HAPPY VIRUS/C6 Episode 6
+ Add to Library
HAPPY VIRUS/C6 Episode 6
+ Add to Library

C6 Episode 6

LuXa( Lucas bertubu Alexa)

Alecas( Alexa bertubuh Lucas)

***

"Ini kamarku?" Alexa melihat setiap interior kamar barunya, ranjang king size putih di hiasi gordeng seperti zaman kerajaan, ruangan walk in closet yang luas, kamar mandi yang luas dengan bathup yang besar dan nyaman, tidak lupa meja rias dan lemari buku juga televisi, semuanya sudah cukup lengkap meski tidak terlihat feminim seperti kamar pribadi miliknya.

"Perlu lemari makanan?" Lucas bersandar pada pintu, melihat setiap gerak gerik Alexa yang masih meneliti setiap sudut kamar barunya.

Alexa menggeleng, "Untuk saat ini cukup. Keluarlah!" Usirnya dengan berani, bahkan tidak mengucapkan kata terima kasih sebagai basa-basi.

"Tidak tahu terima kasih" Lucas menutup pintu dengan kasar.

Alexa melepaskan sepatunya, melompat ke ranjang dan membaringkang tubuhnya dengan nyaman. Dia merasa lelah menjalani harinya yang aneh sejak tadi, rasa kantuk menyerangnya, Alexa menguap dan mengeliat, mulai memejamkan matanya dan tidur.

***

Lucas berkutat dengan laptopnya, dia menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda. Lengan kemejanya dia gulung sampai siku, menampakan tangannya yang kuat. Lucas telah terbiasa menghabiskan waktunya untuk bekerja, sisanya lagi untuk bersenang-senang.

Dari kesibukan tangannya yang bergerak membalas email masuk, Lucas menjatuhkan kepalanya ke sandaran kursi dan mencoba untuk berdiri.

Tiba-tiba kepalanya terjatuh dan terantuk ke atas meja cukup keras.

"Aduh!" Rengeknya kesakitan, pandangannya mengedar mengumpulkan kesadaran. "Ini di mana?" Alecas mengusap keningnya yang sempat terantuk.

BRAKK

Pintu ruangan kerja terbuka dengan tendangan keras, di ambang pintu sudah ada LuXa berdiri. "Apa yang kau lakukan?!" LuXa berteriak membentak.

Tidak susah bagi LuXa untuk sampai ke ruangan kerjanya lagi, karena kamar tempat Alexa berdampingan dengan ruangan kerjanya, sehingga tidak memerlukan waktu yang lama bagi Lucas untuk kembali ke kamarnya.

"Apa?" Alecas ketakutan mendengar teriakan LuXa yang menakutkan. Sementara dia sendiri tengah kebingungan karena tubuh mereka tertukar lagi.

"Kau tahu maksudku!" Desisnya emosi, LuXa mengitari meja dan merangsek kemeja Alecas dengan kuat. Sikapnya sangat jauh dari kata kelembutan, meski orang yang di hadapannya adalah seorang gadis kecil. "Penangkal kutukan ini adalah ciuman, setidaknya kau harus tahu apa yang menyebabkan tubuh kita tertukar lagi."

"Kenapa kau marah padaku?, aku tidak tahu apa-apa!" Alecas menahan diri untuk tidak menangis dan membuat pria di hadapannya semakin besar kepala dan bersikap semena-mena padanya, apalagi Alecas tidak suka di bentak-bentak.

"Apa yang terakhir kali kau lakukan barusan?."

"Aku berbaring dan tidur."

"Tidur?" cengkraman LuXa mengendur, dia mulai berfikir keras. "Jadi tubuh kita akan tertukar lagi jika salah- satu dari kita tidur?, itu maksudmu?."

"Mana aku tahu, cepat cium aku!, aku lelah dan mengantuk" Alecas sudah tidak tahan lagi berlama-lama berdekatan dengan LuXa.

"Kau tidak boleh tidur."

"Memangnya siapa kau?, berani sekali mengaturku" Alecas berdecak pinggang dengan berani, dia tidak mau di tindas dan di perlakukan semena-mena oleh pria arogan seperti Lucas.

LuXa menaikan satu alisnya bersamaan dengan senyuman sinis yang terlukis di wajah cantik Alexa. "Jika kau kau tidur dan tubuh kita tertukar lagi. Aku bersumpah, akan membawa tubuhmu ke para pengawalku dan kau akan di setubuhi mereka semua."

Alecas tertawa nyaring meremehkan, gertakan LuXa tidak mempan padanya. "Silahkan saja!, yang menikmati tusukannya kan dirimu, aku hanya akan tidak akan perawan lagi nantinya" Alecas tertawa lagi.

LuXa menggeram, merutuki kebodohannya mengancam Alecas. Dalam satu sentakan dia menerjang jarak di antara keduanya. Dengan kuat LuXa mendorong Alecas untuk kembali duduk di kursi dan duduk, sementara dia naik ke pangkuannya dan menciumnya dengan kasar dan kuat tanpa memberi jeda sedikit pun.

Menyadari tubuh mereka sudah kembali, Lucas memegang erat pinggang Alexa agar tetap berada di pangkuannya dan menarik tengkuk gadis itu, memperdalam menciumnya penuh gairah. Lucas tidak mempedulikan Alexa yang berusaha mendorong dadanya dan menjauh.

Tangan Lucas begerak di atas paha Alexa dan mengusap kulit lembutnya, Lucas mengerang dalam ciumannya, memberikan penghargaan atas kelembuat dan keindahan pada tubuh Alexa yang hampir membuatnya meledak.

Shwan yang baru datang langsung membalikan tubuhnya. Pintu ruang kerja Lucas masih terbuka lebar sehingga apa yang tengah di lakukan tuannya dapat dia lihat langsung. Shwan datang karena mendengar teriakan.

"Maaf Tuan, saya fikir terjadi sesuatu." Ucap Shawn sungkan dan malu takut mengganggu aktivitas tuannya.

Alexa mendorong dada Lucas lebih keras hingga ciumannya terlepas, dan tubuhnya sedikit menjauh dari rengkuhan Lucas. Napas Alexa terengah-engah kehabisam oksigen, "Aku gak suka kamu seperti itu!" Cemberutnya dengan kesal, dia tidak rela berciuman dengan Lucas.

"Kau tidak boleh tidur!" Perintahnya dengan senang, melihat bibir merah menggoda milik Alexa sudah bengkak karena ciumannya.

Alexa semakin di buat kesal, dia segera turun dari pangkuan Lucas dan menghentak-hentakan kakinya seperti anak kecil. "Oke. Kau puas?."

"Diam di sini Alexa, gadis bandel sepertimu harus di awasi."

Si brengsek ini, dia fikir dia siapa mengatur-ngatur aku. Batin Alexa.

"Aku mengambil handponeku dulu" gadis itu berbalik dan pergi, sejenak dia diam di hadapan Shwan yang berdiri di ambang pintu. Jika Shwan tadi tidak datang, mungkin Lucas sudah berbuat macam-macam, Shwan telah menyelamatkannya.

Alexa mendekat, tiba-tiba gadis itu memeluk Shwan dengan senang. "Terima kasih" ucapnya dengan riang, lalu pergi lagi. Shwan hanya diam mematung, tersenyum dalam kebingungan.

Shwan kembali tertunduk, mendapatkan tatapan tajam Lucas. Dia tahu, dia telah membuat tuannya tidak senang.

"Ganti pakaianmu yang telah di sentuh olehnya, dan kau berdiri di sana satu jam!."

"Baik Tuan."

To Be Continue..

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height