+ Add to Library
+ Add to Library

C3 3

"You're in control tonight, Sir..."

Tubuh berotot keras itu terlihat menggiurkan dengan punggung yang terbuka tanpa tertutup sehelai benangpun, jari lentik Daisy menekan sedikit leher pria itu.

Kedua kakinya seakan patuh dan tertekuk hingga lututnya menyentuh lantai, Daisy turut berlutut dibelakang pria itu, menyejajarkan kedua kakinya dibelakang Mr. Osborn.

Hal yang menarik bagi Daisy untuk pertama kalinya pada Mr. Osborn adalah pinggul rata yang terlihat begitu sempurna, Daisy mencoba untuk menyentuh pinggul keras itu dengan perlahan.

Partner bisnis yang selama ini menaruh hati padanya itu ternyata memiliki fantasi yang sama dengannya, sosok Mr. Osborn yang tampan dengan segala wibawanya ternyata hanya seorang pria yang rendah.

Serendah Daisy akan memperlakukannya malam ini.

Pria yang diam-diam selalu meliriknya dan memberikan hadiah mewah dimeja kerjanya jika sebelum ia tiba dikantor, pria yang terlihat dermawan dengan tutur kata sopan.

Ternyata menginginkan sebuah kenikmatan yang Daisy miliki, Daisy tersenyum senang. Tak salah jika ia menerima undangan pria itu malam ini, tapi sayangnya Daisy tidak mempunyai banyak waktu dan mood yang bagus malam ini.

Sedikit bosan dan jenuh terus berada diposisi seperti ini, tapi ia akan tetap memberikan apa yang pria itu minta malam ini.

"Apa kau ingin menyetubuhiku malam ini, Sir?" Tanya Daisy dengan lantang, pria itu menjawab dengan anggukan kepala yang membuat Daisy sedikit kecewa dengan jawaban yang terlalu singkat dengan mulut yang membisu itu.

"Answer me, damn you!" Maki Daisy seraya menarik rambut dengan potongan slicked back hingga membuatnya berhamburan.

"I wanna f*ck you harder, B*tch!" Jawab Mr. Osborn dengan lantang, bibir seksi milik Daisy menyeringai senang lalu melancarkan pergerakan jemarinya disekitar pinggul dan pusar Mr. Osborn.

"Sangat berbulu dibawah sini Sir, kau tahu aku begitu menyukai sesuatu yang dapat menggelitik kulitku, seperti milikmu ini" Daisy sedikit menaikan intonasi bicaranya ketika jemari lentik itu masih menjambak rambut Mr. Osborn.

"Kau memiliki segala sesuatu yang aku inginkan Sir, sesuatu yang tentunya sangat digilai semua wanita."

"Tubuhmu, otot keras dan kemaluanmu yang sangat besar dan panjang. Oh, lihatlah urat-urat yang tercetak indah dibawah sana, kau ingin aku mengulumnya Sir?" Tanya Daisy ditelinga Mr. Osborn.

"Do it, Bitch!" Desis Mr. Osborn seiring dada bidang itu naik turun seolah panas membakar tubuhnya.

Daisy tertawa sumbang, melepaskan jambakannya dirambut pria itu dan menekan tubuhnya agar menungging.

"I will Sir, tapi pertama aku harus bermain dengan ciptaan tuhan yang indah ini" Daisy melihat sebuah mahakarya tuhan itu dari belakang, sungguh indah hingga Daisy tak tega jika membuatnya luka sedikitpun.

Daisy menampar bokong berisi dengan gemas dan sedikit meremasnya, kemudian mengambil sesuatu yang disediakan oleh pria itu didalam kamar mandi tadi.

Bibir seksi itu sedikit terbuka, memasukan benda silikon yang ukurannya lumayan besar tersebut dan sedikit mengulumnya dengan gemas. Setelah itu ia kembali menariknya keluar dari bibirnya dan membasahi jempolnya dengan salivanya sendiri.

"You will love this, Sir..." ujar wanita dengan bibir yang penuh dengan saliva itu.

Daisy mengoleskan jempol yang berlumuran saliva tersebut kearah lubang keriput milik Mr. Osborn, membuat gerakan lingkaran disekitar sana hingga membuatnya licin.

"Are you ready Sir?" Tanya Daisy dengan suara menggoda.

