Denting Cinta/C5 Part 4. Kecanggungan Menggelitik Hati
+ Add to Library
Denting Cinta/C5 Part 4. Kecanggungan Menggelitik Hati
+ Add to Library

C5 Part 4. Kecanggungan Menggelitik Hati

Maka di sinilah mereka sekarang. Galaksi, Kyra, dan juga David, sedang menikmati cake dan kopi di sebuah kafe tak jauh dari gedung di mana tadi mereka bertemu.

David dan Galaksi mengobrol, sedangkan Kyra hanya menunduk dan berusaha tak terlihat bodoh dengan terus melirik ke arah David. Dia hanya berusaha mengontrol detak jantungnya agar tak terdengar gaduh di dalam sana.

"Gue ada kerjaan lagi Bang. Thanks kopinya." kata Galaksi. "Dan lo Ky, hati-hati baliknya. Gue akan kerja sama, sama lo." sebelum kesadaran Kyra kembali, Gala pergi begitu saja meninggalkan dirinya bersama David.

Minta di kepret memang si Galaksi ini. Lalu apa yang harus Kyra lakukan sekarang, setelah dia hanya berdua saja dengan seseorang yang bahkan tak dikenalnya. Lebih tepatnya, dia mengenal tapi lelaki itu yang tak peduli dengan 'perkenalan' mereka waktu itu.

Dengan kecanggungan yang luar biasa, Kyra menatap David. Gadis itu bilang, "Terima kasih cake dan kopinya. Saya permisi dulu." tapi suara David menginterupsi Kyra yang hampir berdiri.

"Tunggu!" kata David sambil menatap Kyra. Dan sungguh, Kyra benar-benar merasa dijungkir balikkan hatinya karena tatapan David. Tentu saja Kyra menuruti apa yang lelaki itu katakan. Gadis itu dengan pelan kembali duduk, dan kali ini matanya tak lagi mencuri pandang ke arah David, namun juga menatap David secara terang-terangan.

"Bagaimana keadaan kamu?" pertanyaan David tentu membuat Kyra bingung sejadi-jadinya.

"Aku... Baik." tak ayal, Kyra pun menjawab, meskipun dalam otaknya terdapat pertanyaan yang begitu besar.

David menatap Kyra dalam, sampai membuat gadis itu salah tingkah dan merasa tubuhnya seketika panas. Dia seperti di intimidasi oleh pembunuh berdarah dingin saja sekarang.

"Bagus lah." kata David lagi setelah beberapa saat terdiam. "Saya pikir, kamu akan mengurung diri di rumah selama beberapa bulan, mengingat malam itu kamu memelukku seperti dunia ini akan kiamat." David menatap Kyra untuk melihat bagaimana perubahan ekspresi gadis itu ketika David mengingat apa yang terjadi malam itu.

"Mak... Sud, ka.. Mu." Kyra gagap tiba-tiba mendengar apa yang dikatakan David kepadanya.

"Saya permisi dulu." David meninggalkan Kyra yang terbengong mengetahui kenyataan jika David mengenalinya dan mengingat aksinya malam itu. Malam di mana Kyra bertemu pertama kali dengan lelaki itu. Jadi bisa dipastikan jika ketika mereka berada di rumah Kiev waktu itu, atau pertemuan mereka di taman, David juga sudah mengenalinya.

Kyra mengurungkan niatnya untuk segera pergi dari Kafe tersebut. Bahunya meluruh lemas. Dia tak tahu perasaan seperti apa yang dirasakannya kali ini. Malu kah, senang kah, karena David ternyata mengingatnya, atau bahkan menyesal kah dia karena pernah berpikir jika David lelaki yang tak peduli dengan apa pun.

Tapi nyatanya, dia salah. Lalu, apa yang harus Kyra lakukan jika nanti, mereka akan bertemu kembali. Apalagi jika Kyra mengingat pernah bertanya kepada David apakah David mengingatnya atau tidak. Itu benar-benar sangat memalukan, terlihat sekali jika dia menginginkan jika David mengingatnya.

°•°

David tertawa. Bahagia, seperti dia tak memiliki beban apa pun dalam kehidupannya. Karena siapa dia seperti itu? Maka jawabannya adalah karena anak lelaki berusia dua setengah tahun yang ada di gandengannya.

"Jio, capek?" David mengangkat bocah kecil itu dan menggendongnya. Jio mengangguk dan langsung melingkarkan tangannya ke leher David.

David memang begitu menyukai anak kecil. Tak heran jika dia ke rumah Kiev ataupun Marvel, tak akan mengurusi hal lain selain anak-anak mereka. Berbeda dengan Cokhi yang kadang menggoda bocah-bocah kecil itu, David malah bisa mengambil hati mereka. Karena itu, baik triplets maupun Love sangat menyukai ayah David mereka.

"Ong, ice klim." Jio menunjuk penjual ice cream yang sudah dikelilingi anak-anak kecil dan juga ibu mereka. Jio memang masih belum lancar berbicara.

Jio, adalah anak dari tetangga apartemennya. Keluarga Jio tinggal di lantai tiga, sedangkan David tinggal di lantai sepuluh. Keseringan mereka bertemu, entah dalam satu lift, ataupun di taman apartemen, David dan keluarga Jio menjadi akrab. Bahkan David dan orang tua Jio sudah seperti saudara.

"Jio mau es krim?" Jio mengangguk dan tersenyum lebar sekali. "Berapa banyak?" tanya David lagi.

