C18 Pagi Yang Indah
Mata Airin langsung membelalak.
Sakha meminta sesuatu yang sangat mustahil.
“Airin?” panggil suaminya itu dengan suara rendah yang terdengar semakin serak. Tangan Airin di celananya ia tuntun, memegang miliknya yang telah menegang sempurna.
“Tu-Tuan ...!” Wajah Airin memerah padam dan sudah tidak bisa dikendalikan