Jingga Aries Dan Carla/C5 Bagian 5, Memar
+ Add to Library
Jingga Aries Dan Carla/C5 Bagian 5, Memar
+ Add to Library

C5 Bagian 5, Memar

Bagian 5

Memar

Kali ini mereka berdua sedikit berjauhan, ntah Jingga yang membenci Carla, atau Jingga yang tidak suka Carla bersama Aries.

Keesokan harinya disekolah ketika Carla sedang di kantin sekolah, Carla berpapasan dengan Jingga.

"Hai Jingga."

Carla menyapa Jingga, tapi Jingga acuh dengan ucapan Carla, Jingga tidak menatap Carla sekalipun. Carla pun berfikiran.

"Jingga membenciku karena aku dekat dengan Aries, Jingga merasa kalo aku mengambil Aries."

Ketika bel pulang sekolah berbunyi Aries Langsung menuju ke kelas Carla, dan duduk depan kelasnya, ada 38 anak keluar dari kelas namun Aries belum melihat Carla, lalu ada satu siswa yang berkata.

"Oi Aries, Carla dibelakang."

Aries langsung menengok ke belakang dan terlihat Carla sedang berjalan, Aries memanggil Carla.

"Carlaaa."

Wajah Carla sangat lesu, terlihat sedih dan sedikit bingung, lalu Aries mendekat.

"Carla kenapa? Duduk dulu sini."

Lalu Carla pun duduk, wajah Carla yang bingung dan sedikit cemas, Aries pun bertanya.

"Carla?kenapa?coba cerita."

"emm, gimana cara bilangnya ya."

"Kalau kamu ga bilang, aku ga bakal tau Carla."

"iya begini, Jingga marah padaku, tadi di kantin aku panggil, Jingga hanya diam saja."

"Jingga marah karena aku dan kamu dekat?"

"tumben Aries pinter."

"Heh, siapa yang ngajarin kamu kalau lagi serius kok bercanda si."

"tidak ada, tapi mungkin tingkahmu seperti itu, jadi bagaimana dengan Jingga? Jingga tidak terima jika aku dekat denganmu Aries."

Ketika Aries ingin menjawab pertanyaan itu, terdengar suara tepakan kaki berjalan, tepakan kaki itu semakin keras, ternyata ia adalah Jingga, Carla melihat Jingga berjalan ke arahnya, lalu Aries pun berbisik pada Carla.

"Cepatlah pergi sebelum Jingga datang."

Lalu dengan cepat Carla meninggalkan tempat duduknya, kemudian pergi dan menghindar, Carla berlari untuk keluar dari gerbang sekolah dan langsung mencari angkutan umum. Berbeda dengan Aries, Aries tetap duduk dan menunggu Jingga, ketika Jingga sudah dekat, Jingga berkata pada Aries.

"Ohh sekarang udah deket yahh, tiap hari di jemput, hahaha."

"yee, dia teman baruku sekarang, ada apa denganmu Jingga?aku tidak pernah melihatmu seperti ini."

"Aku seperti ini karena ulahnya."

"tapi bukannya dulu, kamu yang mengenalkan ku pada Carla, ingat?"

Jingga terdiam seketika, lalu berkata.

"Aku tidak suka kamu selalu dekat dengannya, aku cemburu melihatmu selalu bersamanya."

"maafkan aku Jingga" untuk saat ini aku tidak bisa menjawabnya."

Aries berdiri dari tempat duduknya kemudian Aries menuju parkiran sekolah, Aries meninggalkan Jingga sendirian. Jingga sangat marah pada Aries kala itu.

Malam hari pun tiba, Aries pun ingin membahas masalah ini dengan Carla, kemudian Aries Mengeluarkan motor dan pergi ke tempat makan yang biasa Carla kunjungi, setelah sampai Aries pun turun dari motor, dan melihat ke tempat duduk pojok, terlihat Carla sedang membaca buku, Aries pun berjalan.

