Mendadak Super Kaya/C1 Mengirim Durex Kepada Pacarnya Sendiri
+ Add to Library
Mendadak Super Kaya/C1 Mengirim Durex Kepada Pacarnya Sendiri
+ Add to Library

C1 Mengirim Durex Kepada Pacarnya Sendiri

Saat ini, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, hujan turun dengan lebatnya di Toko Betamart dekat Universitas Armeda.

"Halo, selamat malam, di sini Toko Betamart, ada yang bisa dibantu?"

"Beri aku sekotak Durex, 2 bungkus tisu, dan 2 bungkus handuk kertas. Lalu, antarkan semuanya ke Hotel Sheraton di tepi sungai sebelah Selatan, di kamar 1302, segera!"

Setelah menutup telepon, Edric menggelengkan kepalanya dengan putus asa. Anak muda zaman sekarang tidak tahu bagaimana mempersiapkan hal-hal semacam itu sebelumnya.

Edric membungkus semuanya, mengenakan jas hujan dan mengayuh sepeda listriknya menuju Hotel Sheraton.

Setelah tidak sengaja tergelincir karena adanya genangan air di jalan, celana dan sepatu Edric pun menjadi basah dan kotor. Untung saja barangnya tidak ikut basah. Edric pun tidak mengulur waktu lagi dan terus mengayuh sepedanya menuju hotel.

Begitu sampai di depan kamar 1302, Edric mengetuk pintu dan pintu pun segera terbuka.

"Halo, ini--" belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Edric langsung saja tertegun.

Wanita yang sedang berdiri di hadapannya, tidak lain tidak bukan adalah kekasihnya sendiri, Easter.

Easter mengenakan jubah putih panjang. Rambutnya yang hitam, panjang dan basah menutupi bahunya. Aroma campuran antara sabun mandi dan sampo segera menguar ke hidungnya.

"E-Easter, mengapa kamu di sini?" Edric menatap Easter dengan tidak percaya. Bahkan sekarang, pikirannya menjadi sedikit linglung.

"Kenapa bisa kamu yang datang mengantarkan barangnya?" jantung Easter berdetak kencang dan dia pun tanpa sadar mundur selangkah. Pikirannya menjadi kosong dan kacau.

"Ada apa?" suara seorang pria menyahut dari dalam. Pria itu juga mengenakan jubah dan sandal. Edric mengenalinya. Dia adalah "gulma" dari Departemen Ekonomi dan Manajemen Universitas Armeda, namanya Manson. Konon Manson ini adalah orang yang cukup genit.

"Sialan! Beraninya kamu menyentuh wanitaku!" Edric tidak bisa menahan amarah di hatinya dan cepat-cepat ingin memukul Manson.

"Berhenti!" Easter menghalanginya. Setelah beberapa saat dilanda kepanikan, Easter akhirnya sudah cukup tenang. Karena Edric sudah mengetahui semuanya, tidak ada lagi yang perlu disembunyikan.

Easter berteriak dengan suara yang tajam, "Edric, mari kita putus!"

"Putus?" Edric tercengang. Dia memandang Easter dengan mata terbelalak, "Easter, kita sudah bersama selama lebih dari setahun. Kamu benar-benar ingin memutuskan hubungan kita?"

"Iya, aku serius. Kita putus!"

Easter memandang Edric tanpa rasa bersalah, "Apa kamu terkejut? Kamu harus tahu; ketika pergi makan denganmu, kita hanya bisa makan di warung pinggir jalan, kosmetik yang kamu belikan selalu yang paling murah. Lihatlah pakaianmu, harganya tidak lebih dari 400 ribu. Setiap kali aku jalan denganmu, orang lain diam-diam akan menertawakanku, kamu ini tahu apa?"

"Ini bukan kehidupan yang aku inginkan. Keadaan finansialku cukup baik, seharusnya aku tidak bersama pecundang miskin sepertimu. Aku terlalu naif di tahun pertama masuk kuliah, itu sebabnya aku ditipu bajingan malang sepertimu!"

Easter bicara dengan penuh rasa benci.

Easter meraih lengan Manson seraya berkata, "Ini pacarku. Mulai sekarang, aku Easter, tidak lagi memiliki hubungan denganmu. Jangan ganggu aku lagi!"

"Sepertinya kamu ini si pecundang mantan pacar Easter!"

