CEO dan Gadis Terbuang/C4 Clavenia salju Aurora
+ Add to Library
CEO dan Gadis Terbuang/C4 Clavenia salju Aurora
+ Add to Library

C4 Clavenia salju Aurora

"Aaarrrgh,"

Terdengar suara jeritan keras dari kamar yang terletak di sebuah apartemen sederhana. Seseorang langsung berlari menuju arah suara itu berasal. Dibukanya pintu kamar, terlihat seorang gadis yang baru bangun dari tidur, dengan napas terengah-engah, rambut acak-acakan, kening basah terbasuh oleh keringat serta selimut tergeletak di lantai. Dan pandangan mata masih kosong, serta mata sepet khas orang bangun tidur.

"Ya ampun Cla, kenapa sih pagi-pagi udah teriak kaya orang kesurupan?" Dia adalah Vio sahabat dekat dari gadis yang biasa dia panggil Cla.

Namun yang ditanya hanya melirik sekilas pada sahabat. Dia sudah terbiasa mendengar omelan-omelan kasih sayang dari teman yang terlalu sering menginap memecah sepi di apartemen sederhananya.

"Cla, kamu tidur atau habis nguli bangunan sih, keringet sampai kaya gitu?" Imbuh vio yang melihat sahabatnya hanya diam di tempat tidur tanpa memberi respon apapun.

"Abis mimpi diteriaki auman singa betina!" Jawabnya asal, kemudian bergegas menuju ke arah pintu kamar mandi yang ada di kamar tersebut.

Vio mendengar jawaban sahabatnya sepontan melempar bantal kepada sahabatnya, tapi gadis itu tanpa memperdulikan hanya berlalu masuk ke dalam kamar mandi. Dinyalakan shower untuk mengguyur tubuhnya yang basah oleh keringat, menyegarkan badannya sehabis bangun tidur dengan aroma mawar merah sabun kesukaannya.

Selesai mandi gadis itu mengenakan handuk untuk mengeringkan tubuhnya, lalu duduk di depan meja rias. Diambilnya hair dryer guna mengeringkan rambutnya yang basah. Kemudian memoles wajahnya dengan make up tipis natural, semakin menambah kecantikan terpancar. Selesai make up Cla memakai dress berwarna biru laut setinggi lima senti di atas lutut, dress melekat sangat pas di tubuh rampingnya. Sebuah pin warna keemasan berbentuk kepakan sayap terbentang dia kaitkan dibagian dada depan sebelah kiri. Topi kecil dengan dua sudut mengerucut di sisi depan dan belakang, dia pasang dengan letak sedikit miring di kepala, menghiasi rambut lurus panjangnya. Tak lupa dasi pendek dipasang sedikit miring namun berlawanan dengan arah kemiringan topi, menambah apik hiasan di leher jenjang miliknya. Sepatu boat warna hitam setinggi betis, dengan hak tinggi sekitar dua belas senti meter, khas seragam sekolah penerbangan tak lupa dia kenakan.

Dipandangi seluruh tubuhnya seusai berdandan rapi lewat cermin besar yang ada di hadapannya, ia berkaca dalam diam serta tatapan hampa.

"Sudah empat tahun berlalu, kenapa aku masih terus memimpikan hal itu?" Lirihnya dalam hati.

"Aku harus semangat mengejar mimpiku, tidak boleh lengah sedikit pun!" Tekadnya dalam hati.

Kemudian gadis itu bergegas keluar apartemen sederhana miliknya, bersama dengan sahabat karibnya yang bernama Viona Raya Adiguna, biasa dia panggil "Vio".

Melangkah menuju kampus yang berjarak kurang lebih tujuh ratus meter dari apartemen tempat tinggalnya. Kampus tempat dia mengenyam pendidikan selama hampir dua tahun terakhir.

