+ Add to Library
+ Add to Library

C7 Bagian 7

Vestele mengitari beberapa penjual makanan yang berada di sekitarnya. Dia benar-benar merasa menjadi manusia normal setelah hamil. Dulu dia bahkan bisa tidak makan makanan manusia selama lima tahun.

Ia kemudian masuk ke dalam sebuah restoran dan memesan makanan. Sebagai kaum peri, Vestele dapat menikmati fasilitas kaum bangsawan. Namun dia sendiri tidak peduli dengan hal itu dan hanya ingin mengenyangkan perutnya saja.

“Aku sudah menjadi vegetarian selama lima tahun terakhir. Aku harap rasa daging ini masih sama lezatnya dengan yang ada di ingatanku,” ucap Vestele sambil menatap beberapa hidangan utama.

Vestele kemudian segera menghabiskan semua makanan itu. Dia mengusap perutnya dan melihat beberapa bangsawan yang datang. Ia kemudian mengalihkan pandangannya dan mengabaikan tatapan mereka.

Mata Vestele kembali menjelajah ke seisi ruangan dan matanya melihat seorang laki-laki yang sangat ia kenali. Nevarth membeku ketika mata mereka berdua beradu. Ia kemudian tersenyum dan segera menghampiri Vestele.

“Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi di sini. Aku dengar peri tidak begitu menyukai daging, namun tampaknya kau berbeda dengan mereka,” ucap Nevarth sambil tersenyum dan melirik piring Vestele.

Wajah Vestele memerah ketika mendengar hal itu. “Memakan daging bukanlah pilihanku, Nevarth. Lalu apa yang kau lakukan di sini? Sebenarnya aku ingin membicarakan hal yang sangat penting.”

“Aku hanya ingin mengunjungi restoran ini. Jika kau ingin membicarakan hal penting, bagaimana jika kita pergi ke ruangan pribadi? Aku yakin kau tidak ingin semua orang mendengar pembicaraan kita,” balas Nevarth.

Vestele mengangguk dan segera bangkit dari tempat duduknya. Ia bisa melihat beberapa pengawal Nevarth yang berdiri di belakangnya. Mereka berdua kemudian pergi ke ruangan khusus yang ada di sana.

Nevarth membantu Vestele duduk dan segera memesan beberapa makanan penutup. “Karena kau sudah memakan hidangan utama, aku rasa kau memerlukan makanan penutup. Aku harap kau menyukai makanan pilihanku.”

“Tenang saja. Aku bukanlah seseorang yang pemilih. Aku sudah lama ingin berbicara denganmu, Nevarth. Yang pertama, aku minta maaf karena aku meninggalkanmu begitu saja malam itu,” ucap Vestele sambil menahan rasa malunya.

Nevarth tersenyum simpul. “Itu adalah pengalaman pertamaku dan kau membuatnya benar-benar dikenang. Aku tahu teman-temanmu sudah memanggilmu dan aku tidak ingin mengejutkanmu.”

“Yang kedua, aku tidak tahu jika kau bukanlah manusia. Jadi aku tidak melakukan apa pun dan kini aku sedang mengandung anakmu. Aku tidak peduli apakah kau percaya atau tidak. Aku hanya perlu tahu kau berasal dari kaum apa,” ucap Vestele datar.

Nevarth terdiam dan menatap wajah Vestele. “Tentu saja aku percaya denganmu. Kaum peri mengalami penurunan populasi dan aku yakin kau juga tidak merencanakan itu. Aku adalah duyung, duyung murni. Bukan percampuran.”

Vestele menganga mendengar hal itu. “Tunggu, jadi kaum duyung benar-benar ada di dunia ini? Aku kira itu semua hanyalah mitos! Lalu kenapa kaum duyung tidak pernah terlihat saat perkumpulan semua kaum?”

“Coba pikirkan, Vestele. Perkumpulan para kaum berada di daratan dan kami tidak mungkin menyeret sirip kami selama perkumpulan terjadi. Kami memiliki sihir untuk mengubah sirip menjadi kaki,” jelas Nevarth.

Vestele mengangguk pelan. Ia meraba perutnya dan membayangkan anaknya. Ayahnya adalah duyung dan ibunya adalah peri. Bukankah anak itu akan benar-benar over power? Dia bisa menguasai lautan dan langit.

Vestele kemudian menatap wajah Nevarth dengan saksama. Entah mengapa dia merasa dia pernah melihat wajah laki-laki itu sebelum mereka bertemu di festival. Vestele tersentak ketika dia teringat sesuatu.

