Gairang seorang pembantu penggoda/C2 Bergetar kenikmatan
+ Add to Library
Gairang seorang pembantu penggoda/C2 Bergetar kenikmatan
+ Add to Library

C2 Bergetar kenikmatan

Hana berada di belakang tubuh James– Tuan mudanya, jari lentiknya nan lembutnya mulai memijat bahu lebar milik sang majikan.

Hana bukannya memijat tapi mengelus pundak James hingga ke tengkuk belakang milik Tuannya, yang sudah memejamkan mata menikmati setiap sentuhan jari milik Hana. Hana terus menggoda hingga jarinya berada naik di daun telinga James. Tubuhnya pun sengaja di bungkukan agar dada indah milik Hana menempel di pundak Tuannya.

Sedikit menggesek dan menekan dua buah benda kenyal itu di pundak James. Sampai James berdesis saat dua benda kenyal membuat otaknya hampir kehilangan akal.

"Sstt…! Ah…!" desis James, dengan erangan kecil tapi mampu membuat Hana semakin menggoda tuannya.

Hana kembali memijat pundak James setelah puas memberi sedikit godaan pada Tuan muda, lalu ia pun mencoba untuk sedikit memijat bagian depan James dengan tangannya meraba dan mengelus dari belakang.

Tangan nakal Hana bekerja secara aktif bergerak lincah, kesana kemarin, hanya untuk melihat gairah James yang duduk tidak nyaman.

Akhirnya Hana membuka suara hanya untuk memastikan tuannya. "Tuan apa saya perlu mengambilkan minyak panas untuk mengolesi pundak Anda, sepertinya pundak Anda terasa kaku."

"Apa memang seperti itu?" tanya James.

"Ya tuan karena saya merasakan pundak Anda kaku, dan itu tidak baik untuk tulang dan syaraf Anda," Hana sedikit berbohong pada James agar misi menggoda tuannya dapat segera selesai dan Tuannya terbakar gairah karena perbuatannya.

"Kalau begitu ambillah, dan segera kembali," titah James menyuruh Hana mengambil minyak panas untuknya.

Dengan seulas senyum manis dan menggoda hanya berlalu pergi mengambil minyak panas di dalam kamarnya, Hana yakin dengan adanya minyak itu akan membuat semuanya berjalan lancar tanpa ada gangguan dari siapapun.

James melihat Hana berjalan keluar ruang kerjanya, pandangannya tak luput dari tubuh indah Hana yang hanya memakai baju tipis, dengan belahan dress sampai tepat berada di bagian belakang Hana.

G-string merah senada dengan dressnya terlihat sempurna di lekuk tubuh Hana sehingga James meneguk saliva kasarnya, tangannya pun mengusap kasar wajahnya, gairah yang selalu dipendamnya bangkit hanya karena bokong Hana terpampang jelas di matanya.

James pun mengumpat kesal, tidak menyangka pembantunya yang baru bekerja satu minggu berani menggodanya dengan pakai- pakaian terbuka, tidak tahukah James selalu menahan gairahnya selama ini. Dan pada akhirnya ia pun sudah tidak tahan dengan godaan dari pembantunya.

••••

Lima belas menit kemudian.

Senyum cerah terbit di wajah cantiknya, ia senang pada akhirnya sang majikan tergoda padanya, hanya dengan sentuhan kecil namun memabuk membuat imajinasi liar tentang tuannya semakin menggebu, ditambah lagi erangan kecil yang keluar dari mulut pria yang sudah memenuhi pikiran nakalnya. Mendengar itu saja membuat pusat milik Hana basah, apalagi jika benda pusaka milik tuannya memenuhi tubuhnya.

"Ah… tuan kau benar- benar membuatku menginginkanmu!" ujar Hana pada dirinya sendiri, yang tidak akan didengar oleh tuannya.

Hana pun keluar dari dalam kamarnya tidak mau terlalu lama disana, cairan licin yang dicarinya sudah ditemukan. Selanjutnya Hana kembali ke ruang kerja majikannya.

Malam ini Hana harus mendapatkan apa yang diinginkan, walaupun ia harus bekerja keras menggoda James– majikannya.

