Forbidden of Love/C3 Ditinggal Sendiri
+ Add to Library
Forbidden of Love/C3 Ditinggal Sendiri
+ Add to Library

C3 Ditinggal Sendiri

Menatap diri didalam kamar mandi membelai vaginanya dimana sperma Manoj masih ada diambil dengan menggunakan jari lalu dicium dan dijilatinya, membayangkan penis Manoj yang dijilat oleh dirinya. Lia tidak menyangka bagaimana bisa dirinya berbuat nekat seperti ini diusia yang tidak muda lagi bahkan memiliki cucu, menatap tubuhnya di cermin seakan menilai diri bahwa ternyata masih menarik perhatian meski pria tersebut memiliki usia tidak jauh berbeda dengannya. Mendengar suara pintu terbuka dengan segera Lia membersihkan diri agar Gio tidak mencium bau – bau dari pria lain, pintu terbuka bertepatan Lia yang telah memberikan sabun pada tubuhnya.

“Kamu tidak menungguku, sayang.”

Lia menyambut Gio yang membuka pakaiannya dan langsung mendorong dirinya di dinding dengan shower yang menyala dimana Gio langsung memasukkan penisnya kedalam dengan menggerakkannya secara cepat hingga akhirnya keluar semua spermanya dalam rahim Lia dalam waktu tidak lama. Melepaskan penisnya dari vagina Lia dengan mencium bibirnya terlebih dahulu, Lia memandikan Gio hingga bersih selanjutnya dirinya melakukan hal yang sama.

“Aku tadi melihat Pak Manoj pas mau masuk kerumah, kamu kasih makanan?” Lia mengangguk “ya kasihan gak ada istri dia, beda berapa tahun sama kita?” Lia diam karena malas membahas “Dio mana?.”

“Ma, besok aku berangkat subuh” Lia menatap penuh tanda tanya pada Dio “mau keluar kota biasa naik gunung, ma.”

“Papa mau cuti aja mumpung Dio keluar kota, tapi sayangnya papa juga keluar kota.”

“Kemana?” Lia sedikit penasaran karena jarang Gio keluar kota.

“Semarang, mama siapin ya bajunya.”

“Aku juga.”

“Papa berapa lama?.”

“Lusa udah datang pas pulang kantor tapi gak mampir sini karena langsung masuk kerja.”

Suasana meja makan kembali penuh dengan suara ayah dan anak yang tidak mau kalah bercerita membuat Lia tersenyum, setelah semua selesai dengan segera menyiapkan keperluan kedua jagoannya untuk diluar kota termasuk obat – obatan terutama Dio. Menatap semua keperluan yang masuk dalam tas dan jam yang sudah cukup malam, Lia memutuskan untuk istirahat karena mereka akan berangkat pagi sekali. Gio dan Dio sudah tidur dengan sangat nyenyak seakan telah melakukan pekerjaan berat, Lia memutuskan untuk tidur disamping Gio dengan memeluknya erat yang juga dibalas oleh Gio.

“Ma, aku berangkat dulu ya nanti kalau ada apa – apa kabari satpam ya” Gio memeluk Lia erat yang hanya ditepuk punggungnya pelan.

Saat ini masih jam tiga pagi dimana kedua jagoannya harus segera berangkat dan mereka membangunkan Lia agar bisa berpamitan. Menggunakan kendaraan terpisah menuju tujuannya masing – masing, Gio membuka tangannya dengan segera Lia masuk kedalam pelukannya.

“Kalau bosan biar Kia kesini atau kamu ke cafe.”

“Aku mau istirahat aja kalau Kia disini yang ada harus melayani dia.”

