Harlein/C3 3 :: Anggara Mahesa ::
+ Add to Library
Harlein/C3 3 :: Anggara Mahesa ::
+ Add to Library

C3 3 :: Anggara Mahesa ::

Setiap orang punya cerita tersendiri

Begitu juga aku yang hina ini.

Tapi aku tidak mungkin bercerita tentang diriku.

Karena cerita ku terlalu buruk dan menjijikkan.

*****

Suara pecahan kaca kembali didengar oleh Angga, dia langsung menuju dapur takut jika sesuatu yang buruk terjadi. Dan benar saja, dia melihat darah mengalir dari telapak tangan ibu nya. Angga melihat, namun dia tidak ingin bersuara, hanya membantu ibunya berdiri lalu membersihkan serpihan kaca.

"Lihat ! ibu dan anak sama saja. Sama-sama tidak berguna." Angga diam, dia tidak pernah membalas hinaan yang di keluar dari mulut ayah kandungnya.

"Kau lah yang tidak berguna ! Tidak memberikan nafkah dan selalu mabuk-mabukan. Kenapa kau kembali kesini brengsek !" Lisa mendorong tubuh tegap didepannya itu dan tangan suaminya siap terangkat untuk memukulnya namun Angga menahannya.

"Jangan ayah," katanya pelan lalu segera mengajak Lisa masuk kedalam kamar. Baru mereka sampai di ambang pintu Angga sudah melihat adik wanitanya keluar kamar dengan masih menggunakan pakaian minim lalu membanting pintu rumah.

"Angga kemana adikmu pergi ?" tanya Lisa. Namun bukan Angga yang menjawab, Handoko lah yang menjawab.

"Kemana lagi jika bukan menjual dirinya," kata pria itu sarkas.

Handoko adalah pria yang sangat kasar, setelah terkena PHK dia sulit mendapat lagi pekerjaan baru. Sehingga kerjanya hanya menjadi seorang penjudi dan mabuk-mabukkan. Lisa lah yang bekerja serabutan demi bisa menyekolahkan kedua anaknya. Namun Angga mengalah agar adiknya saja yang sekolah, sehingga Angga hanya sekolah sebatas SMP saja, sementara Adiknya Dita melanjutkan sekolah hingga SMA.

Saat memutuskan berhenti sekolah itu, Lisa sedang jatuh sakit sementara Handoko tidak pernah lagi pulang. Sehingga Angga memilih berhenti sekolah agar bisa bekerja di pasar menjadi tukabg bersih-bersih, Angga adalah pria yang pendiam dan juga sangat tertutup. Dia hanya memiliki dua orang sahabat yang juga tetangga di rusun tempat mereka tinggal.

Adit dan Musa. Kedua orang itu adalah sahabat yang sangat mengerti keadaan Angga.

"Ibu masuklah, nanti Angga cari Dita." Angga mengajak ibunya masuk kedalam kamar sementara Handoko pergi entah kemana.

"Angga, kamu nanti malam jadi pergi ?" Angga mengangguk. Angga memang sudah mengatakan kepada ibunya kalau dia akan pergi untuk bermain musik di sebuah acara perayaan.

"Ibu tenang saja, tunggu saja Dita pulang. Angga akan mencarikan kita kontrakan baru dan ibu bisa berobat lagi." Lisa mengusap rambut anaknya itu, dia merasa kasihan kepada Angga yang harus menanggung semua beban. Biaya berobatnya, makan mereka sehari-hari belum lagi mengurusi hutang-hutang Handoko diluar sana."

"Maafkan ibu Angga," kata Lisa menangis.

"Ibu jangan berkata seperti itu, dulu ibu merawat Angga dan Dita. Sekarang saatnya kami yang merawat ibu, Angga cuma minta ibu sehat-sehat terus," katanya dan tersenyum kepada ibunya. Lalu keluar untuk mencari adiknya yang ternyata berada di rumah tetangganya.

