+ Add to Library
+ Add to Library

C5 5

"Budak di atas Ranjang

Author by Natalie Ernison

... ...

Karena perbuatan ayahnya, Belle harus menanggung hal memalukan seperti ini. Jordan bahkan sudah mengklaim bahwa Belle hanya akan menjadi miliknya seorang. Tak ada yang dapat Belle lakukan, jika Jordan sudah bertindak atas kehidupannya.

"LONGUE BAR"

Jordan duduk dengan kepala menengadah ke atas.

"Tuan, aku akan menemanimu malam ini.." ucap salah seorang wanita penghibur di tempat tersebut, yang merupakan kegiatan biasa Jordan ketika datang.

"Pergilah! Aku sedang tidak berselera!" Jordan mengusir wanita yang datang padanya.

"Mengapa tuanku? Bukankah tuan membutuhkan..—"

"Jika kukatakan pergi! Maka pergilah, jalang menjijikan!" Melihat Jordan yang marah, wanita itu pun bergegas untuk pergi dari sana.

"Sial! Mengapa bayangan jalang kecil itu selalu menghantui pikiranku.." Jordan kehilangan fokus, tatkala bayang-bayang Belle terus menari indah di kepalanya.

Jordan meneguk segelas minuman beralkhohol tinggi, dan akhirnya tubuhnya pun ambruk.

... ....

Menjelang pagi, Jordan akhirnya terbangun kembali. Ia kini terbaring di atas kasur kamar vip Longue Bar tempatnya selama satu malam ini.

"What the hell!" Pekik Jordan sembari menjamah kepalanya yang terasa masih sedikit pusing.

"Sudah bangun tuanku?" Tanya seorang wanita yang tak menggunakan busana sehelaipun.

"Sudah jam berapa ini?" Tanya Jordan gelisah, karena ia harus bergegas pergi ke kantor.

"Ini sudah pukul.09:00 pagi..—"

"Wanita jalang sialan! Mengapa kau tidak membangunkanku?" Jordan mendorong wanita itu hingga terjatuh ke lantai.

Dengan cepat, Jordan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Meraih ponsel dan memerintahkan supir untuk mengantarkan pakaian lengkap.

***

"PERUSAHAAN TIGER GROUP"

Jordan melangkah keluar dari dalam mobil sport mewah miliknya, berjalan sembari merapikan dasi miliknya. Semua mata selalu tertuju pada ketampanan maupun keindahan dari seorang Jordan Heron, sang CEO tampan tajir melintir.

Keluarganya hampir menguasai dunia bisnis pertanahan, proferti, hoten dan masih banyak lagi. Jordan adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Saudara pertama dan keduanya adalah seorang pria tak kalah tampan dan juga berkuasa.

Heron bersaudara bak para pengeran yang hidup di angan-angan para manusia bumi lainnya. Tak pernah merasakan hidup berkekurangan, namun selalu berkelimpahan. Satu hal yang membuat mereka menjadi semakin istimewa ialah, tidak sekadar bersinar karena harta kekayaan keluarga, melainkan mereka adalah pria-pria cerdas dan juga ulet.

Namun, Jordan tidak hanya sebagai seorang CEO, ia juga seorang bos mafia di bidang barang seludupan. Tak ada yang berani menentangnya, bahkan keluarganya pun dapat membeli beberapa pulau, ketika harus berurusan dengan pemerintahan ketika sedang menjalankan bisnis mereka.

Ah, Jordan memang tiada tandingannya. Diusianya yang sudah menginjak kepala tiga, Jordan adalah pria termapan di usianya.

Belle hanya duduk dalam keheningan, ketika membaca semua latar belakang perusahaan Tiger Group dan juga kisah keluarga besar Heron.

"Apakah hidupku akan berakhir menjadi anjing penurutnya kali ini..." Belle terdiam kaku, tubuhnya seakan melemah ketika membayangkan Jordan yang akan selalu menindas dirinya.

"Nona Belle, ingin makan siang bersama?" ucap seorang pria yang merupakan anggota dari divisi lain.

"Ah, yah mari!" Belle pun berjalan beriringan dengan pria tersebut. Mereka berjalan menuju pantry untuk menyiapkan makan siang.

Karena perusahaan tersebut adalah perusahaan yang sangat besar, para karyawan tak perlu lagi cemas perihal biaya makan. Terlebih lagi, hanya orang-orang luar biasalah yang dapat bergabung di perusahaan tersebut.

Perusahaan Tiger Group adalah satu-satunya yang menghadirkan langsung sang CEO tampan, Jordan Heron. Sedangkan perusahaan milik Jordan yang lain, hanya akan mendapat beberapa kali kunjungan. Jenjang karir yang sangat menjanjikanpun sudah menanti mereka di depan sana.

***

"Sejak awal Nona Belle bekerja di tempat ini, semua mengakui bahwa nona adalah wanita karir yang luar biasa. Keluarga nona tentu bukan dari orang sembarangan, bukan?" ucap para pegawai lainnya.

