+ Add to Library
+ Add to Library

C3 3

"Budak di atas Ranjang

Author by Natalie Ernison

...

Besar harapan Belle dalam jenjang karirnya ke depan kelak. Namun, siapa sangka jika aka nada badai besar yang sudah menanti di depannya.

"Andrew sahabatku, aku tidak akan menyia-nyiakan kebaikanmu.." Belle melangkah maju dengan harapan dan juga tanggung jawab di kedua bahunya.

~ ~ ~

"Maaf tuan, Nona Belle sepertinya sedang mendapatkan tanggung jawab baru dari atasan yang mengurus pekerjaannya."

"Ah begitu rupanya.. baiklah, kau boleh keluar."

Pria yang sedang duduk di kursi CEO ialah Jordan Heron sang bos mafia yang telah melakukan transaksi dengan Belle pada malam itu. Sungguh sesuatu yang tidak pernah Belle bayangkan sebelumnya.

Selama beberapa pekan Belle bekerja seperti biasanya, dan ia juga masih belum bertemu secara langsung dengan Jordan, si pria yang telah bercinta dengannya di markas mafia pada saat itu.

.

.

.

"Nona Belle, kami mengandalkanmu." Ucap para pegawai lainnya, ketika tiba waktu bagi Belle untuk presentasi di depan para klien besar bahkan dari luar negeri. Dikarenakan Belle dapat menguasai beberapa bahasa asing, ia dipercayakan sebagai pembicara di depan.

Hari ini merupakan meeting penting antar klien dalam maupun luar negeri. Jika Belle berhasil melalui hal ini, maka jenjang karirnya sudah menanti di depan sana.

Belle melangkah dengan penuh percaya diri, dan ia pun mulai mempresentasikan perkembangan perusahaan Tiger Group. Semua sungguh sesuai harapan, Belle berhasil menyelesaikan presentasinya hingga akhir. Beberapa pemimpin muda juga sangat bangga sekaligus kagum pada prestasi yang Belle miliki.

Tanpa Belle sadari, sebenarnya Jordan sudah berada di tengah-tengah meeting tersebut.

"Sebagai penghormatan kami atas kerjasama ini, kami mengundang CEO sekaligus pemilik perusahaan Tiger Group untuk menyampaikan beberapa pesan bagi kita." Ucap Belle dengan penbuh senyuman percaya diri, disusul dengan tepuk tangan meriah mengiringi langkah sang CEO sekaligus pemilik perusahaan, si pria tampan.

Saat Jordan sudah melangkah mendekat, seluruh tubuh Belle seakan kehilangan keseimbangan. Tangannya sangat gemetar saat akan menyerahkan mix pada Jordan. Namun, Jordan bersikap layaknya orang asing dan lebih tepatnya sebatas atasan dan bawahan.

Senyuman ceria yang sejak awal Belle tempilkan, kini berubah muram dan hampir kehilangan kata-kata lagi.

"Terima kasih untuk Nona Izabelle Vedrow, atas bantuannya hingga malam ini." ucap Jordan dengan wajah tersenyum sekilas lalu melangkah pergi.

***

Usai membawakan rangkaian acara, Belle pun kembali ke aula peristirahatan bersama. Menyeduh secangkir teh panas dan juga sepotong cake di atas piring kecil. Baru saja berbalik untuk mengambil tempat, Jordan sudah duduk di samping kursi milik Belle.

Belle terpaksa bersikap biasa, walau sebenarnya ia sangat gelisah tak karuan.

"Tuan Jordan, suatu kehormatan bagi kami dapat bergabung bersama tuan." Ucap para rekan kerja Belle.

Ini adalah snack time, setelah sepanjang hari melaksanakan meeting bersama para klien maupun pimpinan besar.

Belle menyeruput teh miliknya tanpa menatap ke arah Jordan. Namun Jordan sedari tadi selalu menatap ke arah Belle.

"Nona Izabelle, sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya?" ucap Jordan seolah sedang mengingat sesuatu. Belle terdiam namun tetap berusaha untuk tersenyum.

"Ah, sungguh tuan?" balas Belle dengan tersenyum ramah.

"Benar-benar pandai bersandiwara.. aku tidak bisa menganggap gampang jalang kecil ini.." Jordan menyeringai setelah mengatakan hal itu.

"Apakah pria ini sudah sekian lama mengatahui keberadaanku, namun mencoba untuk mempermmainkanku.." Belle teta p bersikap hati-hati. Karena walau bagaimanapun juga, hubungan satu malam mereka tidak dapat dilupakan begitu saja.

