Harlein/C4 4 :: Pertemuan Kita ::
+ Add to Library
Harlein/C4 4 :: Pertemuan Kita ::
+ Add to Library

C4 4 :: Pertemuan Kita ::

Pesta ulang tahun perusahaan Derson Group di Jakarta sangat ramai di hadiri oleh para kolega bisnis, karyawan perusahaan, maupun artis-artis dan politisi. Banyak orang terkenal bahkan pejabat tinggi yang ada di acara itu, acara itu juga menjadi ajang bagi Zyan memperkenalkan Harlein dengan pria-pria tampan dengan segudang kelebihan mereka. Baik dari artis, politisi muda, anak mentri, bahkan CEO muda, tapi Harlein tidak tertarik. Pikirannya hanya tertuju di satu tempat yaitu , kamar. Dia sungguh lelah dan merasa harus beristirahat.

"Ayah aku lapar," kata Harlein membuat Axcel adiknya tertawa.

"Ya sudah kalian pergilah makan, ayah akan menyapa beberapa tamu lainnya."

Harlein dan Axcel tersenyum lebar lalu segera mengisi perut mereka lalu setelahnya berniat langsung kembali ke rumah besar Derson. Tempat seluruh keluarga menginap jika sudah berada di Jakarta.

Saat mengambil makanan Harlein bersiap untuk mencari tempat duduk namun sialnya dia menabrak tubuh seseorang mengakibatkan isi piringnya mengenai kemeja yang dikenakan pria itu.

"Ups sorry," katanya lalu Axcel segera memberikan tisu yang sedang dia pegang. Harlein ingin membantu membersihkan noda di pakaian pria itu namun pria itu tidak mengijinkan dirinya menyentuh sama sekali.

"Tidak apa-apa. Saya bisa membersihkannya," ujar pria itu menatap Harlein dan pandangan teduh dengan mata tajam Angga berhasil membuat Harlein terpaku.

"Permisi," katanya lagi membuat Harlein tersadar. Dia terus mengamati punggung tubuh tegap yang menghilang dari pandangannya itu.

"Kak kau jadi makan atau tidak ?"

"Hah !"

"Ck, makanan mu sudah tumpah. Jadi makan atau tidak ?" tanya Axcel kesal.

"Axcel apa kau kenal pria itu ?" pertanyaan Harlein membuat Axcel menghela napas, bagaimana mungkin dia tahu siapa pemuda itu jelas-jelas dia selalu bersama Harlein sedari tadi.

Harlein mengambil posisi duduk di meja bundar tempat dimana beberapa sepupunya duduk, lalu dia memperhatikan sosok pria yang tadi. Harlein tersenyum begitu saja saat melihat wajah pria itu, kemejanya masih terlihat terkena noda membuat Harlein merasa bersalah.

Memainkan gitar dan terkadang ikut mengisi suara untuk bernyanyi benar-benar pemandangan yang sangat indah dan membuat Harlein betah terus menatapnya. Axcel terus mengamati arah pandang Harlein dan dia menggelengkan kepalanya. Tidak ingin saudara mereka yang lain curiga, Axcel mengirimkan pesan ke ponsel Harlein lalu menyenggol lengan Harlein.

Dia menunjuk ke arah ponsel Harlein yang ada di atas meja dengan pandangan mata. Harlein membaca pesan itu.

Jaga pandangan mu, dia tidak masuk dalam kategori yang di inginkan menjadi pendamping seorang Ratu. Jangan sampai kau tidak bisa berpaling kak.

Harlein berdecak lalu tersenyum ke arah Axcel, dia tahu jika apa yang di sampaikan adiknya itu benar. Lalu Harlein berhenti mengamati pria yang pertama kali membuatnya terpesona itu. Menurut Harlein pria itu sangat keren, seorang anak band yang tampan. Harlein geli sendiri dengan pemikirannya.

*****

Job untuk mengisi acara di kalangan orang kaya itu pun usai, Angga merasa lega karena setidaknya satu tugas yang uangnya lumayan itu sudah selesai dia kerjakan. Tapi sepertinya harus mengeluarkan uang lebih untuk mencuci kemeja yang dia kenakan.

Angga ingin pergi ke club tempat dia menjadi seorang Dj, dia menggunakan toilet hotel untuk mengganti pakaian dan saat keluar dari toilet itu dia lagi bertemu dengan wanita yang tadi menabraknya atau mungkin dia yang menabrak.

"Oh hai," sapa wanita itu terlihat sangat ramah dan Angga hanya memberikan senyuman.

"Bagaimana dengan kemeja mu ? apa kau ingin aku yang membersihkannya, ehm..maksud ku untuk membawanya ke tempat laundry ?" tanya wanita cantik di hadapannya itu.

"Tidak apa-apa, aku bisa mengurusnya sendiri." Angga menunduk sopan untuk pamit dari hadapan Harlein membuat sedikit kecewa di hati wanita itu karena sikap dinging Angga.

****

Club malam adalah salah satu tempat yang paling tidak di sukai Angga sebenarnya, namun mau bagaimana lagi hanya disana dia bisa mendapatkan uang. Asap rokok, wanita yang menggunakan pakaian minim juga menjadi hal yang tidak dia sukai. Namun Angga harus berpura-pura enjoy dengan pekerjaannya itu. Tugasnya adalah untuk menghibur para tamu disana, jadi dia harus terlihat menikmati semuanya.

Tepukan tangan dan suara orang berteriak menikmati musik yang dia mainkan setidaknya menjadi pemicu Angga untuk bertahan berjuang mengikis waktu demi waktu lalu pulang membawa uang.

Tiba dia melihat satu orang wanita duduk sendirian dan dia tadi baru saja bertemu wanita itu. Wanita yang memiliki sorot mata yang begitu berbinar saat bicara, senyuman manis dan wajah yang cantik. Angga langsung menghapus pikirannya akan wanita yang duduk seorang diri di salah satu bangku tamu. Tapi sedetik kemudian dia melihat wanita itu di tarik seorang pria untuk ikut menari bersama membuat wajah wanita itu masam dan sangat menggemaskan.

Tanpa di sadari Angga tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.

Seseorang menepuk pundaknya, "Namanya kalau tidak salah Harlein. Dia jauh dari jangkauan kita bro. Dia salah satu pewaris dari Derson Group tempat kita mengisi acara tadi, dan ini loe liat manusia yang pesan private party ini adalah sepupunya Afrain Derson." Angga mendengar semua fakta tentang wanita itu dari Musa membuat dia berpikir kenapa harus dia tahu semua itu, dia juga tidak berniat mendekati wanita bernama Harlein itu.

Jika ditanya apakah Angga ingin memiliki pasangan, tentu dia ingin memiliki kekasih. Tapi tidak untuk saat ini, dia percaya akan bertemu dengan orang yang tepat dan dia akan membahagiakan wanita itu seumur hidupnya. Wanita yang bisa menerima semua cerita pahit di hidupnya.

Terkadang Angga juga berpikir wanita seperti apa kira-kira yang akan menjadi kekasihnya ?

Tbc

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height