+ Add to Library
+ Add to Library
The following content is only suitable for user over 18 years old. Please make sure your age meets the requirement.

C1 1

Kaki jenjang nan mulus itu berjalan menelusuri koridor, suara ketukan stilleto setinggi 10cm dilantai marmer begitu nyaring, sehingga membuat beberapa pasang mata melirik kepada si pemilik kaki bak model ternama tersebut.

Rok span bermotif polos dan memiliki belahan disamping dipadukan dengan blouse plus kardigan agar terlihat lebih santai.

Para wanita yang ada disana merasa iri melihatnya yang selalu mengenakan barang-barang branded dengan harga yang fantastis. Lihat saja tas hermes matte crocodile berkin yang ia tenteng, makin menyempurnakan penampilannya hari ini dan berhasil membuat para wanita itu merasa ingin memilikinya.

Tubuh tinggi dengan lekuk yang begitu seksi, kulit mulus tanpa cela sedikitpun.

Rambut pirang bergelombang yang selalu ia kuncir kuda membuat leher indah itu tereskpos sempurna.

Dengan langkah bak model ia melewati para pekerjanya yang hanya bisa menunduk hormat padanya. Hanya dengan sunggingan senyum dibibir berwarna peach itu sungguh memesona para pria yang ada disana dan membuat mereka menjadi canggung.

Mereka yang tengah sibuk bekerja ataupun tengah menyantap kopi pagi melirik kearah tubuh sempurna yang melenggang menjauh tersebut, begitu indah bak dewi yunani. Segala kesempurnaan seorang dewi dimiliki oleh wanita itu, seolah ia adalah dewi yang paling cantik dari seluruh kerajaan didunia.

Ia menyapa ramah sekertarisnya dengan suara dingin dan senyum yang terlihat dipaksakan, membuka kenop pintu dan memasuki ruangan kerjanya.

Ruangan kerja yang selama beberapa tahun ini ia huni, ruangan yang dulunya dimiliki oleh Daddynya dan kini ia yang mengambil alih tempatnya.

Nuansa maskulin masih terlihat disana, ia sama sekali tak ingin mengubah karakter dari Daddynya dan ia ingin tetap seperti itu selamanya.

Seluruh dinding yang terbuat dari kaca menghadap langsung keluar, memperlihatkan pemandangan indah gedung pencakar langit dikota New York.

Jemari lentik itu mengelus meja dari ujung sisi kesisi yang lain, mengagumi mahakaryanya yang selama bertahun-tahun ini ia kerjakan.

Tertulis nama Daisy Yeager sebagai President Director dimeja kerja yang ia tempati itu, Daisy mendaratkan bokong indahnya diatas kursi kebesarannya.

Daisy adalah tipe wanita yang menginginkan segala sesuatunya menjadi sempurna, rak buku tertata rapi hanya berisikan buku-buku bisnis dan pengelolaan perusahaan milik Daddynya.

Meja kerja bersih dan kosong tanpa ada debu ataupun benda yang mengganggu diatasnya, sofa disudut ruangan guna menyambut tamu tertata rapi. Dinding ruangan kosong tanpa dihiasi apapun, tidak ada bingkai foto atau lukisan yang memperindah ruangan tersebut.

Daisy tidak menyukai gambar atau apapun itu yang menganggu pemandangannya, karena dirinyapun tidak memiliki sesuatu yang berharga untuk sekedar dipajang disana, ataupun meja kerjanya yang nampak tak berisikan apapun selain laptop.

Wanita yang cekatan namun sangat rapi dalam bekerja, cantik tapi sangat pandai dalam berbisnis, diumurnya yang sudah tidak muda lagi yaitu 30 tahun Daisy masih memiliki wajah cantik tanpa keriput sedikitpun.

Ia terlihat bugar dan begitu matang, sayang tak seorangpun pria yang berani mendekatinya digedung tersebut.

Disamping dia adalah pemilik perusahaan ini, Daisy bukan tipe wanita yang suka bersenda gurau ataupun banyak bicara.

Daisy lebih suka memainkan lidahnya demi kepentingan bisnis dari pada berbincang tak jelas dengan siapapun, ia adalah pribadi yang tertutup dan gila bekerja demi prestasinya yang ia janjikan kepada Daddynya.