Gadis itu adalah Clavenia Salju Aurora. Seorang gadis cantik, berkulit mulus putih susu, bermata lebar dihiasi bulu mata lentik, manik mata coklat dengan alis tegas hitam alami. Bibir sexy tipis berwarna pink, rambut panjang berwarna merah maroon asli tanpa cat dan hidung mancung menambah kecantikan wajahnya.

Bertubuh mungil dengan tinggi seratus lima puluh delapan senti meter, berat badan empat puluh enam kilogram sangat pas sesuai ukuran tinggi tubuh miliknya. Usianya menginjak delapan belas tahun saat ini. Merupakan sosok gadis jenius yang menamatkan pendidikan menengah atas saat usianya baru enam belas tahun melalui jalur akselerasi.

Menjadi kaya adalah tujuan hidupnya saat ini, agar tidak lagi terjual seperti sampah yang terbuang. Supaya tidak lagi takut dikejar waktu hanya untuk mengais sesuap makan, direndahkan oleh kelaknatan hidup, menangis dan memohon seperti pengemis. Dia ingin berdiri tegak suatu hari nanti.

Sekarang dia adalah mahasiswi management penerbangan semester empat di salah satu sekolah tinggi penerbangan swasta paling bergengsi seantero negeri yaitu GOLDEN AVIATION, yang berada dibawah naungan GOLDEN UNIVERSITY.

Clavenia Salju Aurora dikenal sebagai seorang yang energik, cerdas, pekerja keras, ulet, gigih, senang menolong teman-teman sekampusnya, maupun orang lain yang sedang kesusahan. Namun gadis itu juga juga dikenal sebagai sosok yang terlihat dingin dan cuek. Selain itu dia juga merupakan mahasiswa termuda dengan segudang prestasi yang dia raih. Merupakan penerima beasiswa pertama dalam sejarah berdirinya GOLDEN UNIVERSITY yang dikenal sebagai kampus elit dan terkenal biaya mahal, yang sebelumnya belum pernah memberikan beasiswa kepada mahasiswanya, kecuali dinilai benar-benar punya potensi yang mampu menguntungkan kampus tersebut.

GOLDEN UNIVERSITY sendiri baru berdiri sekitar delapan tahun yang lalu. Namun jangan salah, meski tergolong baru namun fasilitas gedung, pendidikan serta dosen yang ditawarkan merupakan kualitas wahid. Sehingga kampus ini selalu menjadi incaran kaum elit seperti mereka anak-anak dari pengusaha besar, tokoh politik ternama dan mereka yang mempunyai gengsi tinggi tentunya punya kekayaan yang tidak bisa dipandang sebelah mata mengingat mahalnya biaya di kampus tersebut.

Berkat kecerdasannya Clavenia Salju Aurora juga bekerja sebagai asisten dosen di kampusnya. Gadis itu begitu populer dikalangan cowok cowok di kampus tersebut. Banyak yang menyatakan cinta atau sekedar suka serta mengagumi sosok mungil itu.

Namun dia tidak pernah merespon pernyataan teman-teman sekampusnya. Satu satunya lelaki yang pernah ada dalam hatinya adalah seseorang yang dia sebut sebagai "My Stranger Hero", lelaki yang dia temui beberapa tahun lalu yang bahkan belum dia ketahui namanya.

Semua teman di kampusnya memanggil gadis itu dengan nama "Clara" atas permintaan gadis itu sendiri yang merupakan singkatan dari awalan dan akhiran dari namanya yaitu Clavenia dan Aurora. Selain itu nama Clara mempunyai makna yang bagus di matanya.

Yaitu berasal dari bahasa Latin yang berarti jelas, terang. Dalam bahasa Perancis Clara sendiri memiliki makna "hebat", sedang dalam bahasa italia adalah bersih, hebat serta cerdas. Namun dalam beberapa bahasa lain seperti Portugis, Rumania, Jerman, dan Skotlandia nama Clara artinya adalah bersih, terang dan terkenal.