Gio mencium bibir Lia lama seakan tidak tega berpisah, selalu menjadi kebiasaan Gio dimana akan berat berpisah dengan Lia, tepukan pelan membuat Gio melepaskan pelukan dan masuk kedalam mobilnya. Lia mengamati mobilnya yang telah pergi menjauh dengan segera ditutupnya pintu pagar, mata Lia menatap sekitar dimana tampaknya tempat tinggal Manoj masih gelap yang berarti masih dalam mimpi. Masuk kedalam rumah dan memastikan semuanya telah terkunci dimana ponsel Lia berbunyi tidak lama kemudian mengabarkan bahwa Gio sudah merindukannya, menatap lemari mencari pakaian mini yang dimilikinya dan sangat disukai Gio dimana sudah banyak yang dirobek karena tidak sabar. Memilih pakaian transparan berwarna merah dimana tanpa menggunakan dalaman sama sekali kecuali celana dalam dengan tali tipis sehingga pantat dan juga belahan vagina terlihat, Lia tersenyum puas melihat apa yang dirinya lakukan saat ini. Keluar dan memastikan kembali keadaan rumahnya terkunci dengan sangat aman secara perlahan melompati tembok belakang rumahnya yang menghubungkan dengan rumah Manoj dimana sedikit berharap pintunya tidak terkunci, sedangkan Lia tadi sempat menutup sedikit pintu belakang rumahnya.

Lia membuka perlahan pintu belakang Manoj yang ternyata tidak terkunci, ketika masuk pemandangan pertama yang dilihatnya adalah tempat yang sangat berantakan dengan berbagai macam minuman, bungkus makanan berserakan serta meja makannya yang penuh dengan makanan dibiarkan begitu saja. Lia tidak peduli dengan itu semua karena tujuannya adalah kamar Manoj dimana pastinya pria tersebut masih tertidur nyenyak, menaiki tangga secara perlahan lalu membuka pintu kamarnya dengan pelan dimana Manoj menatap luar dengan kaleng minum ditangannya.

“Kamu datang ternyata” Manoj menggerakkan tangannya agar Lia mendekat “aku tidak bisa tidur karena memikirkan rasamu makanya aku memilih minum agar kamu hilang dari pikiran.”

Lia mendekat kearah Manoj yang langsung ditarik hingga duduk dipangkuannya, dibelainya pipi Manoj pelan membuat sang pria tua memejamkan mata mendekatkan diri dengan mencium bibirnya lembut yang seakan Manoj menikmati semua momen ini. Lia membalas ciuman Manoj dengan penuh perasaan seakan bibir tebalnya ini sudah sangat didambakan dari lama, tangan Lia menjelajah pada dada penuh bulu saat mereka saling mengecap rasa masing – masing.

“Kenapa tidak bisa tidur?” menatap Manoj lembut “rumahmu berantakan padahal aku ingin melakukan di setiap sudut rumah ini” membelai dada Manoj penuh bulu membuat Lia semakin terangsang “aku menginginkanmu saat ini.”

“Berapa lama waktu yang aku punya untuk menikmatimu?” Manoj menatap lembut Lia.

“Seharian ini kamu bisa menikmatiku sepuasnya hingga malam dan sepertinya aku akan tidur disini.”

Manoj menatap dengan penuh kebahagiaan “kamu tidak berbohong?” Lia menggelengkan kepala “aku ingin tidur terlebih dahulu karena pusing sekali kepala.”

Lia turun dari pangkaun Manoj dipegangnya tangan Lia menuju salah satu ruangan dimana tampaknya paling bersih dan juga harum, perlahan Lia membuka pakaiannya hingga telanjang begitu juga dengan Manoj yang melakukan hal sama. Digendongnya Lia menuju ranjang lalu menariknya kedalam pelukan, Lia bisa merasakan penis Manoj di perutnya namun karena masih terlalu malam dimana masih terlalu lelah dan mata Manoj tampak lelah membuat dirinya membelai perlahan hingga pria tersebut tidur dan Lia menepuk punggung Manoj pelan agar dia tidur dengan nyenyak. Lia mendengar suara langkah membuatnya membeku serta ketakutan yang sukses membuat Manoj membuka matanya menatap Lia ketakutan, suara semakin keras terdengar membuat Manoj akhirnya sadar kenapa Lia ketakutan, mengalihkan perhatian Lia dengan mencium bibirnya lembut dengan memainkan puting payudaranya sehingga terdengar suara desahan.

“Pembersih rumah ini dan tenang saja kamar ini kedap suara sehingga tidak bisa didengar orang.”

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height