“Sial. Akhirnya aku mengingatnya. Nevarth Caizana. Dia adalah ayah dari tokoh utama pria di dalam komik. Tokoh utama pria itu adalah keturunan peri dan duyung. Astaga,” Vestele menatap wajah Nevarth yang kebingungan.

“Jadi aku adalah ibu dari tokoh utama pria yang akan meninggal ketika melahirkannya? Astaga, aku tidak menyangka jika aku benar-benar memiliki takdir yang buruk. Tapi ini adalah hidupku. Seharusnya aku bisa mengubah rutenya, bukan?”

Nevarth tidak dapat mendengar apa yang dibicarakan oleh Vestele. Perempuan itu tampak hanyut dalam pikirannya. Dia juga tidak memedulikan Nevarth dan tetap memakan makanan penutup yang disajikan.

Vestele kemudian menatap Nevarth dan membuat laki-laki itu terkejut. “Kau adalah makhluk supernatural, bukan? Bisakah kau menceritakan masa lalumu kepadaku? Aku ingin mengetahui kau orang yang seperti apa.”

“Ah.. aku adalah laki-laki berusia tiga puluh dua tahun. Aku memiliki seorang istri dan aku benar-benar mencintainya. Namun dia menceraikanku setelah lima tahun pernikahan. Dia merasa tertekan karena orang tuaku terus memaksanya untuk memiliki anak.”

“Lumayan mirip denganku. Aku sangat menginginkan anak di masa lalu namun aku sulit memiliki anak. Sebenarnya aku bisa memiliki anak, namun karena tekanan kedua mertuaku, aku tidak bisa mengandung. Aku menceraikan suamiku karena merasa dia pantas mendapatkan perempuan yang lebih baik dariku.”

Mereka berdua kemudian menatap satu sama lain ketika menyadari sesuatu. Vestele menatap Nevarth dan menelan ludahnya. Nevarth juga menyadari tentang kecocokan cerita mereka berdua.

“Vina?”

“Narendra?”

Vestele menatap Nevarth dengan tatapan berkaca-kaca. Semuanya menjadi masuk akal sekarang. Nevarth adalah reinkarnasi Naren. Laki-laki itu juga terlahir kembali ke dunia ini. Namun kenapa dia terlahir kembali?

Vestele tertawa pelan dan menghapus air matanya. “Aku tidak menyangka kau akan terlahir kembali, Naren. Tapi kenapa kau terlahir kembali ke dunia ini? Apakah kau meninggal di usia tiga puluh dua tahun?”

“Kau meninggal saat karena diriku, Vina. Aku mengajakmu pergi untuk terakhir kalinya dan karena kecerobohanku tubuhmu dihantam oleh mobil dari arah lain. Aku depresi dan yah, aku meninggal di usia tiga puluh dua tahun. Aku rasa aku meninggal karena overdosis obat tidur. Terdengar menyedihkan memang,” kekeh Nevarth.

Vestele tertawa pelan. “Bukankah kata-kata terakhirku adalah ‘jangan menyalahkan dirimu’? Kenapa kau masih menyalahkan dirimu? Lalu sudah berapa lama kau hidup di dunia ini?” tanya Vestele.

“Lima puluh tahun. Bagaimana mungkin aku tidak menyalahkan diriku sendiri? Kau mati saat berada di pelukanku, Vestele! Aku bahkan tidak mau dekat dengan perempuan di kehidupan ini sebelum bertemu dengan dirimu.”

“Kau berbeda sepuluh tahun denganku. Aku berusia empat puluh tahun. Kau juga adalah laki-laki pertama yang aku dekati. Namun sepertinya aku memang hanya berputar-putar kepada dirimu. Cinta itu memang bodoh.”

Nevarth tersenyum kecil ketika menyadari bahwa Vestele dapat tersenyum lepas. Dia lupa kapan terakhir kali dia melihat mantan istrinya itu tersenyum. Nevarth mengeraskan rahangnya ketika mengingat perlakuan orang tuanya kepada Vina.

“Dulu kita berusaha dengan sangat keras untuk memiliki anak dan kini kita hanya membutuhkan waktu satu malam untuk membuatnya. Takdir memang senang bermain-main dengan kita,” Nevarth mendesah.

“Aku sangat senang ketika aku tahu keberadaannya. Kau pasti tahu tentang mimpiku. Aku akan menyayanginya dan merawatnya dengan baik. Aku bahkan akan mengorbankan hidupku untuknya,” ucap Vestele dengan nada sayang.

Nevarth berdiri dan memeluk Vestele. “Aku benar-benar merindukanmu, Vestele. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama ketika bertemu denganmu. Namun aku rasa jiwaku mengenal dirimu lebih baik dari pada pikiranku.”

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height