+ Add to Library
+ Add to Library

C7 6

“Ibu, kenapa kau memaksaku kembali ke kamar. Allura benar-benar menjebakku. Aku akan membunuh pelacur itu!” Arlene bisa gila jika ia tidak bisa membalas dendam pada Allura.

“Berhenti bertindak bodoh, Arlene. Tenangkan dirimu, jika tidak kau akan menghancurkan dirimu sendiri!” Selir Samantha menasehati putrinya sendiri. Ia tidak ingin citra putrinya yang elegan, anggun dan tenang rusak karena tidak bisa mengontrol emosi.

“Aku tidak bisa tenang, jika Allura masih hidup, Ibu. Wanita itu telah menghancurkan hidupku,” balas Arlene.

“Apa kau tidak melihat bagaimana wajah ayahmu hari ini? Dia tidak pernah marah padamu, tapi karena kau tidak bisa mengontrol emosimu ia membentakmu. Jika kau masih tidak bisa menguasai dirimu sendiri, ayahmu akan semakin marah. Sudah cukup untuk hari ini, Arlene. Ibu tahu kau marah, ibu juga sama denganmu. Allura, jalang itu, ibu pasti akan membunuhnya.” Selir Samantha juga dipermalukan oleh Allura hari ini. Ia tidak akan diam saja. Seharusnya ia membunuh Allura sejak dahulu, jadi hari seperti ini tidak akan tiba.

Apa yang ibunya katakan memang benar, ayahnya kehilangan muka hari ini. Jika ia tidak bisa mengatur emosinya maka ayahnya akan semakin marah. Ia tidak bisa membuat ayahnya menghukum Allura.

Ia ingin mengirim Allura ke neraka secepat mungkin, tapi ia tidak bisa menggunakan ayahnya, ia akan mencari jalan lain. Penderitaannya harus terbayarkan.

“Ibu, aku terlalu impulsif, maafkan aku.” Arlene akhirnya menyadari kebodohannya. Ia telah masuk ke dalam permainan Allura. Hari ini bukan hanya ia tidak mendapatkan keadilan, tapi ibu dan ayahnya juga dipermalukan oleh Allura.

“Bagus kau menyadarinya dengan cepat.” Selir Samantha duduk di sofa yang dialasi dengan kain buludru mahal. “Apa yang telah terjadi hari ini, bagaimana pun juga aku akan membuat Allura membayarnya. Jalang sialan itu telah mempermalukanku di depan Pangeran Pertama dan Pangeran Kedua. Pelacur sialan itu, aku tidak akan melepaskannya,” geram Selir Samantha.

Kebenciannnya terhadap Allura semakin bertambah. Sebelumnya ia membiarkan Allura hidup karena ia pikir Allura tidak akan membuat masalah untuknya. Allura tidak berguna, lemah dan pengecut, tapi siapa yang sangka jika Allura hari ini dengan berani menentangnya. Mengabaikan kebaikan hatinya yang tetap mengampuni nyawa Allura.

Mengesampingkan Allura sejenak, Selir Samantha ingn mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ia tahu wanita pengecut jenis Allura tidak akan menjebak putrinya. Selama ini ia dan Arlene yang sering menjebak Allura, bukan sebaliknya.

“Katakan yang sebenarnya, bagaimana kau bisa berakhir di dalam kamar itu?” Selir Samantha menekan Arlene agar anaknya itu berkata dengan jujur.

Arlene tidak akan membohongi ibunya sendiri. Selama ini ibunya lah yang telah membantunya dalam banyak hal, termasuk dalam membuat Pangeran Jourell menjadi miliknya.

Cerita mengalir dari mulut Arlene. Ia telah merencanakan jebakan untuk Allura sejak satu minggu lalu, karena dalam dua minggu lagi Allura dan Pangeran Jourell akan menikah. Jika Allura berhasil dijebak, Allura akan dipenjara 10 tahun karena telah menghina dekrit kerajaan yang menjodohkan Allura dengan Pangeran Jourell. Tidak hanya itu, perjodohan akan dibatalkan.

Pangeran Jourell tidak bisa menolak menikahi Allura karena itu perintah ayahnya. Ia sangat ingin naik tahta menjadi penerus raja, maka dari itu ia tidak ingin menentang ayahnya. Ia harus menjadi anak yang berbudi luhur, dengan begitu ayahnya akan yakin memberikan tahta padanya.

Jika kesalahan terletak pada Allura, maka itu tidak akan berefek pada reputasinya. Allura akan dicap sebagai wanita tidak bermoral karena berhubungan dengan pria lain setelah memiliki ikatan dengan Pangeran Jourell.

