Kekasih Bertopeng Misteriusku/C8 Aku Bersama Dengannya, Kamu Sudah Puas
+ Add to Library
Kekasih Bertopeng Misteriusku/C8 Aku Bersama Dengannya, Kamu Sudah Puas
+ Add to Library

C8 Aku Bersama Dengannya, Kamu Sudah Puas

Satu malam yang memabukkan lagi.

Ketika Wendra terbangun, bayangan Tuan Sniper sudah tidak terlihat.

Tadi malam bagaikan sebuah mimpi, membingungkan juga seperti ilusi. Tapi bekas memar di tubuhnya menyakinkannya kalau kejadian tadi malam bukan mimpi.

Tuan Sniper memang nyata dan dia sudah menjual dirinya sendiri.

Ketika Nancy tiba, dia menyerahkan sekotak pil padanya, "Ini adalah pil KB yang kamu minta. Kamu butuh air?"

Wendra menggelengkan kepalanya dan langsung menelan pil tersebut.

Meskipun dia sudah tahu kalau saluran tuba falopinya tersumbat dan tidak bisa memiliki anak, tapi dia masih harus berjaga-jaga.

Bahkan dua malam yang dia habiskan bersama Tuan Sniper adalah masa suburnya. Meskipun dia tahu dirinya tidak perlu melakukannya, tapi dia tetap meminta Nancy untuk membelikannya obat KB.

Nancy menggigit gagang kacamata hitamnya sambil melihat pesan antara Wendra dan Tuan Sniper. Alisnya saling bertaut, "Astaga, apakah Tuan Sniper ini seusia dengan orang tua kita?"

Wendra mendongak menatapnya dan menggelengkan kepala, "Tidak, dia masih sangat muda. Sepertinya seusia dengan Nicholas."

Nancy mendengus, "Kalau begitu dia benar-benar kuno. Siapa yang masih menggunakan SMS sekarang ini? Ayahku saja sudah menggunakan Whatsapp."

Hati Wendra sangat kalut dan mulutnya masih terasa pahit dari obat tadi.

"Hei, bagaimana wajahnya?"

Wendra mengernyit, "Terlalu gelap. Aku tidak bisa melihat dengan jelas."

"Bentuk tubuhnya bagus tidak?"

Pikiran Wendra melayang ke tadi malam. Lengannya yang kuat dan dadanya yang berotot juga kakinya yang kuat saat memasuki tubuhnya.

"Uhuk, uhuk. Lumayan."

Nancy terkikik dan berkata, "Aku hanya menanyakan bentuk tubuhnya, kenapa wajahmu memerah?"

"Aku tidak..."

Nancy terus membalik pesan SMS tersebut sambil berdecak, "Dia cukup kaya. 500 juta langsung diberikan begitu saja. Sepertinya dia benar-benar menyukaimu."

Jari-jari Wendra dengan gelisah menggosok pakaiannya sampai berkerut, "Nancy, aku seperti ini tidak terlalu baik?"

"Apanya tidak baik? Kalau aku bilang cepat kamu ceraikan Nicholas lalu kelak tidak peduli kamu bersama Tuan Sniper atau bukan, pokoknya kamu tidak perlu berhubungan lagi dengan pria bajingan itu. Kamu dengarkan aku. Cepat urus perceraianmu jadi kalian tidak ada hubungan lagi."

Ya, dia harus sesegera mungkin mengurus perceraian.

Dia sudah melakukan yang terbaik untuk Keluarga Winata dan Vanessa. Setelah bercerai, mereka tidak perlu bertemu lagi.

"Hei, kenapa aku merasa Tuan Sniper ini sudah sejak awal menyukaimu. Dia hanya menunggumu menarik garis batas dengan Nicholas dan sudah tidak sabar untuk mendapatkanmu."

Wendra terkejut, "Bagaimana mungkin?"

Nancy melipat tangannya dan berkata, "Kenapa tidak? Coba kamu pikirkan. Jika kamu seorang wanita asing biasa, kalau hanya karena percintaan satu malam lalu langsung memberimu begitu banyak uang, dia pasti orang bodoh."

Wendra menggigit bibirnya, "Tapi apa yang dia sukai dariku? Aku sudah menikah dan aku tidak bisa memiliki anak. Mengapa dia menyukaiku?"

"Siapa yang tahu? Sifat orang-orang kaya memang aneh. Mungkin dia hanya menyukai istri yang cantik?"

Mendengar ucapan Nancy membuat Wendra sedikit kesal.

Berdasarkan hubungan pendeknya dengan Tuan Sniper, dia sama sekali bukan orang mesum dengan kebiasaan aneh.

