa les private bahasa asing, seperti kemampuannya selama ini.

Namun, hasil dari les private itu tidaklah cukup untuk menutupi biaya sewa rumah susun bahkan untuk penghidupan sehari-hari.

... ...

Di bawah terik matahari, Belle masih berjuang untuk kehidupan keluarganya. Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang kerap kali jatuh sakit akibat terlalu memikirkan perbuatan ayahnya. Sedangkan ayahnya ialah seorang pengusaha biasa, dan semua hasil itu habis dimeja judi juga alkhohol.

Drrtt... satu panggilan baru...

Belle: "Hallo.."

"IzBelle, kaukah itu? Yang sedang duduk di bawah pohon?" Tanya seorang pria dari balik panggilan tersebut.

Belle mulai memandangi sekelilingnya, dan tak juga mendapatkan jawaban.

"Belle!" ucap seseorang mengejutkan Belle.

"Andrew!" Ucap Belle dengan sorot mata membulat.

"Ah, kupikir aku salah. Sudah cukup lama, bukan?" ucap pria yang bernama Andrew.

Andrew adalah sahabat Belle selama berada di perkuliahan, mereka sama-sama dikenal dengan kecerdasan masing-masing.

Andrew Caprio

Andrew Caprio

"Bagaimana kabar keluargamu?" Tanya Andrew

"Bagaimana kabar keluargamu?" Tanya Andrew.

Dengan wajah sendu, Belle pun tersenyum. "Semuanya baik-baik saja." Ucap Belle dengan senyuman terpaksa. Walau bagaimanapun juga, Belle tidak mungkin membeberkan permasalahan yang terjadi di dalam keluarganya, sekalipun itu adalah seorang sahabat.

"Belle, kita sudah sahabat sejak pendaftaran masuk perkuliahan. Bagaimana bisa kau berbohong padaku."

"Andrew, aku tidak bermaksud.."

"Aku baru saja melewati pabrik milik paman Ved, dan disana tertulis "Pabrik ini disita". Andrew terlihat perihatin dengan keadaan keluarga Belle.

Belle tersenyum sendu sembari menghela napas pelan.

Andrew melihat penampilan Belle yang terlihat rapi, dan sebuah map berada di tangannya. Terlihat jelas, Belle sedang mencari pekerjaan.

"Menu di kedai paman kecil sudah bertambah. Mau mencobanya?" Andrew menarik tangan Belle begitu saja, dan sebuah mobil sport mewah sudah terparkir disisi jalan.

***

"Kau selalu sukses seperti biasanya." Puji Belle.

"Ah, aku hanya melanjutkan bisnis orang tuaku. Tidak ada yang perlu dibangga-banggakan." Ucap Andrew.

"Tapi itu sangat luar biasa. Karena tidak semua anak dapat melanjutkan kesuksesan orang tuanya. Bukankah begitu?" ucap Belle tertawa. Keduanya terlihat begitu dekat satu sama lain. Belle seakan melupakan sejenak permasalahannya, dan berusaha untuk menikmati waktu bersama mereka.

~ ~ ~

Mereka duduk berhadapan di sebuah kedai favorite sejak masa kuliah.

Dari seberang sisi jalan, sebuah mobil hitam terlihat sedang mengamati Belle yang sedang bersama Andrew.

"Belle, aku sudah bicarakan dengan seorang teman. Kau dapat langsung bekerja besok." Ucap Andrew tiba-tiba.

"Andrew, sejak kapan kau memberitahu temanmu tentangku? Bukankah kita baru saja bertemu hari ini?"

"Aku baru saja mengirimkannya email curriculum vitae milikmu." Ucap Andrew dengan wajah tersenyum bahagia.

"Andrew, ini sangat mengejutkan! Terima kasih atas bantuanmu."

"Yah, itu sudah sewajarnya Belle. Aku senang dapat membantu. Bersemangatlah untuk hari pertamamu diterima di sana."

"Baik."

"Temanku adalah seorang manager di perusahaan tersebut. Maka bekerjalah dengan giat."

Hmm.. Belle mengangguk girang dan melanjutkan makan.

***

"Gedung perusahaan Tiger Group"

Hari ini adalah hari pertama Belle bergabung. Ia sangat beruntung, karena mendapatkan rekomendasi langsung dari sang manager.

Dengan wajah penuh senyuman harapan, Belle melangkah dengan penuh percaya diri.

Paras cantik, dan juga didukung dengan kecerdasan yang ia miliki, tentu saja menjadi daya tarik dalam jenjang karir Belle ke depannya.

Namun, setiap perjalanan karir yang lebih baik tidaklah semudah membalikan telapak tangan.

"Bawa gadis kecil itu ke ruanganku!" Titah seorang pria yang merupakan CEO perusahaan Tiger Group.

Tersenyum nakal dan penuh makna, seakan kedatangan Belle sudah sangat dinantikan.

"Akan ada kejutan besar untuk jalang kecilku.." ucap si pria.

****

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height