Wajah Arlene tiba-tiba menjadi merah gelap. “Ketika aku hendak membius Allura, ia menahan tanganku dan membuatku membekap mulutku sendiri. Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi.” Keringat membasahi dahi Arlene, ia gemetar dan tidak bisa melanjutkan ucapannya lagi. Sangat berat baginya untuk menceritakan bagaimana perasaannya ketika ia tersadar dengan dua pria di atas tubuhnya.

“Tidak usah melanjutkannya lagi.” Selir Samantha mengerti trauma yang dialami oleh putrinya. Kening wanita berparas lembut itu berkerut. “Bagaimana jalang sialan itu bisa tahu kau akan menjebaknya? Tidak mungkin dia bisa membawamu ke kamar yang sudah disiapkan oleh Pangeran Jourell jika ia tidak tahu apapun.”

Arlene baru menyadari hal itu. Rencana ini hanya ia dan Pangeran Jourell yang tahu. Tidak mungkin Pangeran Jourell yang membocorkan hal itu, ia sangat tahu seberapa besar Pangeran Jourell ingin menyingkirkan Allura. Apakah Allura menguping?

“Wanita sialan itu! Dia pasti telah menguping pembicaraanku dan Pangeran Jourell. Dia sengaja berpura-pura tidak tahu apapun untuk menjebakku. Pelacur sialan! Aku pasti akan membunuhnya.” Arlene mengepalkan kedua tangannya kuat.

Allura benar-benar licik. Wanita buruk rupa itu telah menipunya dengan sikap polos yang ternyata menyimpan banyak rencana keji. Kebencian Arlene pada Allura sampai ke titik ia ingin mencincang daging Allura lalu memberikannya ke anjing liar. Wanita seperti Allura bahkan tidak berhak mendapatkan pemakaman yang layak.

“Kalian benar-benar ceroboh.” Selir Samantha mendesah kecewa. Kenapa putrinya tidak berhati-hati dalam mengambil tindakan yang pada akhirnya mengakibatkan dirinya sendiri yang menderita kerugian.

Bahkan sekarang mereka tidak bisa menyalahkan Allura karena alibi Allura yang masuk akal.

“Rubah licik itu benar-benar penipu. Ia pasti sangat bahagia telah menghancurkanku. Aku tidak akan membiarkan dia hidup dengan tenang setelah apa yang terjadi padaku. Allura, dia harus merasakan penderitaan yang lebih buruk dariku.” Arlene bersumpah pada dirinya sendiri.

Pintu kamar Arlene terbuka. Sosok pria elegan dan anggun dengan wajah sempurna terlihat berdiri di tengah pintu. Pria itu melangkah masuk.

Arlene menghambur ke pelukan pria itu. “Pangeran Jourell, aku sangat menderita.” Air mata mengalir di wajah mungilnya seperti permata yang jatuh dari perhiasan yang patah. Wajahnya yang pucat membuat ia terlihat semakin menyedihkan. Siapapun yang melihatnya menangis seperti saat ini pasti akan tergerak untuk melindungi wanita rapuh itu.

Rasa jijik memenuhi pikiran Pangeran Jourell. Ia tidak bisa melupakan bagaimana dua orang pria berada di atas tubuh Arlene. Meski begitu ia tidak bisa mendorong Arlene dari tubuhnya. Itu akan sangat kejam. Bagaimana pun hal yang terjadi pada Arlene saat ini juga karena idenya. Namun, Pangeran Jourell tidak sepenuhnya merasa bersalah.

Arlene sangat bodoh hingga tidak bisa mengurus wanita lemah seperti Allura. Jadi, itu salah Arlene jika ia terjebak dalam jebakan yang mereka buat.

“Tenanglah, Arlene. Aku mengerti perasaanmu.” Pangeran Jourell bicara dengan lembut, menutupi rasa jijik yang melintas di otaknya.

“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Hidupku telah hancur. Aku tidak bisa menahan semua ini sendirian.” Arlene terisak pilu.

Pangeran Jourell memegang kedua bahu Arlene, mata almondnya menatap iris cokelat terang Arlene hangat. “Jangan bicara seperti itu, Arlene. Kau memiliki aku. Kau tidak sendirian.”

“Tapi aku telah dinodai, Yang Mulia. Tidakkah kau jijik padaku?” Kedua mata Arlene yang basah terlihat sangat tidak berdaya. Arlene putus asa, sedih dan kehilangan arah.

“Apapun yang terjadi padamu, aku tetap mencintaimu.” Pangeran Jourell memiliki mulut yang sangat manis, kata-katanya mampu membuat orang merasa senang.

