Memories In The Future/C4 Aku mencintaimu
+ Add to Library
Memories In The Future/C4 Aku mencintaimu
+ Add to Library

C4 Aku mencintaimu

Kennan dan Milly saling menatap di samping ranjang dengan napas keduanya yang terengah-engah. Setelah napas yang berangsur teratur, Kennan membungkukkan badannya. Dia mencium bibir Milly.

Kennan melumat bibir Milly dengan ritme yang lambat laun semakit cepat. Milly membalasnya dengan lumatan yang tidak kalah panas. Suara kecapan bibir mereka tidak lagi lirih dan lembut seperti sebelumnya.

Mereka saling bersentuhan, saling membelai.

Kennan melangkah maju hingga memaksa Milly untuk memundurkan langkahnya. Lutut belakang Milly terbentur pada pinggiran ranjang, Milly dan Kennan terjatuh ke ranjang, dengan tangan Kennan yang dengan sigap menopang tubuhnya yang nyaris menimpa Milly.

Kennan dan Milly masih saling melumat dan bermain dengan lidah masing-masing. Ciuman terlepas. Kennan menatap Milly dengan lembut. "Aku mencintaimu."

Milly tersenyum. “Benarkah?”

Kennan tidak menjawab, pria itu kembali mencium kekasihnya. Hanyut dalam rasa yang semu, hanyut pada hati yang terluka tanpa di rasa. Mereka tidak menyadari, ada pisau tajam di belakang mereka, menunggu mereka berbalik dan menyadarkan mereka pada posisi masing-masing.

***

Kennan menatap Milly, dia mempermainkan rambut di belakang telinga gadis itu.

Milly hanya mengenakan baju tanpa lengan, dengan celana pendek saja. Sedang Kennan, hanya sebatas celana pendek tanpa menggunakan baju sama sekali.

Milly bergerak maju, dan memeluk Kennan dengan erat. Kennan mencium puncak kepala Milly saat itu, sambil membalas pelukan Milly dengan erat pula.

Mereka terdiam, meresapi suasana yang mungkin tidak akan mereka dapatkan lagi, nanti.

“Tidak mandi?” Kennan memecah keheningan.

Milly tersenyum. "Mandilah duluan.."

"Mandi bersama. Aku ingin mandi bersama." Kennan mengerlingkan matanya.

"Gendong.." Milly memasang tatapan manjanya.

Kennan tersenyum. Dia duduk lalu membopong tubuh Milly ala Bridal Style menuju kamar mandi.

Milly mengeratkan tangannya di bahu Kennan, dengan bibir yang mengecup dan menyesap leher Kennan hingga meninggalkan jejaknya di sana. "Kau..." Kennan menatap Milly. Milly mengerling nakal.

"Kenapa?? Kau mau marah?? Takut tunanganmu membatalkan pernikahan kalian karena kissmark itu??"

Kennan tersenyum. "Buat lagi." Kennan mendekatkan lehernya ke bibir Milly. "Aku malah ingin dia membatalkan pernikahan kami."

Milly tersenyum. Dia kembali membuat kissmark dileher Kennan.

Kennan meletakkan Milly dalam bak mandi yang kosong, memaksa Milly melepas ciumannya. Lalu mengguyur Milly dari air shower di atas bak mandi.

Kennan masuk, duduk tepat di depan Milly. Menciumi wajah gadis itu dengan gerakan pelan dan lembut. Dengan baju mereka yang masih melekat sempurna.

Milly menutup mata, sambil tangannya membelai tengkuk dan rahang Kennan.

Tangan Kennan melingkar di pinggang Milly, menarik tubuh gadis itu mendekat, hingga tidak ada jarak di antara mereka. Bibir mereka kembali menyatu, saling menyecap dan melumat di bawah guyuran air dingin.

Setelah merasa cukup lama, mereka beranjak lalu pergi menjemput mimpi.

***

Kennan terbangun lebih awal pagi ini. Dia terus menatap wajah Milly dengan semburat senyum di wajahnya. Gadis itu terlihat damai dalam mimpinya. Kennan menyentuh alis, mata, hidung, lalu bibir.

