+ Add to Library
+ Add to Library

C1 AWAL

seorang gadis cantik namun berwatak bengis dan juga kasar.

ialah Shalom Haidah Cantikka Widjoyo, sulung dari keluarga Widjoyo, gadis berusia 17 tahun ini telah duduk di bangku kelas 3 Sma Cakrawala, mempunyai seorang adik yang sangat di benci nya sedari kecil. alasan ia sangat membenci sang adik tidak lain dan tidak bukan karena gadis kecil itu bukanlah adik kandungnya melainkan saudara sepupu yang sudah di angkat oelh orangtua nya sebagai adik dari dirinya.

Arsana adalah anak dari kakak kandung sang Ayah, kedua orangtua sang adik angkat sudah meninggal sejak umur sang adik 5 tahun sedangkan ia 6 tahun saat itu.

Shalom akan melakukan segala macam keburukkan kepada sang adik, tak ada kata kasihan ataupun empati dalam dirinya kepada Arsana hingga sebuah penyesalan terjadi yang melibatkan Arsana di dalamnya membuat ia harus menelan pahit kehidupan.

orangtua di penjara , ia mengandung saat usia 17 tahun dan kekasihnya ehm ralat mantan kekasihnya pergi ke negara orang karena terlalu banyak menelan kekecewaan dari dirinya yang terlalu egois dan tak tau diri, sungguh kejadian 5 tahun lalu adalah sebuah tamparan yang keras untuknya.

sekarang yang ia miliki adalah kasih sayang sang adik, orangtua angkatnya , kedua orangtuanya yang sudah kembali dari penjara, dan sang buah hati tercinta nya.

4 tahun lalu Shalom melahirkan sang bayi kembar , berjenis kelamin laki - laki dan perempuan. bayi yang sangat mirip dengan sang Ayah mereka itu merupakan semangat dirinya untuk meneruskan hidup, walau banyak caci dan maki di terima nya, ia akan tetap kokoh berdiri tegak berusaha menjadi Ibu terbaik untuk sang anak.

anak kembar Shalom yang di beri nama oleh orangtua angkatnya. sang kakak yang lahir lima menit lebih dulu bernama Reyand mumbara.A dan sang adik bernama Shabyl Aileen.A.

kini ia dan kedua buah hati sudah memiliki rumah sendiri, walaupun kecil Shalom tetap ingin mempunyai rumah sendiri karena ia tak ingin merepotkan semua banyak orang. apalagi semua kebaikkan kedua orangtua angkatnya. Shalom sangat berterima kasih kepada mereka.

....................

Shalom saat ini sedang memandangi kedua anak nya yang sedang tidur, ia baru saja pulang dari bekerja dan menjemput anaknya di tempat penitipan anak. pagi kedua anaknya akan berangkat sekolah paud dan siangnya karena Shalom bekerja hingga sore maka ia akan menjemput anaknya lalu menitipkan kedua nya di tempat penitipan yang di fasilitasi kantor. hidup sederhana membuat Shalom banyak bersyukur.

ia harus pintar - pintar menjadi seorang sosok Ibu sekaligus Ayah kepada anak kembarnya, setelah memastikan kedua anaknya tidur di ranjang mereka masing - masing , Shalom dengan langkah pelan meninggalkan kamar sang anak.

rumah yang berbentuk minimalis itu memudahkan Shalom untuk berpindah kamar , sebab Shalom sendiri lah yang memilih rumah seperti ini, ia juga menolak kebaikan orangtua nya yang hendak membelikan ia rumah. ia cukup tau diri untuk tidak menjadi berlebihan.

setelah mengganti mandi dan beres - beres Shalom meregangkan tubuhnya untuk segera istirahat, wanita berusia 22 tahun itu merebahkan tubuhnya di ranjang dengan tak lupa memandang wajah sang lelaki yang sampai detik ini di cintai nya.

ia sadar bahwa cinta nya datang terlambat, di saat lelaki itu sudah tak bisa memaklumi segala perbuatannya . hatinya mengetuk bahwa ia mencintai lelaki itu sangat, sampai detik ini pun Shalom tidak bisa melupakan lelaki yang telah memberinya dua orang anak yang begitu mirip. jika bisa di dekatkan Reyand dan Shabyl bagaikan pinang di bela dua dengan lelaki itu. Shalom akan selalu menatap foto itu dan menangis, berharap bahwa Tuhan memberikan satu kesempatan untuknya bertemu kembali dengan sang Ayah dari anak - anaknya.