Baginya, wanita harus memiliki pendirian yang kuat. Mandiri dan tidak bergantung pada siapapun dan cerdas dalam berpikir. Jika seorang wanita tidak memiliki pemikiran yang cerdas, bagaimana kelak ia akan menghadapi kerasnya dunia.

Menjadi wanita kuat yang tidak selalu bergantung pada pria adalah salah satu keyakinannya, karena yang ia pikir pria hanyalah alat ketika ia membutuhkan sesuatu...

Tok... tok...

"Come in!" Ujar Daisy ketika mendengar suara ketukan dipintunya, tanpa melihat siapa yang masuk kedalam ruangannya, Daisy sudah tahu. Kedua matanya masih terfokus kepada laptop dan berkutat dengan angka.

"Ada apa Andrew?" Tanya Daisy tanpa melirik sedikitpun kearah sekertarisnya itu.

"I'm so sorry miss, tapi Mr. Osborn ingin membuat janji dengan anda" ujar Andrew yang berdiri sopan didepan meja kerja Daisy.

Seketika jemari lentik itu terhenti diatas keyboard, ia melirik Andrew sekilas seraya berpikir.

Bibir mungil itu menghembuskan nafas sesaat seiring naik turunnya dada milik wanita itu, membuat Andrew menegak salivanya sendiri dengan susah payah.

"Apa tidak bisa dibatalkan?" Tanya Daisy seraya mengetuk2 kuku indahnya dimeja.

"Mr. Osborn bersikeras ingin bertemu miss, khawatir ia akan mengancam akan menarik supply bulan ini" jelas Andrew, dahi Daisy berkerut tak suka.

"Dia mengancamku..." kata Daisy dengan nada ketus.

"Well, we'll see... akan kutunjukan bagaimana cara mengancam yang sesungguhnya padanya, buatkan aku janji dengannya pukul 8 tepat malam ini!" Titah Daisy dengan suara penuh penekanan, jika sudah begini Andrew mengerti apa yang akan dilakukan bosnya yang super seksi itu.

Andrew mengangguk patuh lalu pergi meninggalkan ruangan Daisy, ia tahu betul sifat Daisy seperti apa. Bertahun-tahun bekerja pada wanita itu makin membuat Andrew menyadari sifat asli dari wanita itu.

Daisy memang indah dalam segala hal, tapi ada beberapa hal yang tidak diketahui orang banyak seperti Andrew mengetahuinya.

Mr. Osborn telah membuat kesalahan terbesar dengan mengancam wanita itu, jika wanita lain takut akan sebuah ancaman dan memilih meng-iyakan permintaan tersebut, Daisy lebih suka memainkannya terlebih dahulu.

Dan kesalahan tersesar Mr. Osborn adalah ia terlalu tergila-gila pada wanita yang jelas-jelas telah menolaknya secara halus, pria itu tidak tahu jika wanita pendiam dan cerdas seperti Daisy memiliki fantasi yang liar, Mr. Osborn tidak sadar jika ia tidak dapat mengimbangi Daisy meskipun umurnya telah matang dan melebihi Daisy.

Tubuh tegap dan wajah tampan sekalipun tidak dapat menjamin dapat menjinakan iblis yang bersarang dikepala wanita itu.

Daisy tipe wanita yang tenang dan sabar, cerdas dan juga mandiri menjadikannya masuk dalam kategori wanita psikopat, begitu tenang dan diam.

Andrew hanya tertawa dalam hati berdoa semoga Mr. Osborn tidak ditertawai oleh Daisy.

Terobsesi kepada wanita itu sama saja menjadikan dirimu pengikut iblis, Daisy mungkin bisa saja menjadi wanita yang ramah dan penuh senyum, tapi itu tidak akan didapatkan oleh pria manapun yang berani menggoda atau sekedar mendekatinya.

Bukan...

Dia bukan seperti wanita lain yang gemar diajak kencan atau makan malam romantis direstoran mewah dan mahal, bukan wanita yang gemar menghabiskan isi dompet para pria dengan barang-barang keinginannya.

Tapi...

Daisy adalah wanita dengan rasa sakit dan akan menyalurkannya kepada lawan mainnya tanpa memberi ampun.

It is called, her Another brutal fantasy in bed...

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height