Lorong mansion yang sudah gelap tidak membuat Hana takut, tekadnya sudah bulat, untuk mendapatkan James. Ia turus berjalan sampai Hana bertemu pintu ruang kerja sang tuan.

Sebelum masuk Hana merapikan dressnya, rambutnya di kuncir asal sehingga leher jenjang Hana terekspos sempurna, setelah merapikan penampilannya barulah Hana masuk ke dalam.

Jalan Hana pun sengaja di lenggak lenggokan bagaikan seorang model berjalan di catwalk.

Hana mendekatkan dirinya pada sang Tuan tersenyum semanis mungkin di depan tuannya.

"Tuan maaf menunggu lama, aku harus mencari minyaknya terlebih dulu," kata Hana, suara nan seksi membuat lamunan James buyar.

James melihat Hana sudah berada di depannya, tersenyum manis. Dan menatapnya intens

"Langsung saja pijat! Pundakku terasa kaku semua." James menyuruh Hana langsung memijat pundaknya.

Hana hanya tersenyum menimpali ucapan James, ia pun berjalan ke belakang tubuh James.

Tangan James yang berada di sisi meja kerjanya sengaja disenggol oleh Hana sehingga tangannya James tak sengaja memegang pusat inti kenikmatan Hana.

James sendiri terkejut saat Hana menyenggol tangannya, dan apa yang tadi sedikit di sentuhnya? Pusat kenikmatan Hana yang terasa lembut walaupun masih tertutup dengan kain tipis.

"Sial!" umpat James. Bertambah frustasi. Gairah semakin membara seperti api yang tersiram bensin.

Tapi James harus menahan gairah itu, ia tidak ingin sisi lain dari dirinya keluar dan menerkam Hana begitu saja.

Akan tetapi siapa sangka, tangan nakal Hana justru membuat gairahnya tidak dapat dikendalikan. Tangan James mengepal, matanya tertutup. Menikmati pijatan Hana.

Tak sampai disitu, Hana sengaja menjatuhkan botol minyak di kursi James. Tepat diantara pusaka ajaib.

"Tuan maaf saya tidak sengaja menjatuhkan botolnya."

Dengan kesabaran ekstra James hanya pasrah tidak menimpali perkataan Hana.

Hana pun mengambil botol itu, sedikit membungkukkan badannya dari belakang kursi James.

Dua benda kenyalnya menempel di pundak kanan James, tangan Hana mengambil tapi dengan sedikit menyentuh dan mengelus pusaka milik James.

James yang mendapat perlakuan seperti itu pun akhirnya gelap mata. Ia menarik Hana sehingga Hana duduk di pangkuannya.

"Apa yang kau lakukan Hana? Kau telah membangunkan singa tidur?" kata James dengan suara deep voice nya.

"Tu– tuan kenapa? Apa tuan sakit?" balas Hana, pura- pura tidak tahu.

"Ck…! Kau bilang aku sakit! Tentu saja tidak! Tapi kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu!";

"Ma– maksud Tu–!" belum sempat Hana menyelesaikan kalimatnya, James sudah terlebih dulu menyumpal bibir Hana dengan bibirnya.

Mencium gadis itu kasar, menuntut, tak ada kelembutan. Lidahnya ikut bermain di bibir Hana sebelum masuk ke dalam rongga mulut Hana.

Tangan James yang diam mulai bergerak aktif mengelus paha mulus Hana, menaik turunkan di sekitar paha Hana, sebelum tangan nakal James naik ke pangkal paha Hana.

Dan tangan sebelah James menarik tengkuk Hana, agar memperdalam ciumannya.

James pun menyesap dan menggigit bibir mungil Hana, agar mempermudah lidahnya masuk ke dalam dan mengeksplor rongga dalam mulut Hana.

Sementara merasa senang Tuannya terpancing gairahnya, suatu keuntungan bagi Hana untuk bisa bermain dan merasakan sentuhan dari tuannya.

Hana pun tak tinggal diam, ia pun membalas ciuman James, liar. Walaupun ia tidak bisa mengimbangi ciuman James.

