CRAZY RICH MAN/C3 episode 3
+ Add to Library
CRAZY RICH MAN/C3 episode 3
+ Add to Library

C3 episode 3

Tidak berapa lama setelah kepergian Yura. Dua buah mobil datang bersamaan dengan sebuah limusin yang menyusul datang. Seorang pria ber jass hitam keluar tergesa-gesa memasuki klinik. "Tuan, Anda baik-baik saja?"

Julian mendelikan matanya dengan kesal, di raihnya bantal kecil di atas sofa dan di lemparkannya pada Logan dengan kesal. "Kau lihat sendiri, apa aku baik-baik saja atau tidak!" bentaknya dengan keras.

"Maaf Tuan" Logan tertunduk takut, Logan cukup kaget saat mendapatkan sinyal kecelakaan darurat dari handpone Julian yang di kirimkan ke kantor pusat. Ketika dia menemukan mobil Julian tenggelam di laut Logan semakin panik dan kacau karena media masa mengejarnya, sementara Julian tidak di temukan di tempat kecelakaan.

Beruntungnya di tengah malam Julian menelponnya.

Julian mengambil lembaran uang dua ratus dollar yang tergeletak di atas meja, lalu pergi memasuki mobilnya.

Ketika Julian sudah berada di dalam mobil, sudah ada Stela dokter pribadinya tengah menarik kursi dan menjadikannya ranjang untuk Julian.

Julian langsung membatingkan tubuhnya yang masih terasa sakit dengan tangan yang masih menggenggam uang.

Stela segera mengambil peralatan medisnya dan memeriksa Julian, "Kau membuat satu negara kacau karenamu."

Julian menaikan satu alisnya lebih tinggi, "Lakukan saja pekerjaanmu dengan benar." Umpatnya setengah kesal, Stela membalas dengan senyum masam karena sudah terbiasa mendengarkan omelan Julian.

"Luka-luka di tubuhmu sudah di obati rupanya."

"Ya, seseorang menolongku, dia menyelamatkan nyawaku dengan tulus" jawabnya terdengar sinis.

Logan berdeham tidak nyaman, dia tahu jika Julian masih dalam kadar kemarahannya sekarang.

"Tujuh belas menit lagi Anda menghadiri konferensi pers. Semua media menunggu kabar terbaru Anda."

Julian langsung duduk dari tidurnya, dia mengambil satu set pakaian yang tersedia di balik tirai, Stela langsung berbalik dan terlihat malu melihat Julian yang menjatuhkan selimut di pinggangnya dan telanjang seutuhnya.

"Cari pemilik mobil plat nomer N9N71, aku ingin datanya sekarang." Perintah Julian di sela kesibukannya mengancingkan kemejanya. "Bagaimana dengan misil?."

Logan menghentikan gerakan tangannya yang tengah mencari informasi plat nomer yang di sebutkan tuannya, "Semuanya baik-baik saja. CIA sudah menyelasaikannya."

"Beritahu Robin. Tuntut mereka secepatnya."

"Baik Tuan."

Julian menyibak gordeng yang menutupi jendela limusin, dia duduk dengan anggun melihat keadaan kota.

Julian melihat wajahnya memenuhi layar televisi besar yang sedang menayangkan dirinya di titik-titik terpenting kota, mobil yang Julian pakai semalam terlihat rusak parah di kelilingi garis kuning polisi.

Para pejalan kaki menyempatkan diri berkumpul dan melihat seakan dia manusia yang sangat penting untuk di ketahui.

Ingatan Julian kembali berputar kedalam kejadian semalam, dia masih bingung dan bertanya-tanya apakah gadis yang menolongnya itu manusia atau bukan.

Julian ragu, dia ingat betul jika gadis itu bicara pada ikan.

Apakah dia seorang mermaid?

Itulah pertanyaan Julian sekarang.

***

Seperti apa yang di katakan Logan sebelumnya, semua media sudah berbondong-bondong mengambil gambar sejak Julian keluar dari mobil. Pria itu benar-benar sudah seperti seorang selebriti yang sangat terkenal.

Julian melangkah tegap dan berwibawa melewati karpet merah menuju podium, para awak media berebut melemparkan pertanyaan mengenai keadaanya.

Julian berdiri di depan mimbar, dia berdeham cukup keras hingga semua orang terdiam dan mengerti apa yang dia inginkan. Ketenangan.

"Aku berterima kasih atas perhatian semua orang mengenai keadaanku. Seperti yang kalian tahu, aku memang mengalami kecelakaan." Julian terdiam, dia memejamkan matanya menahan silauan cahaya kamera yang tidak berhenti memotretnya.

"Tapi semuanya baik-baik saja, aku berdiri di sini dalam keadaan cukup baik. Terima kasih." Julian langsung menutup pembicaraannya tidak lebih dari dua menit.

"Tuan bagaimana cara Anda bisa meyelamatkan diri?."

"Bagaimana dengan kebenaran misil dan penyeludupan?"

"Bagaiamana dengan proyek pabrik omega?, apakah akan di tunda karena kondisi Anda sekarang?"

Ratusan pertanyaan berbondong-bondong mengganggu telinga Julian, semua orang berlari berkerumun mengejar langkahnya, para pengawal dengan sigap menahan mereka.

Julian memasuki mobilnya lagi dengan tenang, dia sudah terbiasa mengacuhkan media.