"Nona Izabelle, manager memanggilmu!" Ucap salah seorang rekan. Akhirnya Belle memiliki alasan untuk pergi dari tempat itu, dan tentunya menjauh dari hadapan Jordan.

"Lihat saja ke depan nanti, kau tidak akan dapat lari dariku, jalang kecil.." Jordan hanya duduk manis, seolah sudah memiliki berbagai rencana nakal bagi Belle.

***

"Kediaman Keluarga Vedrow"

Pergi pagi, pulang hingga malam terkadang larut malam. Itulah rutinitas keseharian Belle semenjak ia mulai berkarir sebagai penanggung jawab divisi dan juga mendapatkan kepercayaan manager perusahaan.

Belle memandangi ruang tamu kediaman keluarganya terlihat terang, tak seperti biasanya.

"Ah, inilah putri semata wayang kami." Ucap Mrs. Ved menyambut kepulangan Belle.

Tak disangka lagi, Jordan sudah duduk di tengah keluarganya. Bahkan Mr. Vid pun berada di sana.

"Belle, ucapkan salam pada tamu istimewa kita," ucap Mr. Vid.

"Kinerja putri anda sangat baik." Puji Jordan.

"Apakah ada acara kecil-kecilan, bahkan aku tidak tahu?" timpal Belle yang berusaha tetap tenang.

"Belle, kau harus banyak bersyukur memiliki pemimpin seperti tuan Jordan. Karena beliaulah, ayah terbebas dari jerat hutang beberapa bulan lalu." Ucap Mrs. Vid, ibu dari Belle.

Sepertinya, keluarga Belle tidak mengetahui bahwa Jordan tak sebaik perkiraan mereka, pikir Belle kala itu.

"Belle, berikan rasa hormatmu pada tuan Jordan!" Bentak Mr. Vid, seketika itu Belle pun menunduk sembari memberikan ucapan terima kasih.

"Maafkan para bawahanku yang bertindak sesuka hati pada paman." Ucap Jordan ramah.

"Tidak masalah tuan Jordan. Sekarang aku sudah mulai meninggalkan kehidupan lamaku di meja judi. Semua hanya sia-sia.." ucap Mr. Vid.

"Maafkan putri kami, jika di perusahaan tuan, Belle menyebabkan masalah." Ucap Mrs. Vid. Belle hanya terdiam, ia sangat malas untuk terlibat topic malam ini.

"Belle adalah putri semata wayang di keluarga kecil kami, dan besar harapan kami pada Belle." Ucap Mr. Vid.

"Kuharap semua berjalan dengan baik." ucap Jordan.

"Belle, antarkan tuan Jordan ke parkir." Ucap Mrs. Vid.

"Baik ibu." Jawab Belle patuh.

... ...

Belle melangkah bersama dengan Jordan, sungguh suasana yang sangat canggung.

Tepat di area tangga turun, Jordan menghentikan langkahnya.

"Kau putri kebanggaan keluarga, tapi sangat disayangkan, putri satu ini sudah rela menyerahkan masa depannya pada seorang pria yang bahkan tidak ia kenal." Ucap Jordan dengan nada mengejek.

"Tuan, mobil anda sudah di depan loby utama. Aku akan kembali,--"

Jordan tiba-tiba meraih tangan Belle, dan membuat Belle menyatu dengan dirinya.

"Kau tidak perlu bersikap angkuh di hadapanku, karena aku bisa saja menghancurkan apa yang telah kau bangun selama ini. Ingat baik, aku sangat benci dengan wanita yang bersikap angkuh namun sebenarnya seorang jalang." Ketus Jordan.

"Yah, jalang yang telah memberikan anda kepuasan, tuan Jordan. Apakah tuan merasa ingin menggunakan jasaku lagi?" tantang Belle, namun sebenarnya hatinya sangat hancur atas apa yang telah Jordan ucapkan.

"Memakaimu, sama saja meikmati sisa makanan yang sudah terbuang di bak sampah.." ucap Jordan, lalu berbalik pergi.

Belle mengatur napasnya perlahan, ucapan Jordan sunggung sangat menghinanya. Namun, Belle tidak peduli akan hal itu. Baginya, semua sudah berlalu, sekalipun Jordan ialah atasan tertinggi di perusahaan tempat ia bekerja.

Menatap langit malam dengan senyuman sendu. "Jika kau beranggapan aku hanya seorang jalang, maka teruslah seperti itu.. aku tidak peduli.." gumam Belle.

****

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height