Gadis itu berharap saat orang lain memanggil nama Clara, bisa menjadi penyemangat untuk dirinya sendiri agar bisa menjadi karakterisrik yang melambangkan sebuah ketrampilan ulet, jiwa kompeten, lembut hati yang bisa menerangi kehidupan orang lain, kecerdasan yang membantu urusan materi maupun yang lainnya kepada sesamanya yang membutuhkan.

Clara baginya adalah sebuah kata magic yang mampu menenangkan hatinya sejak beberapa tahun lalu. Ketika dia hidup sebatang kara. Disaat dia mengalami ketepurukan akibat dibuang oleh keluarganya dengan kejam.

Jika untuk anak lain keluarga adalah sebuah perlindungan, sebuah rumah tempat untuk pulang, ada kasih sayang tercurah dari kedua orang tua, namun bagi Clara semua itu bagai sebuah pengecualian.

Saat mendengar kata Clara, tumbuh semangat baru dalam dirinya, semangat yang seolah tidak pernah habis dalam perjuangannya yang seorang diri.

Gadis itu enggan untuk disebut dengan nama Clavenia, Salju atau pun Aurora. Baginya Clavenia meski memiliki arti yang bagus yaitu seorang tokoh wanita yang bijak, manis lugu pada jamannya, namun Clavenia juga seorang tokoh yang meninggal dengan keadaan tragis, konyol, tidak masuk akal serta tidak diketahui penyebabnya. Nama itu ibarat sebuah kekonyolan-kekonyolan yang diciptakan kedua orang tuanya seperti yang selama ini dialami gadis cantik itu.

Pun tidak suka saat teman lain memanggilnya "Salju", yang baginya terasa dingin, hampa, sepi serta menimbulkan masalah kesehatan saat orang terkena hipotermia akibat sensasi dingin yang ditimbulkan. Membekukan apapun yang ada di sekitarnya. Atau membentuk badai yang mampu memporak porandakan sebuah kota dalam singgasana hatinya. Merusak kepercayaan dirinya dengan sangat tragis. Hanya menyisakan dingin di relung jiwanya.

Tidak juga dengan kata Aurora, meski terkesan indah dengan kilatan-kilatan cahaya cantik berkilauan akibat adanya interaksi antara medan magnet bumi dengan partikel yang dipancarkan oleh matahari sehingga menghasilkan kilauan indah yang berbeda setiap hari.

Namun faktanya baik Aurora Borealis maupun Aurora Astralis sama-sama berada di antara kedua medan kutub utara dan selatan. Ke duanya tidak akan pernah bisa bersatu, hanya terhubung tipis oleh panjangnya garis khayal bujur dengan meridian nol derajat yang sangat dingin. Dihalangi oleh banyak garis lintang yang berjajar dari kutub utara sampai kutub selatan, serta khatulistiwa yang membelah garis bujur di tengahnya.

Gemerlap cahaya yang selalu dipengaruhi oleh kadar oksigen dan nitrogen, yang bisa menciptakan sebuah ilusi terasa dekat namun sangat jauh untuk digapai. Sehingga aurora hanya dipandang oleh penikmatnya kemudian akan kembali ditinggalkan dalam kesendiriannya di angkasa terpencil sisi utara dan selatan bumi.

Tersisih di antara keindahannya yang diburu oleh penikmat pemandangan semu, seperti kecepatan cahaya yang mudah menghilang tertelan malam. Dengan suara kadang seperti gulungan ombak yang menakutkan seolah membawanya karam dan hanyut di tengah lautan luas. Atau ketakutan oleh adanya mitos bahwa Aurora adalah roh yang terburu sehingga kabur menjelma menjadi sebuah cahaya indah sebagai bentuk kamoflase pertahanan diri.

Bagaimana kisah Clara selanjutnya? Mampukah dia mengapai kepingan-kepingan mimpinya atau justru kandas di tengah kejamnya kehidupan yang jahanam?

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height