+ Add to Library
+ Add to Library

C6 Scene 6

Kelas telah bubar, dan teman-teman kelas Cheryl membentuk koloni masing-masing dan kebayankan memilih ke kantin.

Mawar dan Cheryl duduk di belakang fakultas, tepat di bawah pohon ketapang.

Benar saja, sudah ada pesan yang masuk.

E : save, Essam.

C : Abang, kalian lagi belajar ya?

Tak berselang lama, pesan itu sudah dibaca dan dibalas.

E : iya.

C : Juna belajar juga?

E : iya.

C : kirim salam ke Juno. Bilang belajar yang serius, biar cepat lamar aku hihihi.

Cheryl nyegir, ia membayangkan wajah tampan Juna, yang sedang serius belajar.

E : Juno? Joko?

C : hehehe, typo bang. Aku lebih suka manggil Juno.

E : Mau abang fotoin Juna?

Cheryl semakin cekikikan. Semesta sedang mendukungnya sekarang. Di rumah, ia boleh merasakan neraka. Yang penting di kampus ia berbahagia. Apalagi ada sang pujaan hati.

C : Boleh XD

Picture recieved.

Terlihatlah, gambaran seorang lelaki yang sedang serius memperhatikan penjelasan dosen. (Gambarnya ghoib. Wkwkwk)

Padahal gambar yang dikirim, gambar keadaan satu kelas. Cheryl langsung memasang story di sosial media milliknya.

Pujaan hati serius bangat elah. Jangan fokus ke mereka, fokus padaku saja.

#sedangberbunga #indahnyajatuhcinta #masadepan #menanti

Mawar yang melihat Cheryl berubah jadi manusia narsis, seketika ingin muntah. Mawar khawatir, kehaluan Cheryl berlebihan, dan akhirnya sahabatnya kecewa. Hidup Cheryl sudah kelam, jangan sampai nasib percintaannya sama.

F : ditunggu kabar baiknya.

Mawar membalas pesan itu. Cheryl tak menghiraukan dan sibuk berbalas pesan dengan Essam.

C : boleh dong, minta nomor Juno ^^

E : Juna....

Rasanya Cheryl ingin menari zumba, demi keberhasilannya.

Cheryl langsung menyimpan kontak itu dengan nama : masa depan, ayah dari anakku, pangeran berkuda poni.

"Demi apa, aku udah dapat nomornya."

"Seriusan?" Cheryl dengan bangga pamer nama alay itu. Mawar memutar bola matanya. Ia ingin Cheryl bahagia, tapi Mawar takut, suatu hari Cheryl dikecewakan.

"Yaudah kirim pesan sekarang." Perintah Mawar, ia penasaran bagaimana respon Juna. Apa lelaki itu melayani Cheryl?

"Ckckck. Dia pasti romantis bangat. Kenapa nggak dari dulu aja." Cheryl menggigit tasnya dengan gemas. Membayangkan, wajah tampan Juna yang terkekeh karena gombalan recehnya. Cheryl mengehentak-hetakkan kakinya.

"Ah... Mawar, kayaknya aku nikah muda deh. Kalau udah jadian, aku nggak mau pacaran lama-lama langsung lamaran aja." Ingin Mawar mengetuk kepala Cheryl pakai sepatu mahal yang ia pakai. Bagaimana mungkin, Cheryl si cacing kepanasan, sudah berpikir jauh ke arah sana. Mengurus dirinya saja, belum benar.

"Iyain biar cepat."

"Ah... aku senang." Cheryl memeluk Mawar dengan sangat erat.

"Yaudah, kirim pesan sana." Kesadaran Cheryl kembali. Ia memgambil ponselnya dan mengirim pesan ke pangerannya yang berkuda poni.

"Kayak mana bilangnya?" Cheryl bingung, untuk memulai chat bersama gebetan. Dirinya tak pernah menyukai orang dulu. Biasanya, banyak pesan dari banyak lelaki random yang ingin berkenalan dengannya.

"Hai masa depan. Aku ramal, sepuluh tahun lagi, akan ada anak kecil yang memanggilku Ibu dan memanggil kamu ayah." Celutuk Mawar asal. Cheryl mengerucutkan bibirnya.

"Hai, aku Cheryl. Si cantik dan menawan, yang membuatmu bertekuk lutut."

"Mending yang aku punya."

"Ok, Hai aku Cheryl. Kamu Juna 'kan? Junawan dari doa-doaku." Cheryl dan Mawar tertawa bersama, betapa konyolnya mereka.

"Aha! Tenang, dedek Cheryl ini, otaknya selalu encer dan cerdas."

C : hai, aku Cheryl. Yang kemarin nggak sengaja megang tytyd kamu. Masih ingat 'kan?

"Anjir... Cher. Kenapa harus bawa tytyd?"

"Biar dia langsung ingat." Cheryl nyegir.

"Yang ada cowok malah ilfeel. Ah, ogeb lo kelewatan." Omel Mawar. Ia yakin, Juna langsung merinding, ada cewek cantik yang berotak mesum seperti itu. Harusnya Cheryl malu, dan tak perlu mengungkit kejadian gila itu. Namun, sahabatnya yang tak beres, malah mengungkit masalah yang merusak reputasi dan harga dirinya sebagai wanita.

"Pasti dia senyum mesem. Gue kan cantik." Cheryl mengibaskan rambutnya. Entah kenapa, Cheryl begitu yakin, Juna juga jatuh cinta pada pandangan pertama seperti dirinya.

Ting!

Bunyi pesan masuk. Cheryl yakin, itu dari pangeran berkuda poni. Karena sebelumnya, telah ia setting nada dering khusus.

J : tytyd? Maaf, Kamu salah orang, aku nggak pernah skidapap.

Wajah Cheryl langsung turun ke bawah. Asli malu!

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height