Karena bagi kebanyakan orang, yang bekerja di perusahaan ini hanyalah orang-orang yang berstatus sosial tinggi.

"Tidak, keluargaku sangat sederhana. Aku tidak seperti kalian." Balas Belle merendah.

"Ah, kebanyakan orang cerdas selalu saja suka merendahkan diri, bukan?" timpal yang lainnya, mereka mengabaikan kejujuran dari Belle.

Belle pun tidak ingin memikirkannya, ia hanya peduli pada pekerjaannya sendiri.

Ting tong.. bel pengumuman mulai berkumandang di segala penjuru.

"Semua diharapkan untuk berkumpul di aula utama, CEO akan mengumumkan hal penting!"

Mendengar pengumuman itu, semua bergegas untuk membubarkan diri. Sementara itu Belle merasakan nyeri di area perutnya, dan harus segera pergi ke toilet. Hal ini akan membuatnya terlambat, namun apa boleh buat lagi.

~ ~ ~

"Aula utama Tiger Group"

Jordan sudah duduk di tengah-tengah ratusan pegawai inti perusahaan, dan ini masih diluar para buruh pabrik dan lainnya.

"Coba cek masing-masing angota divisi, apakah sudah lengkap semua?" Tanya Jordan. Semua sibuk memeriksa, dan didapati Belle masih belum kembali.

Jordan sudah mengetahuinya, karena ia hanya akan terfokus pada Belle seorang.

"Mengapa harus ada yang terlambat! Apakah kalian seekor keledai lamban?" Ucap Jordan dengan suara yang sangat lantang, dan cukup membuat para pegawai gemetar ketakutan.

Ckreak...

Bunyi gagang pintu dan juga bel automatis, Belle pun muncul dari balik pintu. Semua mata tertuju pada Belle. Belle pun sempat melihat Jordan yang sedang memarahi seluruh pegawai.

"Apakah dia sudah tidak ingin bekerja di sini lagi?"

"Sangat berani sekali?"

Bisik... bisik... yang sedang bergosip tentang Belle.

Jordan mulai mengumumkan hal-hal penting yang sudah menjadi rutinitas bulanan perusahaan. Belle pun masih berdiri di depan pintu utama, ia tidak diperkenankan untuk duduk bahkan bergerak.

Tiga puluh menitpun berlalu, dan Belle masih berdiri di sana. Jordan akhirnya menyelesaikan pengumuma yang diakhiri dengan tepuk tangan.

Jordan berjalan di tengah-tengah karpet merah, menuju pintu utama tempat Belle berada. Belle masih menatap lurus ke depan tanpa berkedip, ia juga tidak menunduk. Jika orang lain, maka tidak akan setegar Belle.

"Temui aku di ruanganku sekarang.." ucap Jordan saat melewati Belle.

Belle mengangguk dan memberi penghormatan.

"Belle! Mengapa kau terlambat!" Ucap seorang wanita yang merupakan rekan kerja Belle.

"Thabita, aku harus pergi ke toilet." Balas Belle.

"Untuk ke depannya, jangan seperti itu lagi. Semua orang bergosip tentangmu.." ucap Thabita. Belle hanya tersenyum, seolah ia sudah biasa akan hal itu.

"Thabita, aku harus bergegas menemui tuan CEO, bye!"

"Belle.." seorang pria bagian kepala divisi yang selama ini menyukai Belle pun turut perihatin.

***

"Selamat siang, tuan memanggilku?" ucap Belle dengan sedikit menundukan kepala.

"Selamat siang, tuan memanggilku?" ucap Belle dengan sedikit menundukan kepala

Tiba-tiba saja lampu ruangan mulai meremang dan menjadi mode kedap suara. Belle memandangi sekitarnya dengan waspada, dan..

Ahk! Pekik Belle, saat Jordan menarik dirinya menuju sebuah ruangan yang lain. Tepatnya sebuah kamar berukuran sedang, yang disediakan khusus bagi Jordan, ruangan istimewa miliknya.

"Sikapmu siang ini membangunkan singa lapar di dalam diriku.. kau sungguh jalang kecil yang pemberani.."

Ahk! Desah Belle, saat Jordan meremas bokong miliknya, dan tangan kanan Jordan sudah berada di balik rok span milik Belle.

Ahk! Desah Belle, saat Jordan meremas bokong miliknya, dan tangan kanan Jordan sudah berada di balik rok span milik Belle

"Jalang kecil yang tidak bisa diremehkan begitu saja.." cela Jordan. Belle hanya bisa menahan sensasi di dalam tubuhnya. Jordan menusukan jari tengah ke liang senggama milik Belle.

Hmm mmm... Belle berusaha keras untuk menahan suara desahannya.

Sial! Jordan makin menggila dengan tubuh Belle.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height