"Banyak-banyak." kata Jio dengan membuat gerakan bola besar menggunakan kedua tangannya. Dan itu membuat David begitu gemas dan langsung menciumnya.

"Ok. Kita beli es krim." mereka sampai di penjual es krim dan memesan satu cone es krim yang Jio mau, kemudian duduk di depan sebuah toko agar Jio bisa menikmati makanan yang sangat disukainya.

David bisa bersikap tak peduli, cuek, dingin, dengan orang dewasa. Tapi tidak dengan anak-anak. Dia bisa begitu manis dengan malaikat kecil itu.

Setelah Jio menghabiskan satu cone es krim, mereka melanjutkan perjalanan. David kembali menggandeng Jio. Karena tidak ingin pulang membawa tangan kosong, David memilih membelikan sesuatu untuk Jio. Melihat pakaian-pakaian kecil yang dipakai oleh mannequin di sebuah toko, membuat David tertarik.

Dengan satu sentakan, lelaki itu menggendong Jio dan masuk ke sana. Seorang perempuan langsung menyambutnya dengan mengatakan, "Silahkan Pak, ada yang bisa dibantu." plus dengan senyuman.

David terdiam sebentar karena lagi-lagi bertemu dengan perempuan itu. Sudah lama sejak pertemuan terakhir kali mereka bertemu. Pun dengan perempuan tersebut.

David mengangguk dan menurunkan Jio. "Pakaian buat dia." katanya sambil menunjuk Jio.

"Iya." katanya dengan suara pelan. Menghela napas panjang, Kyra menjelaskan beberapa pakaian anak-anak yang cocok dikenakan oleh Jio.

"Jadi ini butikmu?" David membuka percakapan setelah dia tak menanggapi apapun ucapan Kyra tentang pakaian-pakaian yang perempuan itu perlihatkan kepadanya.

"Iya. Lebih tepatnya hanya sebuah toko kecil." Kyra menginput total belanjaan lelaki itu di komputer untuk dibayar. Karena kelelahan, Jio sudah tertidur di pelukan David. Dan mau tidak mau membuat hati Kyra menghangat. Karena melihat David menggendong seorang bocah, ke sexyan David bertambah berlipat ganda.

Setelah David membayar belanjaannya, tak membuat lelaki itu langsung keluar dari toko Kyra. Meskipun tak ada percakapan yang terjadi, tapi David tetap di sana dan meneliti tempat itu.

Toko itu memang tak terlalu besar. Karena tempatnya di blok pertokoan, jadi harus membeli satu ruko lagi di sebelahnya agar menjadi sedikit lebih besar. Meskipun toko tersebut ada dua lantai, tapi di lantai atas digunakan Kyra mengurus pesanan secara online.

"Selamat datang Bu Sonya." Kyra berdiri dari kursi kasir ketika lonceng kecil yang diletakkan di atas pintu berbunyi. Dan salah satu langganan Kyra datang dengan senyum mengembang.

"Hai. Mbak Kyra. Kok di toko sendiri? Anak-anak kemana?" Begitu tanya Bu Sonya.

"Lagi pada istirahat Bu. Ibu mau pakaian untuk siapa?" Kyra ramah sekali ketika memberi pelayanan kepada tamu-tamunya. Dan David yang menyaksikan itu hanya diam dan terus melihat bagaimana Kyra yang begitu mahir dalam berbicara.

"Saya ini cocok sekali dengan baju yang Mbak Kyra buat. Pokoknya the best lah Mbak Kyra ini." Kyra tersenyum sambil mengucapkan 'terima kasih'. Bahkan sampai Bu Sonya pergi, David belum beranjak dari duduknya.

Entah apa yang dipikirkan oleh kepala David.

"Maaf." Kyra menyadarkan David dari lamunannya. Di belakang Kyra sudah ada dua orang gadis yang juga menatap David.

"Maaf, sepertinya saya kelelahan." belum juga Kyra mengatakan sesuatu, David lebih dulu berbicara dan berdiri kemudian menggendong Jio yang masih terlelap. "Saya permisi dulu." Kyra tersenyum dan membiarkan matanya menatap punggung David sampai lelaki itu keluar dari tokonya.

Bahkan dia tak sadar tersenyum kecil ketika David mengusap punggung Jio dan mengecup rambut bocah kecil itu. Jiwa kebapakan David begitu menguar dan semakin terlihat menawan di mata Kyra.

"Emang bener sih ya kata orang, bapak muda itu kalau gendong anaknya gantengnya jadi berlipat ganda." suara Moni - salah satu karyawan Kyra menyadarkan Kyra dari keterpukauannya dari punggung David.

Gadis itu tersenyum. "Aku balik dulu ya." katanya, tanpa menanggapi ucapan Moni.

Kyra tersadar akan sesuatu ketika masuk ke dalam mobil. Dan bibirnya tak sadar bergumam. "Bapak muda?" kemudian dia mengingat ketika mereka di rumah Kiev waktu itu, David memang tak membawa pasangan atau sejenisnya. Tapi bisa saja kan, dia memang tak mengajak keluarga kecilnya.

Maka dengan lemas Kyra berbicara pada dirinya sendiri. "Benar kan, dia udah milik orang." namun hatinya merasa kecewa meskipun berusaha menutupi pada dirinya sendiri.

"Pantas saja, dia cuek banget."

•°•

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height