“Reputasimu akan rusak jika kau tetap bersamaku. Aku tidak bisa menarikmu ke dalam lumpur.” Arlene bersuara pelan. Ia hanya sedang bermain kata-kata agar Pangeran Jourell simpati padanya. Ia jelas tidak akan rela ditinggalkan oleh pria yang setengah mati ia cintai.

Pangeran Jourell membelai kepala Arlene lembut. “Kau terlalu mengkhawatirkanku. Aku bahkan bisa melepas tahta demi dirimu.”

“Tidak! Aku tidak ingin kau menyerah pada ambisimu.”

“Apa gunanya aku menjadi raja jika kau tidak di sisiku.”

Ucapan Pangeran Jourell membuat Arlene sepenuhnya tersentuh. Ia tahu itu, Pangeran Jourell begitu mencintainya. Pria ini tidak akan mungkin meninggalkannya meski ia telah dinodai.

Selir Samantha yang melihat bagaimana Pangeran Jourell mencintai putrinya merasa sangat senang. Meski putrinya akan sulit untuk menjadi istri sah Pangeran Jourell, tapi masih ada kemungkinan untuk menjadi selir.

Meski Selir Samantha sangat menginginkan Arlene menjadi ratu, tapi untuk saat ini menjadi selir saja sudah cukup. Akan ada kesempatan bagi Arlene mencapai puncak. Setelah tahta benar-benar didapat oleh Pangeran Jourell, ia yakin Pangeran Jourell akan menyerahkan posisi ratu pada Arlene.

Memikirkan itu membuat suasana hati Selir Samantha yang tadinya buruk kini menjadi lebih baik. Melahirkan putri yang memiliki rupa surgawi adalah keberuntungan baginya.

Berbeda dengan Selir Samantha dan Arlene, Pangeran Jourell malah ingin membuat Arlene hanya menjadi selir. Posisi itu saja sudah cukup bagus bagi Arlene. Meski Arlene telah ternodai, ia tetap membutuhkan dukungan Perdana Menteri agar ia bisa mendapatkan tahta.

Setelah ia mendapatkan tahta, ia akan mengabaikan Arlene. Siapa yang sudi menyentuh wanita yang sudah diperkosa oleh laki-laki lain? Pangeran Jourell tidak sekonyol itu. Ia mungkin akan meninggalkan Arlene sebelum ia sempat menyentuh tubuh wanita itu.

Untuk saat ini ia masih memerlukan Arlene. Jadi, bersandiwara sedikit demi tercapai tujuannya bukanlah hal yang buruk.

“Aku sangat mencintaimu, Pangeran Jourell.” Arlene menjatuhkan kepalanya di dada sang kekasih. Ia tersenyum lembut, ia beruntung memiliki pria yang begitu mencintainya.

“Aku juga mencintaimu, Arlene.” Pangeran Jourell mengecup puncak kepala Arlene.

“Yang Mulia, Anda harus memikirkan cara lain untuk menyingkirkan Allura. Saat ini mungkin dia sudah mengetahui bahwa Anda memiliki hubungan dengan Arlene. Sebelum ia bicara lebih banyak, sebaiknya Anda segera membungkamnya.” Selir Samantha tidak ingin mengotori dirinya. Jika ia bisa menggunakan Pangeran Jourell untuk menyingkirkan Allura kenapa ia harus repot mengambil tindakan.

“Tidak akan ada yang berubah meski dia bicara. Orang-orang tidak akan mungkin mempercayai ucapannya. Lagipula dia tidak memiliki bukti bahwa aku berhubungan dengan Arlene,” jawab Pangeran Jourell. “Namun, aku pasti akan menyingkirkannya secepat mungkin. Wanita itu telah membuat Arleneku menderita, aku tidak akan membiarkannya hidup.”

“Kalau begitu aku bisa tenang. Pelacur seperti Allura tidak pantas menjadi istri sah Anda, Yang Mulia,” sahut Selir Samantha dengan rasa puas.

“Sekarang istirahatlah, Arlene. Aku akan bicara dengan Perdana Menteri mengenai yang terjadi padamu setelah ia selesai bicara dengan Pangeran Kennrick.”

Mendengar nama Pangeran Kennrick disebutkan, darah Arlene mendidih. Ini semua karena Pangeran Kennrick ia tidak bisa membalas Allura. Jika pria itu tidak ikut campur maka saat ini Allura pasti sudah dipenjara. Ia bisa menyiksa jalang sialan itu sampai ia puas.

“Baik, Yang Mulia.” Arlene adalah wanita yang penurut. Itulah yang membuat Pangeran Jourell jatuh hati padanya.

Pangeran Jourell keluar dari kamar Arlene, ia terkejut saat melihat Pangeran Kennrick berdiri di depannya.