................

pagi menyapa matahari telah menampakkan sinarnya hingga menembus jendela rumah sederhana milik ibu dua orang anak ini. Shalom meregangkan tubuhnya mencoba bangkit dan segera berdiri untuk melakukan aktifitas nya seperti biasa.

Shalom membuka pintu sang anak dan membangunkan kedua anaknya ini.

"pagi sayang.... bangun yuk nak, udah pagi.!" bisik Shalom pelan di telingah sang buah hati, Shalom sedikit mengoyangkan badan anak laki - laki nya ini, berambut lurus sedikit ikal dengan sedikit lebat serta senyum manis sang anak membuat semua orang akan menoleh dua kali saat melihat bocah ini berjalan anteng dengan wajah datarnya. persis sekali dengan Ayahnya, apalagi dengan dua bola mata coklat terangnya seakan membuat wajah sang anak laki - laki nya bersinar.

"egh... Mom, I still want to sleep.!" erang bocah itu malas bergerak.

"No son, we have to get up and have breakfast. because mom has work today. c'mon " Shalom mencoba membangunkan Reynand dengan mengangkat bocah itu untuk duduk.

"oh Ah I'm so sleepy, but it's okay for my mom." gumam bocah lelaki itu kemudian bangun dan tak lupa mencium kedua pipi Ibunya.

"ok Thankyou dear.!" balas Shalom sembari mengacak rambut anak lelaki nya.

Shalom beralih ke arah sudut kanan dan juga membisikkan kata - kata agar putri cantiknya ini juga bangun.

"baby Shabyl, wake up please..!" bisik Shalom sembari mengelus pipi gembul sang anak.

bocah perempuan berkulit putih dengan manik mata coklat gelap, dengan rambut sebahu dan ikal menambah aksen imute dan menggemaskan, apalagi dengan proporsi tubuhnya yang lumayan berisi. sangat meminta orang - orang untuk sekedar memeluk bocah tersebut.

"bangun yuk , Mom harus bekerja hari ini.!"

"Mom.. hiks.. hiks, " respon Shabyl terbangun langsung menangis di pelukkan Shalom.

"oh baby, what's wrong with you.? did I surprise you.?" Shalom sangat terkejut melihat reaksi Shabyl yang tiba - tiba menangis di pelukkannya.

"hiks.. hiks... Mom, " bocah berumur 4 tahun itu tetap menangis.

"yeah baby, its okay.. everything will be ok.! don't cry."

"Mom.. Thabyl mau ikut Mommy hali ini, Shabyl ndak mau lagi di thana."

"kenapa.?"

"themua temen - temen dahat, Thabyl tama Kak Leyand di katain anak halam.! meleka dahat Mom.. hiks"

"syuttt udah ya, semua gak bener sayang. emang Shabyl tau artinya.?" bocah itu menggeleng tidak mengetahui sama sekali makna kata yang ia ucapkan tadi, Shalom bersyukur anaknya tak mengetahui perihal makna kata itu namun tidak menutup kemungkinan Kakak dari sang adik sudah tau arti dari kata itu. bisa di bilang Reyand yang kebal akan kasih sayang sang Ayah cukup menjadikan anak itu memiliki sifat yang pengertian sedangkan Shabyl yang sangat rentan akan kasih sayang selalu bersikap manja dan cengeng.

sifat kedua anaknya bertolak belakang dan Shalom memaklumi itu. Apalagi Shabyl adalah anak perempuan, biasanya akan lebih peka dan sensitif terhadap kasih sayang sang Ayah, tapi semua itu harus Shalom telan mentah - mentah bahwa mereka tak memiliki kasih sayang itu hingga kini memasuki usia 4 tahun.

menghelah napasnya Shalom mencoba menasehati sang anak, walaupun saat ini dirinya tengah memeluk Shabyl tapi mata perempuan itu tak lepas dari melihat bocah laki - laki yang berdiri di ambang pintu kamar dengan tatapan datar, ia tau bahwa anak laki - laki nya sedang menyembunyikan sebuah luka nya sendiri. Shalom menginginkan Ayah sang Anak di sini, sama halnya dengan anak - anak nya menginginkan sosok Ayah.

..........

setelah memandikan anak - anaknya Shalom kini menyiapkan bekal bagi sang anak untuk di bawah ke sekolah mereka dan tempat penitipan anak di kantornya, Ia bekerja sebagai Asisten direktur di perusahaan tekstil dan properti membuat ia selalu sibuk setiap hari nya.

