+ Add to Library
+ Add to Library

C5 5

Setelah mengantar Jason kembali ke kamarnya, Lorra pergi ke ruang rawat Rex.

“Apa yang membuatmu begitu lama, Lorra? Aku sudah menunggumu selama tiga puluh menit!” Rex langsung mengocehi Lorra. Ia tidak pernah dibuat menunggu selama ini oleh orang lain sebelumnya.

Lorra mendekati Rex dengan santai. “Ada apa Anda memanggil saya?” tanyanya.

Rex menatap Lorra sengit, bisa-bisanya Lorra bertanya dengan begitu santai padahal telah membuatnya kesal. “Aku ingin pergi ke kamar mandi, antar aku!”

“Oh, ayolah, Tuan Rex. Anda memanggilku hanya untuk mengantar Anda ke kamar mandi. Apakah Anda memiliki gangguan jiwa atau apa? Di depan sana ada dua orang pria yang jauh lebih mampu membawa Anda ke kamar mandi!” seru Lorra tidak percaya.

“Aku tidak mau dengan mereka. Menggelikan. Cepat, atau aku akan buang air kecil di sini. Percayalah, kau yang akan menggantikan pakaianku jika itu terjadi,” ancam Rex.

Menarik napas pelan, Lorra membantu Rex. Ia tahu benar Rex memanfaatkan situasi untuk membuatnya jengkel. Tidak apa-apa, Lorra memiliki stok sabar yang banyak. Menghadapi satu manusia seperti Rex itu bukan masalah besar.

Lorra memegangi pinggang Rex, ia tidak tahu apa yang Rex makan, tapi tubuh pria ini benar-benar berat.

Sementara itu Rex tersenyum tipis. Ia berhasil mengerjai Lorra.

Masuk ke kamar mandi, Rex menyerahkan infusnya pada Lorra. Kemudian menurunkan celananya hingga ke lutut. Lorra sontak berbalik, dalam hati ia mengumpat. Ini bukan pertama kalinya ia melihat pemandangan pantat laki-laki atau alat kelamin laki-laki, tapi tetap saja ini memalukan untuk ia lihat.

“Sepertinya kau memang bukan wanita.” Rex memiringkan wajahnya menatap Lorra yang membuang muka. “Kau tahu, ada banyak wanita yang ingin melihat bokong seksiku dan juga kejantananku.” Rex bicara dengan vulgar.

Lorra mendengus. “Hanya karena aku tidak tertarik pada bokong seksi Anda dan kejantanan Anda, Anda menyebutku bukan wanita. Ckck, Anda terlalu narsis, tidak semua wanita tertarik dengan benda berharga Anda itu.”

Rex memiringkan tubuhnya, masih dengan posisi celana yang berada di lutut. Ia jelas-jelas sedang melecehkan Lorra. “Kalau begitu lihat ke sini. Aku memberikanmu kesempatan langka untuk melihatnya.”

“Tidak, terima kasih. Mata saya akan tercemari.” Lorra menolak dengan tegas.

Rex berdecak. “Kau tahu, pahatan paha, bokong serta kejantananku melebihi pahatan patung dewa yunani yang dieluh-eluhkan itu. Sayang sekali kau tidak melihat maha karya Tuhan yang satu ini.”

Lorra memiringkan wajahnya menatap Rex, kemudian ia menunjukan bahwa ia ingin muntah.

Tawa Rex meledak. Ia merasa Lorra benar-benar lucu sekarang.

“Apa yang Anda tertawakan. Cepat naikan celana Anda sebelum saya menendang selangkangan Anda!” ketus Lorra.

Rex dengan cepat menutupi kejantanannya. “Ini masa depanku, Lorra. Jangan bermain-main dengannya.” Setelah itu Rex menaikan celananya.

Lorra menyerahkan infus kembali pada Rex, lalu ia meraih pinggang Rex lagi. “Ayo jalan, apa yang Anda tunggu?” Lorra memiringkan wajahnya menatap Rex.

“Kau terlihat sangat cantik, Lorra.”

Lorra tersenyum dibuat. “Pujian Anda semakin membuat saya mual.”

Rex tersenyum tipis. “Bagaimana jika setelah aku keluar dari rumah sakit ini kita berkencan.” Rex menawari sesuatu yang tidak pernah ia tawarkan pada wanita lain kecuali Lorra dan wanita di masa lalunya.

Entahlah, Rex merasa sangat tertarik pada Lorra yang tidak tertarik padanya. Ia merasa nyaman dengan wanita yang tidak menampilkan sisi palsu hanya untuk memikatnya.

Rex telah bertemu dengan ribuan wanita yang menyanjungnya tanpa henti hanya untuk merangkak naik ke atas ranjangnya, tapi Lorra berbeda. Lorra benar-benar sama dengan wanita di masa lalunya.

Wanita berkelas yang tidak menurunkan harga diri hanya untuk seorang laki-laki.

“Apa saya kelihatan kekurangan teman berkencan?” tanya Lorra ketus.

“Dengan wajahmu aku yakin banyak yang antri untuk mengajakmu berkencan, tapi aku Rex Dalton. Aku tidak pernah mengajak wanita berkencan karena merekalah yang mengajakku. Jadi, kau adalah wanita yang sangat beruntung karena aku mengajakmu berkencan.”

“Saya tidak tertarik.” Lagi-lagi Lorra menolak.

Rex memiringkan wajahnya, menatap Lorra dengan seksama. “Apa kau sudah memiliki kekasih?”

“Itu bukan urusan Anda!”

“Aku akan mencari tahu secara pribadi. Kalaupun kau memiliki kekasih, bukan masalah berselingkuh.” Rex berkata dengan santai.

