+ Add to Library
+ Add to Library

C8 Keinginan Ruby

Hari berikutnya.

Perumahan Permai, rumah Ruby.

Orang-orang dari jasa pindahan menata ulang rumah itu, dan mereka akhirnya bisa tinggal di situ lagi.

Setelah Harris menyiapkan makanan yang lezat, seluruh keluarga berkumpul di sekeliling meja makan untuk menyantap hidangan.

"Kita semua diberkati oleh sang dewa! Ivan sudah jatuh bersama anaknya, dan musuh yang tak terhitung jumlahnya sedang mengambil posisi untuk menendang mereka lebih rendah lagi," kata Lillian dengan sangat puas. "Aku tidak tahu siapa yang menghancurkan keluarga mereka, aku sangat ingin berterima kasih kepada mereka secara langsung!"

Dengan senyum cerah di wajahnya, Guruh kemudian berkata, "Keluarga mereka selama ini terlalu arogan. Menciptakan musuh disana-sini, apa mereka pikir dunia ini hanya milik mereka? Semua ini memang hasil dari bibit yang mereka tanam sendiri."

"Mereka pantas mendapatkannya," kata Lillian menggebu-gebu."Ketua baru bahkan menggabungkan pabrik perhiasan kita ke dalam rantai industri perusahaan. Kita akan menerima saham dan dividen. Rasanya seperti bertahan melalui badai besar dan dihadiahi pelangi."

Perubahan yang terjadi dalam Perusahaan Perhiasan Grup Kusuma telah menyebabkan sensasi besar di Kota Tawang. Selanjutnya, berita tentang Ivan Kusuma dan putranya menyebar seperti api di antara keluarga kelas atas, menyebabkan mereka menjadi bahan tertawaan di jalanan.

Bahkan tajuk utama sebuah saluran berita harian di Kota Tawang mengatakan, "Berita mengejutkan! Tuan muda dari Perusahaan Perhiasan GrupKusuma, Jordan Kusuma, dipaksa oleh ayahnya untuk memakan kembali muntahannya sendiri dalam pertemuan dewan direksi!"

Setelah mendengar berita konyol itu, Ruby dan keluarganya bersorak. Awalnya mengira bahwa mereka akan dipaksa tidur di jalanan oleh Jordan, mereka sangat terkejut menyaksikan pergantian peristiwa yang tak terduga ini.

"Mereka memang memiliki masalah besar dalam mengelola perusahaan selama bertahun-tahun ini. Karena Grup Laksana memiliki kekuatan dan pengaruh, mungkin ini sebenarnya adalah kesempatan emas untuk Perusahaan Perhiasan Grup Kusuma. Namun sangat disayangkan bisnis keluarga yang didirikan oleh ayah kami berubah menjadi bisnis publik." kata Guruh, berdiri diantara pikiran yang bertentangan.

Saat ini, Guruh sedang membaca koran Harian Tawang ditangannya. Tajuk utama menyebutkan bagaimana posisi petinggi Perusahaan Perhiasan Grup Kusuma telah mengalami perombakan besar-besaran. Selanjutnya, Ketua Satria merilis kebijakan baru dalam upaya pengembangan Grup Kusuma.

"Ah, kau terlalu khawatir. Kau terus saja memikirkan tentang Grup Kusuma, tapi apakah ayahmu pernah memikirkanmu? Apa dia pernah memberimu hak untuk mengelola perusahaan?” Lillian berkata tanpa mengindahkan perasaan suaminya. “Mulai sekarang, patuhilah dan ikuti Ketua Satria. Dia memperlakukan pabrik-pabrik kecil dengan setara. Sekarang kau juga menjadi pemegang saham kecil, akhirnya bisa menghadiri pertemuan di Menari Kila sekali lagi setelah bertahun-tahun lamanya."

"Haha, kau benar," Guruh tertawa tak berdaya. "Pokoknya, hari-hari keluarga kita perlahan akan membaik."

Wajah Ruby juga menunjukkan senyum puas. Tidak ada lagi wajah kuyu dan lelah seperti sebelumnya. Akhirnya, suasana dalam keluarga menjadi cerah dalam harmoni.

"Aku baru ingat. Ruby, di berita, Ketua Satria ini ingin mencari banyak desainer perhiasan baru. Kau kan profesional di bidang ini, coba saja kirimkan desain aslimu, kau pasti bisa." kata Harris sambil lalu, memegang koran di tangannya.

"Kau itu hanya menjual sate sepanjang hari, tahu apa tentang perhiasan?"Lillian mendengus. "Sebagai ahli, apa Ruby butuh bimbinganmu?"

Harris hanya tersenyum canggung dan tidak bicara lebih banyak lagi.

Dia tahu bahwa istrinya, Ruby, belajar perhiasan dan desain batu giok di universitas. Selain karena latar belakang keluarganya, dia juga sangat menyukai bidang itu.