Manson memandang Edric dengan senyum provokatif. Edric, yang mengenakan jas hujan dan memiliki noda lumpur di celana dan sepatunya, benar-benar seorang pecundang. Manson mengambil kantong plastik dari tangan Edric, mengeluarkan sekotak Durex, melambaikannya dan tertawa ringan kepada Edric, "Kamu datang ke hotel untuk mengantarkan Durex kepada mantan pacarmu. Bro, kamu satu-satunya orang yang mau melakukannya, benar-benar murah hati, haha!"

"Mengapa kamu tidak segera pergi dari sini?" Easter menghardik Edric.

"Baguslah dia tidak segera enyah dari sini. Kurasa dia ingin melihatmu ditindih olehku. Ayo kita lakukan siaran langsung di hadapannya ..." kata Manson sambil menatap dan mencibir Edric.

Melihat pasangan di hadapannya itu, suasana hati Edric benar-benar menjadi buruk. Dia pun perlahan berbalik dan berjalan menjauh dari tempat itu selangkah demi selangkah.

"Bro, kamu tidak mengambil uangnya? Baguslah, pacarku memberikan tubuhnya dan kamu memberikan kondom gratis ini kepadaku." Manson memperhatikan punggung Edric yang merasa sedih itu dan merasakan suasana hatinya sendiri sangat baik, dia pun kemudian menutup pintu kamarnya.

Ketika Edric keluar, hujan turun semakin deras.

Edric melepas jas hujannya. Air hujan yang dingin membasahi seluruh tubuhnya, tetapi juga sedikit menjernihkan pikirannya.

Pada akhirnya, Easter tidak menyukai Edric karena dia tidak punya uang. Ah, kehilangan wanita materialistis dan egois seperti itu seharusnya menjadi sesuatu yang harus dia syukuri. Kenapa dia harus sedih?

Drrt! Drrt!

Xiaomi Mi 5 di sakunya bergetar. Edric mengeluarkannya dan melihat sebuah pesan masuk. Namun, ketika dia melihat nomor itu, tubuh Edric pun bergetar dan terpaku di tempatnya.

"Setelah mengamati, maka keluarga memutuskan bahwa cucu Keluarga Eckbert, yaitu Edric Eckbert, telah lulus 'Ujian Pelatihan Kemiskinan', dengan demikian mulai hari ini dan seterusnya, Edric akan memiliki hak atas properti yang dimilikinya."

Tetesan hujan sebesar biji kacang pecah ketika mengenai layar ponsel, menyebabkan pesan teks itu secara perlahan-lahan terlihat kabur.

Setelah tujuh tahun, keluarganya mengatur 'Ujian Pelatihan Kemiskinan' ini untuknya. Akhirnya ... hari ini ujian itu berakhir!

Tujuh tahun, karena hidup dalam kemiskinan, Edric sudah mengalami banyak penghinaan dan kesulitan dalam hidup yang tidak terhitung jumlahnya. Pada saat ini pikiran di benak Edric berkelebat seperti film. Jika bukan karena pesan ini, Edric hampir melupakan identitasnya sebagai anak generasi kedua yang kaya raya. Tetapi sekarang, semua itu tidak lagi penting karena segala sesuatu yang menjadi miliknya telah kembali kepadanya ...

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Edric bangun, memanggil Taksi dan langsung pergi ke Citibank di kota.

Citibank terletak di Kawasan Pusat Bisnis Kota Armeda, tempat dimana perusahaan-perusahaan besar berkumpul dan berdiri di sana.

Berbagai macam mobil mewah terparkir di sekitar Citibank. Orang-orang yang berlalu lalang di alun-alun dan sekitarnya, terlepas dari gaya pakaian atau sikap mereka, semuanya menunjukkan identitas mereka, bahwa mereka adalah orang kaya.

Edric melangkah menuju pintu masuk lobi bank dan mendorongnya hingga terbuka.

"Aww!"

Pintu masuk lobi dapat didorong dari luar maupun ditarik dari dalam. Edric agak sembrono ketika mendorong pintu, sehingga dia pun menabrak seorang gadis berambut panjang yang berjalan dari dalam lobi bank tersebut.

Edric dengan cepat meminta maaf kepada gadis tersebut, "Maaf, aku tidak melihatmu."

"Apa aku ini transparan sampai kamu tidak bisa melihatku?" Gadis berambut panjang itu memegang dahinya dan menatap Edric dengan marah.