Lorra menggelengkan kepalanya. Kenapa semua pria memiliki pemikiran tentang berselingkuh itu bukan masalah besar. Ia telah menemukan banyak pria seperti ini di dekatnya. Dan Lorra sangat membenci hal ini. Perselingkuhan hanya akan membuat hati yang mencintai dengan tulus menjadi hancur.

Keluar dari kamar mandi, Lorra sedikit terkejut karena menemukan ada tiga pria yang tidak kalah tampan dari Rex. Apakah saat ini sedang ada pameran pria tampan? Kenapa orang-orang ini berada di dalam satu ruangan yang sama.

“Hey, kenapa kalian tidak mengabariku jika ingin datang?” tanya Rex pada ketiga temannya, Reiner, Noah, dan Adelard.

Reiner melihat ke kaki Rex yang dibalut perban. “Ah, aku pikir kau mengalami patah kaki, ternyata hanya cedera ringan.”

“Reiner, kau sangat kejam!” gerutu Rex. Ia kembali melangkah bersama dengan Lorra ke arah ranjang.

“Bagaimana kau bisa berakhir seperti ini?” tanya Noah.

“Aku menghindari menabrak kucing yang menyebrang jalan, tapi akhirnya aku mengalami kecelakaan. Dan yang paling menyebalkan adalah aku kalah dalam balapan. Ini semua salah kucing itu! Aku pasti akan membuat perhitungan dengannya nanti.”

Lorra sontak berhenti melangkah, ia menatap Rex yang saat ini juga menatapnya.

“Ada apa?” tanya Rex.

“Bahkan dengan kucing Anda pun menaruh dendam. Benar-benar tidak masuk akal,” cibir Lorra.

Alelard tertawa kecil mendengar jawaban Lorra. Sementara Noah ia hanya tersenyum, dan Reiner, pria itu memasang wajah datarnya seperti biasa. Hanya untuk Lauryn pria itu akan tersenyum manis.

“Ini tidak sesederhana itu, Lorra. Aku benci kekalahan.”

“Sesekali Anda harus menerima kekalahan. Tidak semua hal bisa dimenangkan.”

“Cih, kau terdengar seperti Mommyku. Haruskah aku memanggilmu Mommy mulai dari sekarang?”

“Saya tidak tertarik memiliki anak dengan gangguan kejiwaan seperti Anda.”

Adelard tertawa lagi. Pria periang itu menyukai cara Lorra membalas kata-kata Rex. Benar-benar berani.

“Kau yang mengalami gangguan jiwa. Setelah ini periksakan otakmu. Aku rasa ada kabel yang terputus di sana.”

Lorra membantu Rex duduk di ranjang, ia mengangkat kaki Rex sedikit kasar hingga Rex merasa kesakitan. “Lorra! Kau menyakitiku!”

“Anak kecil bahkan bisa menahan rasa sakitnya,” cibir Lorra.

“Aku akan melaporkanmu karena memperlakukanku dengan buruk.”

“Sangat kekanakan.”

“Hey! Kenapa kau selalu membuatku kesal dengan jawabanmu!” Rex melupakan bahwa ada tiga temannya di dalam ruangan itu. Ia hanya terus berdebat dengan Lorra mengenai hal-hal yang bahkan tidak perlu diperpanjang.

“Jika tidak ada lagi yang Anda butuhkan saya permisi.” Lorra sudah selesai meletakan infus Rex ke tempatnya.

“Aku belum menyuruhmu pergi, Lorra!”

“Apa lagi yang Anda butuhkan?”

“Berikan aku nomor ponselmu. Jika aku menekan tombol perawat maka yang akan datang adalah teman-temanmu yang tampak seperti pemain film dewasa,” seru Rex.

Lorra mengeluarkan ponselnya, ia memberikan nomor ponsel kepala perawatnya. “Itu adalah nomor ponsel kepala perawat. Jika Anda membutuhkan sesuatu hubungi saja nomor itu. Kepala perawat saya tidak seperti pemain film dewasa.” Setelah itu Lorra meninggalkan ruangan Rex tanpa peduli wajah merah Rex.

“Wow, Rex, wanita itu menolakmu.” Adelard tampak begitu bahagia. Akhirnya ia melihat wanita yang menolak Rex. Kejadian seperti ini sangat langka sekali, terutama jika Rex yang sudah meminta.

“Diam, Adelard!” kesal Rex.

Apa-apaan Lorra itu, kenapa Lorra malah memberikan nomor ponsel wanita yang usianya sudah lebih dari tiga puluh tahun yang bahkan lebih pantas ia panggil bibi.

Namun, tidak apa. Kepala perawat itu lebih baik dari perawat lainnya. Ia bisa menghubungi nomor itu untuk memerintahkan Lorra ke ruang rawatnya.

“Jangan terlalu kesal, Rex. Manusiawi jika kau mendapatkan penolakan setidaknya tiga kali dalam hidupmu.” Noah semakin membuat Rex merasa kesal.

“Lihat saja, aku pasti akan mendapatkan Lorra.” Rex berjanji pada dirinya sendiri.

Ketiga teman Rex hanya mendengarkan sumpah Rex tanpa menyahuti. Saat ini mereka sedang merasa kembali ke masa lalu. Hari di mana Rex juga bersumpah untuk mendapatkan seorang wanita yang terus menolak Rex.

Wanita yang pada akhirnya Rex dapatkan, tapi juga meninggalkan Rex demi karir yang ingin dikejarnya.

Wanita yang telah membuat Rex berhenti mencintai setelah ditinggalkan pergi.

Mereka berharap kali ini wanita yang akan Rex kejar tidak akan meninggalkan Rex lagi.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height