C17 episode 17
Jabat tangan dan senyuman lebar menandakan berakirnya rapat dan keputusan kontrak kerja sama antara Lucas dan beberapa pengusaha lainnya. Lucas segera keluar dari ruangan setelah dia duduk lebih dari setengah jam di ruangan itu.
"Lucas" seorang wanita cantik dengan gaun merah ketatnya, sudah berdiri menunggunya di luar. Lucas menghentikan langkahnya dan diam dengan tenang.
"Hay Selena" sapanya dengan dengan senyuman kaku.
Selena tersenyum lebar, bergerak mendekatinya dan langsung mengalungkan kedua tangannya di leher Lucas. "Lama tidak bertemu."Bisiknya dengan desahan. "Senang rasanya bisa bertemu denganmu di sini."
"Aku juga" jawab Lucas seadanya. Lucas masih ingat saat dia tinggal selama beberapa bulan di Los Angeles, Lucas menjalin hubungan dengan wanita itu. Meski hanya sebatas di ranjang dan tanpa ikatan, Selena tetap berharap lebih, karena itu Lucas meninggalkannya.
"Kau punya waktu?, aku ingin mengobrol" Selena mengusap leher Lucas dengan tatapan lapar.
"Jika untuk mengobrol aku tidak punya waktu."
Seringai nakal langsung menghiasi bibir Selena, "Bagaimana dengan kegiatan yang lain?."
Sejenak Lucas merenung. Mungkin sebaiknya dia menerima Selena beberapa menit saja, Lucas sudah tahu kemana arah tujuan wanita itu.
Tidak ada salahnya Lucas bersenang-senang sebentar. Setelah Alexa tinggal di rumahnya, Lucas tidak pernah lagi berhubungan dengan wanita dan menyalurkan hasratnya.
"Tentu saja sayang" jawab Lucas dengan seringai khasnya.
Selena tersenyum penuh kemenangan. Dia sempat di buat iri dan cemburu saat melihat Lucas menggandeng Alexa di depan umum, Lucas tidak pernah melakukan itu sebelumnya. Tapi, kini Selena cukup percaya diri, jika Lucas menerimanya itu artinya gadis yang di bawa Lucas tidak ada artinya.
"Aku membawa pengaman" bisik Selena seraya menarik Lucas pergi.
***
Alexa memangku dagunya dan mulai cemberut bosan, dia menyesap Vodkanya lagi. Andai saja ini HongKong mungkin Alexa sudah pergi.
Ini Dubai, tempat asing bagi Alexa. Apalagi para pengawal Lucas menunggu di luar.
"Kau sendirian?" Seorang pria bermata biru bertanya, dia tersenyum ramah dan polos. Alexa mengangguk sedih, gadis itu mengigit bibirnya menahan diri untuk tidak menangis. "Aku bisa menemanimu."
"Aku ingin pulang" bisik Alexa lugu.
Pria itu tersenyum lembut melihat cara Alexa berkata dengan raut muka sedih juga takut. "Aku bisa mengantarmu"tawarnya.
Alexa menggeleng. Di luar ada Shwan dan para pengawal, Alexa tidak mau membuat ulah dan membuat Lucas marah, Alexa takut jika Lucas menyentuhnya lagi.
"Jangan khawatir, aku pria baik. Namaku Shaepati, panggil aku Shae. Siapa namamu?" Tangannya terulur.
Alexa menerima uluran tangannya dan bersalaman "Alexa."
***
Selena bersimpuh dengan heels tajamnya, mulutnya masih betah menikmati milik Lucas dengan kepala maju mundur, membuat pria itu memejamkan matanya dan mengerang menerima layanan Selena.
Bunyi flop terdengar jelas saat Selena meloloskan milik Lucas dari mulutnya, lidahnya terjulur membersihkan cairan pelepasan pria itu.
Selena berdiri dan segera melepaskan gaunnya dengan mudah. Lucas mendorongnya ke kursi dan membalikan tubuh wanita itu agar membelakanginya. Lucas segera merobek paket foil di tangannya dan memasangnya dengan cekatan.
Selena mencengkram sandaran kursi dan membuka kakinya.
"Yeah..." Selena mendesah saat milik Lucas memasukinya. "Lucas.." ucapnya terbata-bata, menerima hujaman keras dan cepat di dalam dirinya, membuat Selena tidak bisa berhenti mendesah dan berteriak nikmat.
***
Shae berbicara banyak dan mengajak Alexa berkeliling rumah. Pria itu suka menunjukkan banyak hal yang tersimpan di dalamnya. Shae sangat menyenangkan dan ramah, membuat Alexa nyaman saat di dekatnya meski mereka bertemu beberapa menit yang lalu.
"Jadi ini rumah kakekmu?" Alexa duduk di bangku gazebo, mereka berada cukup jauh dari pesta.
Shae tersenyum dengan anggukan, dia duduk di samping Alexa. Cukup dekat dan rapat, "Aku juga kurang suka pesta seperti ini. Sama sepertimu, aku benci mendengar topik bisnis-bisnis dan bisnis. Mereka sangat monoton seperti robot."
Alexa tertawa lepas, dia merasa senang mendengar keluhan tulus Shae. Sudut mata Alexa kembali tertuju pada cake cokelat di atas meja yang sejak tadi mencuri perhatiannya.
"Apakah.. apakah aku boleh memakan itu?" Tunjuknya dengan malu-malu. Sejak dia datang kemari, Alexa belum makan apapun.
Shae tertawa keras, "Tentu saja. Ambil apapun yang kamu mau."
***
"Ah.. Lucas..." Selena membuka kakinya semakin lebar, tangannya memegang erat pinggiran meja, dengan tubuh setengah terbaring.
Lucas bergerak semakin cepat, dia harus segera menuntaskannya dengan cepat dan segera menemui Alexa. Alexa pasti bosan terlalu lama menunggu.
Alexa...
Wajah cantik gadis itu terbayang di mata Lucas.
Tanpa terkendali, Alexa langsung menyita fikiran dan pandangannya..
Lucas mencengkram pinggul Selena, dan semakin bergerak dengan keras tanpa ampun. "Sial.. Alexa" Panggilnya seperti sebuah mantra menuju pelepasannya yang memuaskan.
Kepala Lucas berdentuman pusing, dia berhenti dan menjauh. Mengabaikan Selena yang diam membeku dengan api kemarahan yang langsung mematikan gairahnya.
Bagaimana tidak, mereka sedang bercinta dengan panas, tapi Lucas memanggil nama wanita lain saat berada dalam dirinya.
Lucas terhuyung ke sofa, dia duduk dengan pandangan mengabur.
***
Alexa terhuyung pusing, tangannya melepaskan piring kecil cake yang sedang di nikmatinya. Alexa terjatuh, dengan sigap Shae menangkapnya dan membawa gadis itu ke dalam pelukannya.
"Alexa, bangunlah" Shae menepuk-nepuk pipi Alexa dan berusaha membangunkannya.
Perlahan-lahan mata Alexa terbuka.
"Syukurlah. Kamu membuatku takut" Shae bernapas lega seraya memeluknya.
LuXa mengerutkan keningnya, napasnya terasa berat dan sesak, merasakan pelukan hangat dan akrab Shae yang mengganggunya.
Sialan kau Alexa. Kau selingkuh dariku..
To Be Continue..