Manajer yang bertanggung jawab atas lobi tersebut, yaitu Daria, segera berjalan menghampiri dengan sepatu hak tingginya tersebut. Dia terlebih dahulu bertanya kepada gadis berambut panjang mengenai apa yang terjadi. Gadis itu meletakkan tangannya dan menatap Edric dengan tidak senang, ketika Daria melihat penampilan Edric, jejak kecurigaan pun muncul di wajahnya.

Citibank berbeda dari bank-bank yang lainnya. Target layanan utama mereka adalah pebisnis kelas atas seperti gadis itu yang datang bersama Ayahnya. Tetapi untuk apa Edric datang kemari?

"Tuan, bolehkah aku bertanya mengapa Anda berada di sini ...?" tanya Daria dengan senyum tipis di wajahnya.

Dilihat dari penampilan dan usia Edric, jelas dia bukan nasabah Citibank.

Edric berkata dengan santai, "Aku datang kemari untuk menarik uang."

"Menarik uang?" seru gadis di sampingnya dengan nada terkejut dan dengan cepat seruannya itu berubah menjadi senyum penuh ejekan ketika dia menatap Edric sambil mencibir.

Paling tidak, dia harus memiliki kartu untuk bisa menarik uang, bukan?

Mendapatkan kartu di Citibank tidaklah semudah itu. Dia harus menabung 2 miliar di muka agar memenuhi syarat untuk bisa mendapatkan kartunya.

Melihat penampilan Edric yang ada di hadapan mereka, jelas-jelas Edric tidak bisa mendapatkan kartu tersebut, bukan?

"Apa Anda memiliki kartunya?" tanya Daria dengan senyum tipis. Dia merasa bahwa Edric ini pasti tidak memiliki banyak pengalaman, tidak tahu peraturan bank mereka, atau berpikir bahwa kartu bank lain juga dapat digunakan di sini.

"Tidak punya." Edric menggelengkan kepalanya.

Gadis berambut panjang yang ada di samping itupun tidak bisa menahan tawa ketika dia mendengar jawaban jujur

dari Edric. Dia bahkan tidak ingin melihat Edric lagi.

"Putriku, ayo pergi." Pada saat ini, Ayah dari gadis berambut panjang itu datang menghampiri sambil memegang nota di tangannya.

"Aku dan Ayahku pergi dulu, Manajer Duarte." Gadis berambut panjang itu meraih tangan Daria, dan kemudian kembali memandang Edric dari atas ke bawah, "Manajer Duarte, orang seperti ini dapat memengaruhi citra bankmu dan suasana hati nasabah kalian! Aku harap kamu tidak akan menghadapi situasi seperti ini lagi."

Setelah selesai berkata seperti itu, gadis berambut panjang itupun memegang lengan Ayahnya, mendorong pintu hingga terbuka, dan pergi meninggalkan Citibank.

"Hati-hati, Direktur Blaise." Daria mengikutinya ke pintu dan menyaksikan Ayah dan anak perempuannya pergi mengendarai mobil mereka. Kemudian Daria berbalik dan kembali ke lobi dengan kesal. Dia sudah memutuskan untuk 'mengusir' Edric sesegera mungkin dari Citibank!

Lho, kemana dia pergi?

Tempat dimana Edric berdiri sebelumnya, sekarang sudah kosong. Daria menjadi curiga. Mungkinkah anak ini merasa malu kepada dirinya sendiri dan akhirnya diam-diam menyelinap keluar?

Berpikir demikian, Daria pun merasa lega. Tepat ketika dia hendak kembali bekerja, Daria melihat sekilas sosok yang dicarinya tersebut.

Itu dia!

Tidak heran jika dia tadi tidak melihatnya. Ternyata, anak itu sudah tiba di depan ruang VIP, pilar yang ada di lobi telah menutupi sosok anak tersebut.

Ruang VIP adalah untuk nasabah dengan status lebih tinggi dan memiliki tabungan setidaknya sebesar 60 milyar!

Edric bahkan tidak punya kartu. Membiarkannya masuk, bukankah ini berarti dia meminta Manajer Nasabah untuh memarahinya?

"Berhenti! Jangan bergerak!" Daria dengan cepat berteriak keras-keras. Nasabah lain yang mendengarnya, memandang Daria dengan tidak senang. Daria hanya bisa tersenyum meminta maaf dan berjalan dengan cepat menghampiri Edric.

Dan Edric pun sudah membuka pintu ruang VIP, kemudian masuk ke dalam ruang tersebut.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height