Kekasih Bertopeng Misteriusku/C9 Aku Tidak Membutuhkan Belas Kasihanmu
+ Add to Library
Kekasih Bertopeng Misteriusku/C9 Aku Tidak Membutuhkan Belas Kasihanmu
+ Add to Library

C9 Aku Tidak Membutuhkan Belas Kasihanmu

"Wendra, hati-hati kamu ditipu orang!"

Wendra berkata dengan dingin, "Aku tidak punya uang dan rumah. Aku juga masih ada seorang paman yang sakit parah. Apa yang bisa ditipu dariku?"

Nicholas berkata dengan penuh peringatan, "Kamu seorang wanita dan wajahmu cukup cantik. Sebagai seorang pria, aku mengerti jalan pikiran pria. Tujuan pria terhadap wanita bukan hanya uang. Kamu seharusnya mengerti maksudku."

"Maksudnya aku sudah ditipu?"

"Bagus kalau kamu tahu. Wendra, tidak masalah jika kamu ingin membalasku tapi jangan menggunakan tubuhmu sebagai bahan candaan!"

"Aku tidak bercanda!" Wendra sudah tidak ingin terus berdebat dengannya, "Nicholas, tidak apa-apa jika aku ditipu. Setidaknya dia membayar biaya operasi pamanku! Jika bukan karena dia, pamanku mungkin sudah mati!"

Nicholas tidak menyangka akan seperti ini. Dia mengernyitkan alis, "Kamu menjual tubuhmu untuk membayar biaya operasi pamanmu? Wendra, kenapa kamu tidak meminta padaku? Kamu lebih rela menjual tubuh daripada mencari suamimu?

"Aku bukannya tidak mencarimu!" Wendra menarik napas panjang, "Yaitu waktu aku meminta 30 juta darimu tapi kamu tidak memberikannya dan masih memakiku tamak!"

"30 juta...Aku kira kamu meminta uang kompensasi untuk bercerai..." Nicholas menenangkan diri dan berkata dengan suara rendah, "Aku sekarang akan mentransfer uangnya untukmu. Kamu kembalikan uangnya pada pria itu dan putuskan hubungan dengannya."

Wendra tertawa sinis, "Kamu memberiku uang karena tidak ingin aku menjual diri atau melihat pamanku adalah ayah Vanessa, calon ayah mertuamu?"

Nicholas berkata, "Terserah kamu ingin berpikir apa. Berikan nomor rekeningmu padaku. Aku akan langsung mentransfernya."

"Tidak perlu."

"Wendra, bisa tidak kamu jangan begitu keras kepala? Aku sedang membantumu!"

"Aku tidak perlu belas kasihanmu, Presdir Nicholas. Lagipula aku juga tidak memiliki rekening. Selama 4 tahun pernikahan kita, aku bahkan harus meminta 100-200ribu pada ibumu untuk membeli makanan. Untuk apa aku memerlukan rekening?"

Nicholas mengertakkan giginya dan amarahnya mulai meluap lagi, "Baiklah kalau kamu tidak mau. Jangan menangis dan memohon padaku ketika kamu ditipu!"

Nicholas begitu marah sampai uratnya menonjol lalu lalu menutup telepon dengan kesal.

Vanessa memandangnya di samping. Lalu meletakkan segelas lemon dengan tepat waktu, "Pendidikan kakak sepupu tidak tinggi jadi dia tidak bisa melihat orang yang memiliki niat buruk. Kamu juga jangan marah. Minum lemon dulu untuk meredakan emosimu. Aku akan membujuknya besok."

Setelah minum segelas lemon dingin akhirnya emosi Nicholas sedikit reda.

Dalam pikirannya, Wendra adalah bayangan yang selalu tunduk dan tidak akan pernah melawannya. Dia rajin mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan hormat juga berbakti pada ibunya.

Tapi dia tidak menyangka kalau Wendra yang biasanya penurut akan tiba-tiba berubah menjadi orang lain. Bisa berteriak dan mencacinya.

Keningnya tiba-tiba terasa dingin. Jari-jari Vanessa yang terasa dingin sedang memijatnya dengan lembut.

Nicholas memejamkan matanya dan bersandar pada Vanessa, "Vanessa, masih kamu yang mengenalku dengan baik."

Vanessa tersenyum dan berkata dengan lembut, "Alasan kamu menikahi kakak sepupu karena kakek. Sebenarnya kalian tidak memiliki perasaan apapun, kakek yang memaksa kalian bersama. Aku mengerti kalau kamu juga sudah lelah melewati 4 tahun terakhir ini."