"Tuan Thomas menunggu kedatangan Anda" ucap Logan sebelum Julian menutup pintu limusin dengan kesal.

***

"Apakah Anda baik-baik saja?" Samuel membukakan jass yang di kenakan Julian, pria itu terlihat masih khawatir meski tuan mudanya ada di depannya dalam keadaan utuh.

"Baik Sam, terima kasih." Julian tersenyum lebar menampakkan senyuman indahnya. "Di mana dia?."

"Tuan Thomas bersama Nyonya Rebeca di kamar."

Julian berdecih sebal ketika mendengar calon ibu tirinya itu. "Bagus-bagus, anaknya kecelakaan, satu negara di buat heboh. Sementara dia asik-asikan meggenjot kewanitaan nenek sihir itu di ranjang" umpatnya Julian dengan keras.

Samuel memalingkan wajahnya terlihat malu, dia tahu jika Julian masih tidak mau menerima siapapun untuk menggantikan tahta ibunya. Apalagi sosok Rebeca yang notabenya wanita murahan terlahir di kalangan rendahan di mata Julian. Sampai kapan pun Julian tidak akan menerimanya.

Julian melangkah lebar melewati tangga melingkar menuju kamar Thomas.

"Juls.., ya ampun kau selamat." Seru Jeslyn calon adik tirinya yang langsung berlari dan menghambur kedalam pelukannya.

Dengan jengkel Julian melepas pelukan eratnya, "Menjauhlah, aku alergi orang miskin."

Jeslyn mundur dengan kesal, "Jaga ucapanmu Juls."

"Dan kau jaga sikapmu, kau masih belum menjadi Nona muda di sini."

"Mengapa kau menjadi sekasar ini Juls, kau berbeda dengan malam itu" rintih Jeslyn terdengar menyakitkan.

"Kenang saja semaumu Jeslyn, aku bercinta denganmu bukan berarti aku tertarik padamu." Jawab Julian dengan angkuh, dia tidak menampik jika dia pernah bercinta dengan Jeslyn karena saat itu dia terlalu mabuk, dan wanita itu terus menggodanya.

Kejadian malam itu juga menimpa Zicola kakaknya, Zicola bercinta dengan Rebeca calon ibu tirinya.

Jeslyn mengepalkan tangannya dengan erat, dia sangat benci di tolak oleh julian.

Ketika sudah berada di depan kamar Thomas, tanpa basa-basi Julian langsung membuka pintu kamar lebar-lebar. Di lihatnya Thomas tengah duduk di atas ranjang dan Rebeca di sampingnya membaca majalah.

Julian bersandar pada daun pintu dan bersedekap, "Oh, aku pikir kalian sedang bercinta. Lumayan aku bisa melihat adegan porno."

"Anak kurang ajar!" maki Thomas menggema.

Julian mengedikan bahunya dengan acuh. "Mau apa memanggilku?."

"Kemarilah Juls, dan bicara lebih dekat dengan ayahmu" ucap Rebeca terdengar lembut dan menggoda.

"Tidak. Aku harus menjaga jarak sekitar radius empat meter dari orang miskin, jika terlalu dekat kita akan menghirup oksigen yang sama. Aku akan alergi." Jawab Julian dengan sarkas dan mencela Rebeca terang-terangan.

Thomas memijat batang hidungnya nampak frustrasi. "Pergilah keluar sebentar" pintanya pada Rebeca.

Rebeca tersenyum memaksakan, meski dalam hatinya dia sangat kesal, tidak mudah baginya menyingkirkan posisi Julian, apalagi Julian seratus kali lebih kaya dari Thomas.

Julian benar-benar membencinya dari segi apapun, selain itu Julian menjalankan hidupnya sesuai nuraninya sendiri. Tidak mudah bagi siapapun untuk masuk dalam kegilaannya.

***

Yura berlari keluar dari mobilnya dengan tergesa-gesa, Zicola sudah berdiri di depan rumah dan menatap waspada sekaligus lega.

"Kau ke mana saja Yu? Kau membuatku khawatir!, kenapa teleponmu tidak aktif?, hampir saja aku menelpon polisi karenamu. Mobil siapa itu?" Cecarnya dengan semua pertanyaan-pernyataan yang membuat Yura harus memutar bola matanya.

"Aku tidak apa-apa kakak. Itu mobil Hunter" jawab Yura dengan tenang.

Zicola meraih tubuh kecilnya "Bajumu kenapa basah?, apakah ada yang menyakitimu?, katakan siapa orangnya!."

Tatapan Zicola semakin tajam, melihat lengan kecil gadis itu terluka, ternodai darah di antara robekan bajunya. "Astaga Yu!, masuk dan ganti bapakaianmu, aku akan menelpon Dokter" teriaknya kepanikan.

Yura tersenyum geli melihat Zicola yang selalu bersikap berlebihan terhadap dirinya.

“Berhenti tertawa Yu!" teriak Zicola jengkel.

Yura terdiam seketika, dia mendekati pria itu dan berjinjit. "Cup" sebuah kecupan singkat mendarat di pipi Zicola, "Berhenti memarahiku" ucapnya singkat, lalu berlari terbirit-birit menuju kamarnya.

Zicola terkekeh geli seraya mengusap pipinya, pandangannya terkunci seketika ketika melihat sosok wanita cantik yang menatapnya sendu penuh Luka.

Siapa lagi jika bukan tetangganya. Jane Austin.

To Be Continue..

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height