Dia tahu adiknya sangat tidak tahan dengan keadaan dirumah mereka dan Dita sangat membenci Handoko, namun apa yang harus mereka lakukan karena Handoko tetaplah orangtua mereka. Angga meminta Dita untuk berbelanja ke pasar dan memasak, saat dia ingin memberikan uang Dita tidak mau menerimanya.

"Loe simpan aja, gue juga punya duit. Yang penting kita harus bawa ibu pergi biar manusia gak berguna itu gak bisa datang lagi." Angga tahu darimana Dita mendapatkan uang itu dan dia tidak suka dengan pekerjaan yang dijalani Dita.

"Loe mending cari pekerjaan baru Dit, loe masih muda dan banyak kerjaan yang bisa loe dapatin."

"Gue gak cantik dan gak pinter, jadi cuman kerja di Bar itu yang bisa gue lakuin. Mudah-mudahan nanti ada om-om kaya yang mau nikahin gue biar kita gak hidup susah lagi." Angga tidak ingin menjawabnya dia hanya menepuk kening Dita tanda tidak setuju.

"Nanti sore gue pergi mungkin pagi baru balik karena langsung ke Club," katanya.

Angga sekarang menjadi pemain musik di salah satu band dan juga menjadi seorang DJ yang gajinya juga tidak seberapa, karena Angga baru masuk ke dunia itu. Semua itu juga dia lakukan karena jam kerja yang bisa dia lakukan di sore hari, sementara jika pagi sampai siang dia akan bekerja sebagai pemotong daging di pasar tradisional.

Wajahnya yang tampan dan tidak banyak bicara membuat banyak orang menyukainya, banyak yang ingin kenal lebih dekat dengan Angga namun pria itu menolak dan tetap menjaga jarak dengan semua orang. Di dalam hidupnya dia hanya ingin membahagiakan ibunya dan hidup dengan tenang, seperti rencana yang dia dan Dita adiknya susun. Mereka akan mengumpulkan uang lalu pergi meninggalkan semua kenangan buruk di rusun tempat mereka tinggal, dan yang paling penting menjauh dari Handoko.

Penyakit jantung ibunya juga harus dia pikirkan, bagi dia yang sangat tahu bagaimana susahnya ibunya menjaga serta bekerja keras demi agar mereka bisa makan dengan layak menjadi cambukan untuk Angga agar terus menjaga ibunya. Tidak ada orang di dunia ini yang ingin hidup di posisinya, memiliki seorang ayah yang hanya memberi mereka kesulitan, tidak ada orang yang ingin namun jika Tuhan sudah menggariskan kehidupannya seperti itu Angga hanya bisa menjalaninya bukan ? dan itulah yang dilakukan Angga, bekerja dan terus berusaha mencapai tujuan mereka.

****

Malam pun menyapa, Angga sudah siap dengan pakaian yang dia kenakan. Dia mengisi posisi sebagai gitaris. Di band itu juga ada Adit dan Musa. Adit sebagai vokalis Bersama dengan satu orang wanita dan Musa yang bermain piano. Ada beberapa orang lagi tapi Angga tidak terlalu dekat dengan mereka.

Job panggung mereka kali ini terbilang sangat mahal, karena mereka mengisi acara untuk perusahaan Derson Groub. Mimpi Angga adalah bisa bekerja di perusahaan itu, namun apa daya dia hanya mampu menjadi seorang gitaris.

Mereka bisa mendapatkan job itu juga tak lain karena Musa berteman dengan salah satu karyawan di Derson Groub dan dengan suara Musa yang sempurna temannya dengan senang hati memberikan job panggung itu pada mereka.

Jeda permainan band pun terhenti ketika beberapa artis mengisi acara itu, dan kesempatan itu di gunakan Angga dan teman-temannya untuk beristirahat dengan makan atau hanya sekedar duduk mengambil minuman.

Angga yang merasa lapar tentu lebih memilih makan, tapi sayangnya dia menabrak salah satu wanita di pesta itu mengakibatkan kemeja yang dipakai Angga harus terkena saus dari makanan si wanita.

"Ups...sorry," kata wanita itu.

Tbc...

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height