Selain itu, dia pernah melihat Ruby dengan tekun menyusun desain perhiasan di kamarnya, meskipun banyak kertas yang akhirnya berakhir di keranjang sampah.

Tampaknya dia selalu bermimpi menjadi desainer perhiasan terkenal yang menciptakan perhiasan kelas dunia.

Namun, Ruby hanyalah seorang karyawan biasa di Perusahaan Perhiasan Grup Kusuma. Sebelumnya, dia selalu ditekan oleh Ivan Kusuma, yang bertanggung jawab atas dewan direksi. Rancangan desainnya tidak pernah disetujui oleh manajemen.

Oleh karena itu, hal pertama yang dia instruksikan kepada Hasta adalah untuk membantu Ruby mencapai mimpinya.

Ruby bergumam sendiri, tertarik mendengar saran Harris. Mengambil koran dari tangannya, dia mulai membaca dengan serius untuk beberapa saat dan sungguh tampak tertarik mengikuti perekrutan.

"Aku harus mencobanya," kata Ruby.

“Ruby sudah belajar lama di lapangan. Dia seharusnya sudah menjadi desainer perhiasan kelas dunia jika selama ini tidak diasingkan di perusahan dan keluarga.” Ucap Lillian bangga, kemudian memikirkan sebuah rencana. “Ruby, kami mengharapkan yang terbaik untukmu. Pergantian kekuasaan di perusahaan kali ini harus kau manfaatkan untuk bangkit!”

"Aku tahu," kata Ruby, karena dia memang sudah gatal untuk mencobanya.

Harris menelan sesuap nasi dan berkata, "Ruby, apa kau sudah punya ide? Kalau belum, sebenarnya aku juga punya ide untuk desain perhiasan."

"Kau juga tahu cara mendesain perhiasan dan batu giok?" Ruby bertanya dengan ekspresi terkejut.

Harris menjawab sambil tersenyum, "Itu hobiku dulu. Sayangnya aku tidak punya kesempatan belajar lebih lanjut."

Harris memang telah belajar banyak hal tentang perhiasan danbatu giok dari gurunya di masa lalu. Setelah berkali-kali memberi penilaian dan mengukir barang antik, batu giok, dan perhiasan yang tak terhitung jumlahnya, dia belajar sangat banyak hingga benar-benar ahli di bidang ini.

"Oh?" Ruby berkata dengan penuh minat. "Kalau begitu, ceritakan padaku nanti."

Setelah mengetahui bahwa mereka memiliki minat dan hobi yang sama, akhirnya mereka berdua bisa berbicara dengan sangat natural satu sama lain.

Setelah makan, Ruby kembali ke kamarnya dan mengeluarkan beberapa rancangan desain dari dalam lacinya.

"Harris, masuklah ke kamarku sebentar."

Lillian dan Guruh saling pandang dengan heran. Meskipun Harris telah menikah ke dalam keluarga mereka selama dua tahun, dia tidak pernah memasuki kamar putri mereka sekali pun.

Harris segera berdiri dan pergi ke kamar Ruby.

Dia menggelengkan kepalanya dan tersenyum setelah menyadari kenyataan bahwa ini adalah pertama kalinya dia memasuki kamar istrinya.

Seluruh ruangan dipenuhi dengan banyak dekorasi indah, sementara lemari besar penuh pakaian berdiri di satu sisi ruangan. Boneka beruang duduk manis di meja di sebelah tempat tidur dengan kasur merah muda. Saat memasuki ruangan, tercium aroma yang menyegarkan.

"Ini adalah draf yang kurancang sebelumnya. Aku ingin mengetesmu sedikit, lihatlah sekilas dan beri tahu pendapatmu tentang desainnya," kata Ruby setelah dia duduk dan meletakkan setumpuk dokumen di atas meja. Dia menatap Harris dengan matanya yang cemerlang.

"Coba aku lihat..."

Harris mengambil dokumen di atas meja dan mulai memeriksa satu per satu dengan hati-hati.

"Desain liontin ini menekankan pada gaya simbolik yang meniru 'Hati Sang Laut', iya kan?" Harris bertanya sambil tersenyum.

"Desain liontin giok ini melambangkan pohon pinus di bawah sinar matahari pagi. Meskipun condong ke arah realisme, tapi dipenuhi dengan emosi yang memuncak."

"Kalau desain kalung emas ini, tetap setia pada nuansa klasik dan membutuhkan keahlian penyematan yang sangat teliti. Selain itu, desainnya yang anggun dan mulia memberikan kesan yang cukup unik."

Perlahan membolak-balik setiap desain, Harris menceritakan desain setiap aksesori seolah-olah menuturkan arti sebuah pusaka keluarga.

Ruby terkesiap mendengar penilaian Harris. Bibir merah ceri-nya sedikit terbuka saat dia menatap penuh rasa takjub.

Dia tidak pernah menyangka bahwa Harris tahu banyak tentang perhiasan, terlebih lagi memahami arti sebenarnya di balik desain asli buatannya.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height