Tangan Hana yang tadi berada di tengah- tengah pangkal paha James bergerak bebas, mengelus, dan sedikit meremas pusaka James. Sesekali tangannya memegang pusaka James agar tahu bentuk milik dari sang majikannya.

James pun membawa Hana ke atas meja kerjanya, tanpa melepas ciuman mereka, kaki Hana pun di buka lebar oleh James, untuk mempermudah jarinya bermain klitoris Hana.

Ciuman James berpindah dari bibir ke kuping, menjilat kuping Hana, hingga sang empu bergeliat, mendesah.

"Ah… tuan!" desah Hana, terdengar merdu di kuping James.

Mendengar desahan seksi Hana membuat James semakin gila, jarinya yang berada di pusat kenikmatan Hana pun mulai bermain. Mengusap klitoris Hana hingga sang pemilik mengerang penuh kenikmatan.

"Tuan! Kau membuatku gila!" kata Hana, menikmati jari James mengusap titik pusatnya.

"Ini belum seberapa nikmat Hana kalau belum berada di atas kenikmatan."

"Apa tuan sedang menyiksaku?" tanya Hana lagi pada James.

"Menyiksa bukanlah bagianku! Tapi jika kau menyukai, aku tidak akan segan- segan menyiksamu!"

James pun beralih mencium leher jenjang Hana, turun hingga berada di dua benda kenyal milik Hana.

Baju tipis milik Hana pun dirobek oleh James dengan tangannya yang kosong. Dan benar saja Hana tidak memakai bra.

Bentuk dua buah dada Hana pun terpampang jelas dengan nipple pink yang siap untuk dihisap.

Lidah James pun mulai bermain di nipple pink Hana, menyesap, menjilati bahkan menggigit nipple pink itu secara bergantian.

Tangan James berada di bawah mulai masuk ke dalam gua lembab milik Hana, mengoyak pusat kenikmatan Hana.

Hana sendiri pun di buat pasrah tidak bisa melakukan apapun, hanya bisa menikmati setiap sentuhan nakal dan liar dari majikannya. Mendesah, mengerang sampai menggema seisi ruangan.

"Ah… Tuan… Mmpphh!" kata Hana, bibir bawah Hana ia gigit. Matanya terpejam menikmati jari dan lidah James menjamah tubuhnya.

Lalu, ciuman itu turun ke bawah sampai berada di pusat kenikmatan Hana.

James menundukan kepalanya tepat berada di depan pusat Hana, tubuhnya James pun di bongkokan agar ia bisa mensejajarkan kepalanya di depan kenikmatan Hana.

Kaki Hana di taruh ke pundak James, kiri dan kanan, tangan kedua James sudah berada di dua benda kenyal Hana.

Kemudian James menarik G-string Hana dengan mulutnya, walaupun sedikit kesusahan tapi Hana membantunya. Hingga tubuh polos Hana sudah tidak memakai satu helai benang pun.

Dan barulah James memulai kembali permainannya yang sempat tertunda, dan kini James bermain di pusat kenikmatan Hana dengan lidah dan jarinya.

"Tu– tuan! Ah… please!" mohon Hana, bergelinjat nikmat sampai tubuhnya sedikit naik ke atas.

"Nikmati saja sayang, aku masih belum puas bermain!"

Jari dan lidah James berlomba- lomba saling memimpin, memberikan siksaan pada Hana yang tengah mendesah hebat saat klitorisnya dijilat dengan lidah James.

Tangannya James pun seirama dengan jilatannya. Sampai cairan hangat milik Hana keluar, orgasme pertama Hana membanjiri jari tangan milik James.

Seakan belum puas dengan permainannya, James kembali menjamah tubuh Hana, dan kali ini Hana ikut andil dalam permainan ini, ia tidak ingin kalah dari James.

Hana mulai mencari pengait kain yang menutupi aset pusaka milik James, sampai ia menemukan apa yang dicarinya. Hana membuka pengait itu.

Pertama kali yang sentuhnya setelah pengait itu terbuka yaitu benda pusaka James yang keras, siap untuk memporak- porandakan inti pusat tubuhnya.

Report
Share
Comments
|
New chapter is coming soon
+ Add to Library

Write a Review

Write a Review
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height