Shalom memilih bekerja di anak perusahaan Ayahnya sendiri, sebagai penerus Widjoyo Inc saat dulu mengalami kebangkrutan. namun, berkat Ayah mertua sang adik perusahaan Ayah mereka tertolong. dan bisa di katakan bahwa Ayah mertua adiknya adalah sahabat Ayahnya.

kenapa ia menjadi Asisten bukan malah sang direktur.? ya karena Shalom hanya lulusan Sarjana ekonomi bisnis dan itupun syukur karena paksaan kedua oragtua angkatnya untuk melanjutkan sekolahnya, karena kehamilannya lah membuat ia malu untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. tapi, walaupun dengan gaji sebagai Asisten direktur ia bisa menghidupi kedua anaknya dengan layak saja sudah cukup.

ia pun sadar diri lebih baik sang adik ipar yang memegang kendali perusahaan sebagai CEO. dan direktur nya sendiri di pegang oleh sahabat adik iparnya. Pak Bryan namanya. laki - laki kalem dengan banyak kata bijak di otaknya.

Shalom mengendarai mobilnya menuju Paud sang anak, ia menuruni kedua anaknya hingga sampai di dalam kelas dan sudah di dampingi oleh guru yang mengajar.

"hey son, be a good boy and Brother for your sister right.!" shalom berjongkok menasehati sang kakak.

"yes Mom, trust me.!" ucap Reyand tegas dengan mimik wajah imute nya, hmmm..

"yes, I'll trus you.!" menepuk bahu anak lelakinya dua kali Shalom beralih ke arah Shabyl yang memandangnya lekat sedari tadi.

"Mom.." gumam bocah perempuan itu.

"yes love.? are you ok right.!" Shabyl mengangguk dan mengecup pipi sang Mommy dan tersenyum ceria.

"thanks dear, have good day guys. yup, Mommy pergi kerja ya kalian baik - baik sama guru dan teman - teman. Assalamu'alaikum.!"

"wa'alaikumsalam." balas guru yang sedari tadi sudah berdiri di sana.

"saya tinggal ya bu, terima kasih." pamit Shalom yang di anggukki guru tersebut sedangkan Reyand dan Shabyl sudah bergegas memasuki kelas mereka.

............

setiba di kantor Shalom dikejutkan dengan temannya, Laura sang gadis muda yang belum menikah. ehmm sebenarnya Shalom juga hanya saja jalan hidup mereka berbeda hingga ia belum menikah pun sudah memiliki dua buntut.

"ehh Shal, lo tau gak kolega boss kali ini tuh sang taipan dari negeri sebrang.?"

Shalom menggelengkan kepalanya kemudian bergegas berjalan menuju lift khusus karyawan." gaktau gue, gak ada info juga boss mau pertemuan hari ini."

"ihh masa Asisten boss kagak tau lo.?"

"iya beneran atuh." Shalom hanya mengedikkan kedua bahunya mengacuhkan sahabatnya yang sudah jengah dengan ke bodo amatan Shalom.

"yeee lo mah, ntar lo tanya aja deh sama pak boss."

"dih, ogah.! kurang kerjaan banget. masih kolega kan, belum boss di tempat kita lagipula emang mereka mau kerja sama.?"

"gaktau juga sih, tapi denger - denger dia itu ganteng banget trus temennya boss."

"hemm lo yang ganteng aja gercep.!" sindir Shalom memutar kedua bola matanya, jengah menghadapi Laura yang gila cogan (cowok ganteng).

"heheh maklum kelamaan jomblo."

meninggalkan sahabatnya di ruang kerja lain, Shalom memasuki ruangan khusus Asisten dan sang direktur. menata dan merapikan barang - barang di sekitar meja kerja serta tak lupa mencatat semua jadwal sang direktur.

ruangan Asisten juga di bagi lagi dengan pintu besar sang direktur, jadi sang direktur sangat terprivate.

di perusahaan cabang ini Shalom bersyukur karena sang adik ipar tidak terlalu sering datang ke cabang ini, karena yaa kalian taulah yang namanya bos kadang hanya pergi berdua dengan asisten ataupun sekretaris, untung saja ia tidak langsung di bawah pimpinan adik ipar. bukan apa - apa dia dulu memiliki skandal dengan adik ipar nya itu, jadi untuk mengurangi fitnah dunia, adik iparnya menempatkan dirinya di cabang yang di pimpin Bryan.

lama mengolah data - data di komputer nya Shalom di kejutkan oleh suara pria yang begitu familiar di telingahnya.

"ehem.. excuse me, bisa saya bertemu Pak Direktur.?" ucap seseorang itu membuat Shalom yang sedari tadi fokus kepada komputernya menongak melihat sang empuh suara.

.

.

tobe continued*

happy reading.. semoga cerita aku kalian nikmati dengan baik. thankyou

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height