Tanpa aba-aba atau sekedar mendengar jawaban pria itu Daisy memasukan benda yang cukup panjang itu kedalam Mr. Osborn, Daisy dapat mendengar dengan jelas geraman nikmat yang keluar dari mulut pria itu.

Begitupun dengan bahunya yang sedikit bergetar, terlihat sekali jika pria itu begitu menikmati momen ini.

"Is that hurt Sir?"

"No." Jawabnya singkat, Daisy yang mendengarnya begitu bersemangat hingga terus memasukannya dengan sangat dalam.

Tubuh pria itu terus bergetar, keringat mulai terlihat membasahi punggung tegap tersebut membuatnya mengkilap dibawah sinar lampu ruangan tersebut. Membuat gairah kian membuncah seolah ingin terus terpuaskan lagi dan lagi.

Sebagian pre-chum milik pria itu berjatuhan keatas lantai, tak luput dari mata indah Daisy dan segera menggodanya dengan jemari Daisy.

"God, why your finger is so damn good Daisy?" Racau Mr. Osborn yang masih dalam posisi menungging membelakangi Daisy.

Daisy menyeringai senang, memperlihatkan deretan gigi putihnya. Kepercayaan diri seseorang akan meningkat setelah dipuji seperti itu, dan Daisy tentu tidak akan melewatkan kesempatan ini, ia mengelus lembut kejantanan besar dan berurat tersebut sambil menggerakan benda silikon yang tertancap dibelakang Mr. Osborn.

"Bagaimana rasanya Mr? Mungkinkah rasanya seperti kau ingin terbang kesurga?" Racau Daisy yang mulai menaikan temponya pada benda tersebut seraya terus memaikan jemarinya pada kejantanan Mr. Osborn.

"No Sir, you're not going to heaven. I'll give you hell" desis Daisy dan menggerakan benda itu dengan brutal.

Hingga geraman besar pria itu berhasil memenuhi isi ruangan terbuka pada saat itu juga, Daisy begitu gemas memainkan Mr. Osborn, sesekali ia mengecup bokong berisi tersebut dan menggigitnya.

"Shit! F*ck you B*tch!" Umpat pria itu, tubuhnya bergetar hebat dengan keringat mulai menetes dari kulit kecoklatan tersebut.

"I'm gonna come Daisy...." suara berat itu terdengar bergetar, Daisy terus memainkan kedua jemarinya dengan cepat.

"Give it to me Sir, Give it to me!" Titah Daisy, membuat Mr. Osborn menggeram hebat.

Cairan kental tersebut akhirnya membanjiri jemari Daisy, disertai raungan berat yang keluar dari bibir seksi Mr. Osborn, dan Daisy sangat menyukainya.

Daisy menarik jemari dan benda tersebut, menjilat sisa milik Mr. Osborn yang tercecer dijarinya.

"It taste good, Sir" ucap Daisy dengan nada menggoda.

"But i have to go, pakai bajumu kembali Sir!" tambah Daisy lalu beranjak dari tempatnya menuju kamar mandi.

Buru-buru memakai Cardigan dan heelsnya kembali, tak lupa ia merapihkan kembali penampilannya didepan cermin dan menarik nafas dalam-dalam.

Daisy kemudian mengambil tasnya dan keluar dari kamar mandi.

Ia melihat Mr. Osborn terduduk diatas lantai dengan kondisi masih tanpa busana, menatapnya dengan pandangan yang tidak dapat diartikan.

Setelah pelepasan pria itu barusan, Daisy tidak dapat berlama-lama disini karena ada sesuatu hal yang harus ia urus.

Pandangan pria itu begitu sayu, Daisy tidak mengerti. Ia bukan wanita yang peka terhadap seorang pria kecuali dalam hal seks, dan lagi, ia tidak perduli.

Daisy melewati Mr. Osborn begitu saja dan meninggalkan ruangan hotel tersebut, seperti tidak ada yang terjadi wanita itu melenggang keluar seolah urusan bisnisnya telah selesai.

Daisy memasuki mobil hitam metalik dan memuji Andrew yang selalu tepat waktu menjemputnya.

"Kita pulang Miss?" Tanya Andrew yang hanya diangguki oleh Daisy yang duduk dibangku belakang.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height