"Ehh Aries." Ucap ibu yang menjaga tempat makan tersebut.

"Pesen makanan yang sama persis seperti kemarin ya bu."

Kemudian Aries pun berjalan ke arah Carla, sampai di depannya, Aries berkata.

"Hai Carla."

"ngapain kamu disini?"

"Eh, kalo ngomong itu gaboleh sambil berdiri, Boleh duduk?"

"gaboleh."

Tapi Aries tetap duduk.

"kan udah di bilangin gaboleh duduk, ngapain duduk."

"Itu makanannya udah hampir sampai, masa harus makan sambil berdiri."

"ihh."

makanan yang di pesan oleh Aries pun sampai.

"Ini Aries makanannya." Ucap ibu tersebut, lalu Carla menyaut.

"Bu, aku pesen teh manis, tapi gulanya sedikit aja."

"Okey mbak Carla."

Kemudian Aries bertanya pada Carla.

"Kenapa gulanya sedikit?"

"gasuka manis, nanti eneg."

"Ohh, tumben ga bawa Laptop? eh nama ibu tadi siapa?aku belum tau lho."

"suka suka dong, namanya Bu Inah, eh bagaimana dengan Jingga?"

"Ohh Bu Inah, ntahlah aku tidak bisa menjawab pertanyaannya."

"memangnya dia bertanya apa?"

Ketika Aries ingin menjawab, ada salah satu orang berjaket berlari ke arah Carla, kemudian ketika sudah berada di depannya, orang tersebut pun menampar Carla (Carla pun menangis). Setelah menampar Carla, Aries pun memegang tangan si penampar dengan keras. Aries tidak mau melepaskannya.Tamparan yang keras membuat Bu Inah kaget.

"Ariess, ada apaa?!" Ucap Bu Inah.

Aries tidak menjawab pertanyaan Bu Inah, kemudian Aries bertanya kepada si penampar.

"Siapa kau?!"

Si penampar tetap diam.

"Aku tau, kebencianmu terhadapnya (Carla), membuatmu bersifat seperti ini."

Lalu Aries membuka tudung jaket tersebut, dan ternyata dia adalah Jingga.

"Jingga!! Aku mengenalmu sangat lama, tapi aku belum pernah melihatmu ini, pergilah!! aku muak melihatmu."

Aries pun melepas tangan Jingga, kemudian Jingga berjalan dan pergi. Carla menangis, pipinya memar, Aries mencoba menenangkan Carla dengan cara merangkulnya, kemudian Aries pun meminta saputangan pada Bu Inah.

"Bu, ada sapu tangan?mau pinjam."

"ada, orang tadi tidak sopan sekali datang datang langsung menampar."

"Kami bertiga sedang dalam masalah bu, memang seperti ini."

Kemudian Aries pun mengambil sedikit air,

"Carla, liat kesini sebentar."

Aries pun mengusap usapkan saputangan tersebut pada pipi Carla dengan pelan. Setelah selesai mengusap, terlihat Carla sedikit lebih tenang, Aries pun berkata pada Carla.

"Aku janji, aku akan mengurusnya kali ini, aku tidak mau kamu terluka lagi."

"mau pulang." Ucap Carla.

"Diminum dulu tehnya."

Setelah Carla minum setengah teh nya kemudian Aries pun pamit pada Bu Inah.

"Bu mau pulang dulu, ini uangnya."

"Iya terimakasih, hati hati Aries."

Aries pun mengantar Carla pulang.

Pada saat Jingga berjalan pulang, Jingga benar benar menyesali perbuatannya.

"Apa yang telah aku lakukan!!" Ucap jingga pada dirinya sendiri.

Jingga marah pada dirinya sendiri, Jingga memukul kepalanya sendiri.

"Bodoh sekali diriku."

Untuk kali ini jingga benar benar kehilangan dirinya sendiri.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height