“Aku pikir kau pergi ke kediaman tunanganmu, tapi ternyata kau berada di kediaman nona kedua. Orang mungkin akan mengira bahwa tunanganmu adalah nona kedua,” seru Pangeran Kennrick membuat Pangeran Jourell sedikit salah tingkah.

“Kakak jangan salah paham. Aku datang ke sini untuk memperingati Nona Arlene agar tidak menuduh Allura secara sembarangan lagi.” Pangeran Jourell menjawab dengan nada tenang.

“Kau melakukan hal yang benar,” seru Pangeran Kennrick. “Aku akan pergi sekarang, kau pasti memiliki kata-kata yang ingin kau bicarakan dengan Perdana Menteri.”

“Ya, Kakak. Hati-hati di jalan.” Pangeran Jourell memberi hormat pada kakaknya yang kini sudah berlalu pergi.

Pangeran Jourell melirik kakaknya dengan tatapan sinis. “Di masa depan, aku pastikan kau yang akan menunduk memberi hormat padaku.”

Sebagai seorang anak permaisuri, Pangeran Jourell yakin ialah kandidat terbaik untuk menjadi putra mahkota. Dan ketika hal itu terjadi, semua orang akan memberi hormat padanya termasuk pangeran pertama.

Meski Pangeran Kennrick telah melepaskan posisi putra mahkota, tapi Pangeran Jourell tetap tidak bisa tenang sebelum ia benar-benar menyingkirkan saudara beda ibu nya itu. Tidak ada yang bisa memprediksi masa depan, siapa yang tahu jika suatu saat Pangeran Kennrick akan menginginkan posisi putra mahkota lagi.

Pangeran Jourell telah mengirim banyak pembunuh bayaran untuk melenyapkan Pangeran Kennrick, tapi tidak satu pun dari mereka yang berhasil melakukan tugas itu. Pangeran Kennrick hidup dengan banyak keberuntungan, tapi Pangeran Jourell yakin suatu hari nanti ia pasti bisa menyingkirkan Pangeran Kennrick.

Pangeran Jourell berhenti melirik saudaranya yang sudah menjauh. Kini ia melangkah menuju ke ruangan kerja Perdana Menteri.

“Apa yang Pangeran Kennrick bicarakan denganmu, Perdana Menteri?” Pangeran Jourell bertanya tanpa basa-basi.

Perdana Menteri membalik tubuhnya. Ia melihat ke arah Pangeran Jourell yang kini berada dua langkah di depannya.

“Pangeran Kennrick ingin mendiskusikan tentang penanganan bencana alam yang terjadi di desa Astec,” jawab Perdana Menteri jujur. “Namun, ia akan datang lagi nanti karena ia memiliki urusan sekarang.”

Pangeran Jourell merasa sedikit aneh. Kenapa saudaranya ingin berdiskusi dengan Perdana Menteri dan bukannya langsung ke ayah mereka seperti yang biasanya dilakukan oleh saudaranya itu.

Apakah saat ini Pangeran Kennrick ingin mendekati satu per satu orang yang mendukungnya agar beralih menjadi pendukung Pangeran Kennrick?

Kecurigaan memenuhi otak Pangeran Jourell. Nampaknya ia harus lebih berhati-hati sekarang. Secepat mungkin ia akan menikahi Arlene agar Perdana Menteri tetap berada di pihaknya.

“Aku ingin membicarakan tentang Arlene, reputasinya saat ini benar-benar buruk. Kita harus bergerak cepat sebelum rumor menjadi semakin mengerikan.” Pangeran Jourell kembali ke topik yang ingin ia bahas dengan Perdana Menteri.

Ia akan menikahi Arlene, jadi ia harus sedikit memperbaiki citra Arlene yang sudah rusak. Ia akan jadi lelucon jika ia menikah dengan Arlene yang digosipkan memiliki kehidupan yang bebas.

Sebaliknya ia harus membuat orang-orang simpati pada Arlene, agar mereka tidak lagi membicarakan Arlene.

“Apakah Yang Mulia memiliki ide?” tanya Perdana Menteri. “Sebelumnya, silahkan duduk, Yang Mulia.”

Pangeran Jourell mengambil tempat duduk, kemudian ia mulai bicara. “Buat pernyataan Arlene diculik lalu diperkosa oleh orang yang memiliki dendam padamu. Biarkan orang-orang bersimpati pada Arlene sehingga mereka tidak akan tega membicarakan Arlene lagi.”

Mendengar rencana Pangeran Jourell, Perdana Menteri segera menyetujuinya. Dengan menjadikan putrinya sebagai korban, maka reputasinya tidak akan hancur.

Tbc

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height