"Semua yang ada di tubuhmu milikku kan??" Kennan tersenyum tipis. "Maafkan aku Milly. Seharusnya aku bisa melawan. Bisa menguatkan hatiku sendiri." Kennan mengecup kening Milly.

Milly bergerak, dia memeluk Kennan dengan sangat erat.

"Sudah siang sayang. Kita harus kembali." Kennan membelai rambut Milly.

"Hmmm, kau bilang aku sudah mendapat ijin cuti." Mata Milly masih terpejam.

"Aku tidak, aku masih harus ke kantor, dan menyelesaikan pekerjaan." Tangan Kennan menyentuh tengkuk Milly dan menengadahkan wajahnya, Kennan kembali menghujaninya dengan ciuman.

"Lalu aku bagaimana?" Milly membuka matanya.

"Kau ikut aku ke kantor. Aku tidak mau berpisah denganmu." Sambil terus menciumi pipi, lalu kening, lalu mata.

"Orang akan bergosip tentangmu nanti."

"Aku tidak perduli." Kennan tersenyum. Dia menatap mata milly.

"Kennan, aku serius."

"Aku juga serius sayang. Aku tidak perduli."

"Tapi aku perduli."

Kennan diam sesaat. "Baiklah, aku akan mengatakan kalau kau sekertarisku. Sekertaris pribadi." Kennan menatap mata Milly. "Bagaimana?"

Milly tersenyum. "Lumayan."

"Sekertaris ranjangku." Kennan mencium bibir Milly, melumatnya dengan lembut. Kennan melepas ciumannya. "Sayang..." Kennan mengecup bibir Milly, dan menatapnya.

"Hmm? Apa?" Milly mengerutkan dahi.

"Aku ingin kamu." Kennan menyeringai manja.

"Kennan..." Milly menetap Kennan. "Aku sangat lelah. Nanti saja ya?? Hmm??"

Kennan mengerucutkan bibirnya. "Di kantor?" Wajah nya berubah menjadi tersenyum nakal. "Sepertinya asik jika kita melakukannya di ruanganku."

"Tidak. Jangan berfikiran kotor. Aku hanya mau melakukannya di ruangan pribadi. Yang mana tidak beresiko."

"Bukankah ruanganku juga ruangan pribadi??"

"Itu kantor Kenn, ruang kerja. Tidak." Milly melepas pelukannya lalu turun dari ranjang.

Kennan tersenyum, lalu turun dari ranjang mengikuti Milly. "Kau mau mandi? Aku ikut." Kennan mengalunkan suara manjanya.

Milly mempercepat langkah kakinya. "Tidak. Akan jadi apa aku nanti kalau mandi bersamamu." Milly menutup pintu kamar mandi dengan cepat.

Kennan tersenyum. Dia bahagia. Sangat bahagia. Dia menyentuh dadanya, dia tersenyum.

"Yuk.." Kennan menatap Milly.

"Kau yakin?" Milly menghela napas ragu, dahinya mengkerut khawatir.

Kennan mengangguk.

"Bagaimana jika ada yang tahu dan mengadu pada keluargamu? Bagaimana kamu? Bagaimana kita?" Milly menatap Kennan.

"Jangan dipikirkan sekarang. Hmmm!!" Kennan membelai rambut Milly memberinya kekuatan untuk berani. "Yuk."

Milly mengangguk ragu.

Kennan keluar dari mobilnya, dia berjalan memutari mobilnya, membukakan pintu untuk Milly. Kennan mengulurkan tangannya. Milly menyambut uluran tangan itu, lalu keluar berdiri dengan pikiran yang masih berkecamuk.

Genggaman tangan mereka terlepas, mereka harus menahan diri untuk tidak saling bersentuhan di area ini. Milly berjalan tepat di samping Kennan. Mereka berjalan menuju lift.

"Jangan gugup. Ada aku, semua akan baik-baik saja."

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height