Kamu Pergi Setelah Semuanya Baik Baik Saja/C15 Bagian 15, Hati Seorang Melvin
+ Add to Library
Kamu Pergi Setelah Semuanya Baik Baik Saja/C15 Bagian 15, Hati Seorang Melvin
+ Add to Library

C15 Bagian 15, Hati Seorang Melvin

Bagian 15

Hati Seorang Melvin

Keesokan harinya, Hari hari Sintya hanya menjadi hari hari yang menunggu selasa, Tak ada hal yang di pikirnya selain hari selasa. Bahkan Sintya sampai sempat melamun berjam jam di kelas untuk memikirkan pisaunya yang berada di laboratorium kimia.

Di hari senin, Selepas Sintya membeli makanan dari kantin. Sintya berjalan melewati depan laboratorium kimia bersama Alena. Sintya melompat lompat dan menjinjint jinjit guna untuk memastikan pisaunya. Setelah berada di depan laboratorium kimia tiba tiba pintu laboratorium terbuka. Dan ternyata Alamsyah, Melvin, dan Merlin keluar laboratorium. Sontak Merlin menyapa.

"Hai Alena, Hai Sintya." Ucap Merlin.

Mata Sintya sangat tertuju pada Alamsyah. Begitupun juga Alena. Kemudian Merlin menyaut lagi.

"Ada apa dengan Alamsyah, Ohh? Kau ingin berbicara dengannya?" Ucap Merlin.

Lalu Alena mendekati Merlin dan membisikkan sesuatu.

"Merlin, Alamsyah hari ini ganteng banget." Ucap Alena.

"Lah? Kenapa kamu ga bilang langsung ke orangnya?" Ucap Merlin.

Melihat Merlin dan Alena berbicara, Mata Sintya tak bisa terusik melihat Alamsyah dengan marah. Lalu Melvin berbisik.

"Syah, Itu Sintya ngeliatin lu kaya orang marah." Ucap Melvin sambil mengetuk pundak Alamsyah.

Setelah beberapa menit Sintya melihat Alamsyah, Sintya mengepalkan tangannya dan berjalan, Sembari memandang Alamsyah benci. Sontak Alena berbicara.

"Eh Sin mau kemana?!!" Ucap Alena.

Sintya hanya berjalan dan kemudian berlari kecil dan mengikutinya.

Lalu Alamsyah berbicara.

"Dari matanya keliatannya Sintya benar benar membenciku. Matanya seperti mata tangisan paling keras Ive." Ucap Alamsyah.

"Mana kunci Laboratoriumnya? Mau aku kunci." Ucap Merlin.

Kemudian diberikannya kuncinya kepada Merlin. Merlin menguncinya dan mereka bertiga kembali ke kelas.

"Eh sebelum kembali ke kelas, Aku punya permintaan." Ucap Merlin.

"Kenapa Merlin?" Ucap Alamsyah dan Melvin.

"Jika tahun ini benar benar menjadi insiden yang gagal untukku, Bahkan jika aku berakhir di sebuah ruangan kumuh, Dan banyak orang yang melebihi diriku, Maka lepaskanlah aku. Aku hampir sampai pada hari ketenangan." Ucap Merlin.

"Apa boleh buat, Semua urusanmu sampai sekarang, Ketika kamu masih menginjakkan kaki di sini. Aku telah berjanji aku akan di sampingmu." Ucap Alamsyah.

"Meski semuanya sudah benar benar rumit dan mungkin ga ada jalan keluar, Tapi gua akan tetep jadi temen lu Lin. Jadi jangan pernah jauh dari kita ya. Meskipun awalnya kita terikat karena kontrak karena hal hal tertentu, Namun yang gua liat sampe sekarang adalah lu punya ketulusan yang palsu. Jadi kami berdua siap menerima semua hal di balik topeng yang lu pake sekarang Lin." Ucap Melvin.

Merlin menepuk pundak mereka berdua lalu Merlin berjalan. Merlin tak kuat menahan tangisnya, Ia tak dapat mengeluarkan suara lirihnya, Jadi dia hanya berjalan dan melambaikan tangannya guna untuk mengucapkan terimakasih. Meski Melvin mengetahuinya.

"Dia nangis." Ucap Melvin pada Alamsyah.

"Iya, Biarin dia belajar dari kejadian kali ini." Ucap Alamsyah.

Setelah bel berbunyi Merlin langsung pulang. Perkataan hari ini yang di lontarkan oleh Melvin membuat Merlin harus memikul beban yang berat tertambah lagi dengan tatapan marah Sintya. Benar benar hari berat bagi Merlin. Ia pikul semua kesalahannya sendirian. Sampai Merlin tak sadar. Ada dua orang yang selalu memperhatikannya. Bahkan dua orang itu menunggu topeng yang setiap hari Merlin pakai untuk di buka. Merlin menatap kaca, Melihat betapa menyedihkannya hidupnya. Karena hidup di atas kesalahan orang lain, Berjalan di atas, tumpahan darah yang mengucur dan sebuah tangisan keras dari beberapa orang. Merlin memukul kaca rumahnya sampai retak, Sampai seisi rumah kaget. Dan ketika darah Merlin bercucuran. Merlin biarkan dan Merlin perlahan menangis.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height