Nicholas menggenggam tangan Vanessa dengan lembut, "Sebenarnya hidup kakak sepupumu juga tidak mudah. Aku mengerti sifat ibuku. Beberapa tahun ini aku jarang pulang ke rumah dan dia di rumah sering dimarahi ibuku. Sementara itu beberapa tahun ini dia juga sudah berusaha keras menunaikan kewajibannya sebagai seorang istri dan menantu."

Jari Vanessa menekan sedikit keras dan tidak mengatakan apapun.

Nicholas berkata, "Dia tidak memiliki gelar sarjana dan pasti akan sulit mencari pekerjaan setelah bercerai. Ibuku tidak memperbolehkannya membawa uang sepeser pun. Tapi bagaimanapun kami pernah hidup bersama dan pasti memiliki sedikit keterikatan. Aku akan memberinya 50 juta. Bagaimana menurutmu?"

Senyum Vanessa menjadi sedikit licik tapi nada bicaranya masih tetap lembut sehingga Nicholas sama sekali tidak menyadarinya, "Dia adalah kakak sepupuku dan dia yang membesarkanku. Dari sudut pandangku, tentu saja aku ingin memberinya lebih banyak lagi. Tapi jika kamu yang memberikan uang itu lalu diketahui ibu, dia pasti akan marah. Lebih baik berikan uangnya padaku dan aku akan memberikannya secara diam-diam."

Nicholas mengangguk setelah memikirkannya, "Ucapanmu benar juga. Begini saja, aku akan memberimu 100 juta, besok kamu berikan padanya."

"Baik," Vanessa berbalik lalu duduk di pangkuan Nicholas. Dia memeluk lehernya lalu menciumnya, "Terima kasih, Nicholas."

Nicholas menggendongnya karena sudah tidak bisa menahan diri lagi dan membawanya ke ranjang.

Di dalam ruangan penuh dengan cinta.

Tuan Sniper tidak datang tadi malam.

Wendra tidur sendirian di ranjang besar tersebut. Dia meringkuk dan menggunakan selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Dengan begini dia baru merasa sedikit aman.

Ruangan ini sedikit asing baginya sehingga dia merasa tidak nyaman.

Dua kali dia tidur di ranjang ini dalam kegelapan.

Karena tidak bisa tidur, dia mengambil ponsel dan ingin mengirim SMS pada Tuan Sniper untuk bertanya apakah dia akan datang malam ini tapi lalu merasa sepertinya dirinya menunggunya dan tidak dapat menahan diri. Akhirnya dia menyimpan kembali ponselnya.

Kamar ini memang sangat besar.

Di seberang ranjang besar ada lemari minuman. Segala jenis anggur merah disusun rapi di dalam bahkan ada regulator suhu di dalam untuk memastikan anggur merah tersebut disimpan pada suhu yang seharusnya.

Tuan Sniper adalah pencinta anggur merah.

Wendra bangkit berdiri lalu membuka lemari pakaian di samping lemari minuman.

Dia terkejut di dalamnya bukannya jas dan kaos malah pakaian wanita dari berbagai merek. Di bawahnya masih ada satu baris sepatu hak tinggi.

Bip bip~~

Sebuah SMS masuk

[Apakah kamu sudah melihat lemarinya? Aku menyiapkan pakaiannya berdasarkan ukuranmu. Sniper]

Wendra mengambil ponselnya dan berpikir sejenak baru menelepon.

Sekarang sudah jam 3 pagi tapi Tuan Sniper menjawab dengan cepat, "Wendra?"

"Iya." Suaranya yang mempesona bergema di telinga Wendra dan membuatnya sedikit gugup, "Aku sudah melihat lemari pakaiannya. Terima kasih."

Suasana hati Tuan Sniper sepertinya sangat baik, "Kamu menyukainya?"

"....suka."

"Baguslah kalau kamu suka."

Wanita mana yang tidak pernah menginginkan satu lemari penuh dengan pakaian baru?

Tapi bagi Wendra itu hanyalah sebuah angan-angan.

Sebelum menikah, Wendra sibuk melakukan semua macam pekerjaan paruh waktu. Vanessa di luar negeri mengambil jurusan bisnis dan biaya pendidikannya puluhan juta setahun. Bagaimana mungkin dirinya memiliki uang untuk membeli pakaian?

Kemudian dia menikah dengan Nicholas dan tidak memiliki pekerjaan sehingga tidak memiliki sumber pendapatan lain. Setiap kali membeli sayur harus meminta uang pada ibu mertuanya. Sedangkan ibu mertuanya juga mengawasinya seperti seorang pencuri, takut dia akan mengambil uang dan diberikan pada keluarganya.

Meskipun Nicholas adalah presiden direktur seorang perusahaan, hidupnya sebagai Nyonya Presdir lebih buruk dari para pelayan di rumah.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height