+ Add to Library
+ Add to Library

C19 Bagian 19, Vanka

Bagian 19

Vanka

Merlin masih tetap terdiam, Seakan tak mendengarkan apa yang Vanka katakan. Masih mengarahkan pisaunya ke wajah Vanka. Vanka tak menyerah kala itu.

"Lin? Apa yang kamu mau?" Ucap Vanka.

Merlin menurunkan pisaunya,

"Apa yang aku mau?!! Aku hanya ingin ketenangan hidupku tak terganggu sedikitpun. Tak perlu membicarakan tentang diriku yang palsu ini. Tak perlu membicarakan tentang rumah di depanku. Dan banyak lagi. Aku benci tatapan dimana kamu (Vanka) mengatakan rumah. Aku benci ketika aku di kritik tanpa mau sedikitpun mengerti tentangku. Aku benci dengan orang yang mengajakku berubah namun ia hanya menjadi penompang semua ceritaku. Tak ada satupun manusia di dunia ini yang merasakannya selain aku." Ucap Merlin.

Terdengar suara mobil berhenti dan salah satu seorang pun keluar dari mobilnya. Dia adalah Kharisa. Kharisa turun dan,

"Woi? Ngapain lu berdua?" Ucap Kharisa.

"Dua orang hari ini? Tanganku kotor lagi." Ucap Merlin dalam hati.

Kharisa menatap Merlin dengan marah. Memegang kerah baju sekolahnya dan berbicara.

"Mana pisau yang lu bawa?!!" Ucap Kharisa.

Merlin hanya menatapnya. Lalu Kharisa mengatakan sekali lagi.

"Lu punya telinga kan? Lu bisa denger kan? Punya mulut kan?! Jawab pertanyaan gua!!!" Ucap Kharisa yang lantang dan marah.

Merlin tetap saja diam, Vanka hanya melihatnya.

"Kenapa semuanya jadi kek gini, Hancur dah mental Merlin. Kenapa ga di omongin baik baik aja si. Bentar lagi." Ucap Vanka dalam hati.

"Lin, Lu yang jadi tersangka pembunuhan Ive kan?! Lu tau kan gimana dukanya keluarga Ive?! Tau kan?! Lu liat pake mata lu kan?! Sedihnya adiknya. Apalagi sedihnya sahabat gua sendiri, Sintya." Ucap Kharisa.

Vanka yang tak tahan melihat Kharisa yang marah marah.

"Kalian berdua udah! Cukup!!!!" Ucap Vanka mencoba memisahkan mereka berdua.

Ketika Vanka berjalan mendekati mereka berdua lalu ketika Vanka mendekat. Vanka melihat Merlin mengeluarkan pisaunya dan menusukkan pisaunya pada Kharisa.

Kharisa tak sempat menghindar Kharisa kaget. Vanka mendorong Kharisa hingga jatuh. Sampai sampai pisaunya menusuk Vanka.

Vanka menyelamatkan Kharisa, Sontak ada seseorang berteriak dari dalam mobil.

"VANKA!!!!" Ucap Sintya.

Melihat darah Vanka bercucuran membuat Sintya keluar dari mobil Kharisa. Sintya berlari dan menyelamatkan Vanka. Ketika Sintya memeluk Vanka. Merlin yang mempunyai jiwa psikopat itu akhirnya berencana untuk membunuh Sintya juga. Merlin mengambil pisau dari dalam tasnya dan bersiap untuk melontarkan pisaunya.

Namun ketika ingin melontarkan pisaunya. Kharisa menahannya. Sayangnya uluh hati Kharisa tertusuk oleh pisau Merlin. Sintya melihatnya dan langsung mengambil pisaunya. Dan menatap Merlin kesal.

"MERLIN!!!!" UCAP SINTYA.

"Lu tau banyak korban karena lu? Tolong gua minta cukup. Cukup sampe hari ini aja Lin. Lin mereka juga punya keluarga." Ucap Sintya.

Sintya mendekati Merlin dan akhirnya Sintya memeluk Merlin. Sintya menangis kencang.

Rencana Vanka yang benar benar gagal. Rencana yang bisa di bilang cukup nekat dari Vanka. Karena Vanka terlalu pada dirinya sendiri jika semua orang bisa berubah sesuai dengan kehendak hatinya. Meski sekeras apapun hatinya. Jika itu benar benar bisa tersampaikan lewat ucapan menuju hati seseorang maka benar lah dia berubah. Namun tidak dengan Merlin. Hati Merlin benar benar membeku, Rusak, Kumuh, Dan kotor. Semua orang menginginkan Merlin berubah tapi tak ada satu orang pun yang ingin tau betapa rusaknya dan kotornya hati Merlin.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height