Sebaliknya, Tuan Sniper memang terlahir dengan aura mulia. Meskipun kata-kata dan tindakannya tidak agresif, tapi aura dan harga diri yang terpancar darinya sangat alami.

"Baiklah, jangan dipikirkan lagi. Pokoknya pamanmu sekarang sudah dioperasi dan kamu juga bisa tenang."

Nancy masih ada urusan jadi dia hanya menemani Wendra sebentar lalu langsung pergi setelah menerima telepon.

Wendra merapikan dirinya lalu dia mengantarkan makanan ke rumah sakit untuk pamannya.

Makanan rumah sakit tidak begitu enak, jadi Wendra sengaja membeli makanan yang mudah dicerna dan bergizi lalu bergegas ke rumah sakit.

Pamannya tentu saja senang melihatnya dan raut wajahnya juga terlihat lebih baik.

"Pekerjaan Nicholas tidak terganggu ketika datang menjengukku kemarin, kan?"

Wendra tersenyum lembut sambil menyuapinya, "Tidak apa-apa, paman. Kamu urus dirimu saja. Dia tahu yang harus dia lakukan."

"Baguslah kalau begitu. Kamu juga, kalian harus menghabiskan waktu berdua. Jangan setiap kali datang ke rumah sakit menemaniku. Biarkan Vanessa yang datang, bagaimanapun dia adalah putri kandungku."

Vanessa?

Wendra tertawa dalam hati. Dia sekarang sedang hamil dan akan segera bergabung dengan Keluarga Winata. Bahkan ibu mertuanya pun memperlakukannya seperti seorang putri. Mana mungkin dia datang kemari untuk mengantarkan makanan.

"Dia sibuk dengan pekerjaannya." Wendra berkata.

Jonathan langsung marah, "Sibuk apa dia? Kamu melepaskan kesempatan untuk bersekolah di universitas ternama dan mulai bekerja mencari uang agar dia bisa bersekolah di luar negeri. Setelah kembali juga kamu yang memohon pada Nicholas agar dia bisa bekerja di perusahaan Nicholas. Dia seharusnya membalas kebaikanmu. Tetapi sekarang malah kamu yang datang menemaniku setiap hari, bayangan anak itu saja tidak terlihat."

Wendra merasa hatinya sakit mengingat kejadian masa lalu.

Ya, dia melakukan segalanya demi adik sepupu kesayangannya. Dia melepaskan masa depannya yang cerah demi Vanessa. Dia juga memohon lama pada Nicholas baru akhirnya Nicholas setuju untuk membiarkan Vanessa bekerja di Perusahaan Cahaya Pelita.

Tapi siapa yang tahu kalau Vanessa akan menghancurkan pernikahannya?

"Kita jangan membicarakan ini lagi," Wendra berkata sembari tersenyum, "Tugas utama Anda sekarang adalah memulihkan kesehatan. Lagipula Anda yang membesarkan jadi sudah seharusnya aku merawat Anda."

Wendra berpura-pura tidak terjadi di depan pamannya. Tapi setelah meninggalkan rumah sakit, dia tidak dapat tersenyum lagi.

Dalam waktu 3 hari hidupnya berubah dari yang membosankan menjadi tidak berharga.

Pernikahannya merupakan sebuah kesalahan sejak awal.

Baginya lebih baik bercerai daripada terus menderita.

Sedangkan Vanessa...

Jalan yang dia pilih akan dia lalui sendiri. Sebagai kakak, dia sudah melakukan yang terbaik.

Kring~~

Ponselnya berdering.

Wendra lalu mengangkatnya, "Halo?"

Sikap Nicholas sangat buruk, "Wendra, tadi malam kamu bermain lagi dengan seorang pria?"

Kemarahan meluap dari hati Wendra, "Nicholas, aku sekarang ada waktu. Ayo kita ke Kantor Catatan Sipil untuk mengurus perceraian."

"Aku sedang bertanya padamu. Jawab aku!"

"Kenapa kamu menggangguku? Ya, aku memang bersamanya, kamu puas sekarang?"

Nicholas semakin marah, "Kamu lupa dengan peringatanku?"

"Lalu kamu ingin aku bagaimana? Kamu ingin bercerai? Oke, aku setuju bercerai. Ibumu tidak ingin aku mendapatkan apapun. Oke, aku juga tidak mengambil sepeser pun. Kamu ingin besama dengan Vanessa, aku juga tidak menghalangimu. Aku merestui kalian. Bahkan selama kita menikah 4 tahun, aku menuruti semua keinginanmu. Nicholas, kita sekarang sudah akan bercerai. Kamu ingin menyiksaku seperti apa baru puas?"

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height