Mommy! Where's Daddy?/C4 PERASAAN YANG TERTINGGAL
+ Add to Library
Mommy! Where's Daddy?/C4 PERASAAN YANG TERTINGGAL
+ Add to Library

C4 PERASAAN YANG TERTINGGAL

Regan menghentikan laju mobilnya, pria itu masih terngiang akan pemandangan tadi pagi, Shalom sudah menikah dan mempunyai dua anak.? heii secepat itukah.?

Regan terdiam di mobilnya kemudian menelpon seseorang." cari informasi mengenai Shalom Haidah cantika Widjoyo. sekarang.!" setelah menelpon asistennya, sepuluh menit kemudian sebuah laporan profil mengenai Shalom muncul di notifikasih email lelaki itu.

Regan tersenyum smirk saat membaca semua profil tersebut, Abraham bukanlah suami Shalom melainkan suami dari adik wanita itu. ada rasa lega di dalam dirinya. dengan cepat ia melesat kembali menuju kantor.

............

shalom sampai di kantor tepat jam delapan lewat empat puluh menit, ia bersyukur saat sampai di meja nya sang direktur belum juga datang.

seperti biasa wanita itu memulai pekerjaan dengan bersih - bersih terlebih dahulu baik pada meja nya sendiri maupun pada ruang kerja sang direktur, bukan bersih - bersih seperti apa. hanya prepare hal - hal kecil. walaupun sudah di bersihkan oleh OB tapi masih perluh untuk di ceck kembali, perusahaan sangat membutuhkan sosok yang peka dalam pekerjaan, yaa mau tidak mau kita harus jeli dalam setiap memulai pekerjaan.

setelah beres - beres Shalom di kejutkan oleh sosok yang tiba - tiba memasuki ruangan direktur, kebetulan dirinya masih menata rapi beberapa dokumen di meja sang direktur, ia seperti ada seseorang yang berjalan di belakangnya dengan pelan.

Shalom membalikkan badannya dan betapa terkejut dirinya saat melihat sosok laki - laki yang sampai sekarang masih sangat ia cintai. "Hah.." Shalom spontan mengeluarkan suara terkejutnya.

Regan menatap Shalom tajam , "Ada apa dengannya.?" dengan melangkah pelan Regan memeriksa setiap sudut ruangan , mencoba mencari celah kesalahan sang mantan nya dulu itu.

"bersihkan kembali ruangan ini sampai bener - bener bersih dan wangi, saya tidak mau ada sedikit debu yang menempel."

"baik Pak saya akan memanggilkan cleaning service." ucap Shalom setenang mungkin.

"saya suruh kamu.!" bentak Regan dengan suara bassnya, tanpa Regan sadari Shalom mendadak pucat dan takut mendengar bentakan nya dan otak wanita itu seakan error lambat dalam menangkap maksud Regan.

"ya.?"

"cepat bersihkan.!" titah Regan kemudian.

"maksudnya.?"

"saya suruh kamu bersihkan ruangan ini sekarang.! saya yang akan menggantikan Bryan disini, dan kamu wajib mematuhi semua perkataan saya.!" Regan keluar ruangan dengan angkuhnya, meninggalkan Shalom dengan wajah pucat pasi.

"baik.!" sahut Shalom kemudian, setelah memastikan Regan benar - benar keluar ruangan. dengan telaten wanita itu membersihkan setiap sudut ruangan, dan tak ingin bekerja dua kali karena kurang bersih Shalom akan melakukannya dengan pelan dan pasti. huu berasa jadi OB kalo begini.

hampir memakan waktu lima belas menit akhirnya Shalom menyelesaikan bersih - bersihnya, Wanita itu keluar ruangan dengan santai tanpa tau bahwa Regan sedari tadi duduk di kursi kerja wanita itu dan memandang nya sinis dari saat ia keluar.

"astagah.?" sekali lagi wanita itu dibuat terkejut dengan Regan, "hey ada apa dengan lelaki ini sih.!" batinnya berteriak.

"sudah.?" Shalom mengangguk dan menjawab iya.

disaat Regan berdiri sosok Bryan mendatangi mereka, lelaki itu memang masih datang hari ini untuk mengumumkan Regan sebagai peganti dirinya sementara waktu kepada semua karyawan di gedung ini.

jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang. acara serah jabatan serta pengumuman - pengumuman penting sudah selesai sejak 2 jam yang lalu, termasuk ke pamitan Bryan dalam perjalanan bisnis nya kali ini.

Shalom yang sudah duduk di kursi meja kerjanya mulai menuliskan semua jadwal pekerjaan dan pertemuan yang harus di hadiri sang bos baru.

kringgg....

bunyi telpon di sisi kirinya berdering saat wanita itu sedang fokus, shalom segera mengangkat panggilan dengan nada tegas namun lembut seperti biasa.

"keruangan saya.!" ucap seseorang di sebrang, ya dan tentu saja Shalom mengetahui siapa gerangan.

"baik pak.!" jawabnya kemudian mematikan sambungan , dengan segera Shalom beranjak dari kursinya dan berjalan menuju ruangan sang Boss baru, dengan pelan wanita itu mengetuk pintu ruangan, tak ada sahutan dari dalam sampai ketukkan ketiga barulah sang boss mengatakan 'Ya' hanya ya dan itu emmbuat Shalom sedikit agak geram, namun dengan cepat di tutupinya.

"permisi pak.?"

"masuk.!"

"ada apa Bapak panggil saya.?"

"hanya ingin memastikan.!"

"memastikan apa ya pak.?" tanya Shalom gugup, pasalnya ekspresi sang boss sudah sangat galak dan errr... menakutkan dengan aura kelam lelaki itu spontan membuat Shalom merinding.

"saya baru saja membaca semua profil kamu dan status pendidikan kamu. bisa ya .? lulusan S1 ekonomi bisnis menjadi asisten boss dan lebih parahnya lagi, kamu sudah mempunyai anak diluar sana, tapi status kamu single di profil.?"

Shalom terdiam, mulutnya seakan merasa terkunci untuk menjawab pertanyaan sindiran dari sang Boss. dengan gemetar Shalom meremat jemarinya.

"jawab.!" sentak lelaki itu, jelas Shalom tak bisa berkata - kata, ia sangat takut sekarang. bagaimana lelaki itu bisa tau.?

"Bapak... tau dari mana.? Bapak gak salah.?"

"saya lihat kamu dengan mata kepala saya sendiri.! kamu sudah mempunyai anak tapi status kamu single.? apa saya salah.? bahkan ini adalah laporan terbaru yang saya dapatkan.!"

"Pak saya.."

"cukup, bereskan semua peralatan kamu dan boleh keluar dari perusahaan ini.!"

"tapi ini perusahaan Ayah saya.!" pada akhirnya ucapan itu keluar dari bibir plum itu, Regan terkekeh remeh dan menatap Shalom tajam.

" so, anak dari sang punya perusahaan bisa memanipulasi peraturan perusahaan, kamu pasti menjadi jalang diluar sana kan makanya mempunyai anak diluar ikatan pernikahan.!" lanjut Regan sinis.

Lelaki itu kemudian beranjak dari kursinya dan berjalan mendekati Shalom." saya tidak peduli peraturan tetap peraturan, kalo kamu tidak mau yaa saya akan menurunkan jabatan kamu hingga memutasi kamu ke cabang lain."

Shalom tidak bisa jika harus di mutasi ke cabang lain, ibu dua anak itu terlihat cemas.

"Pak, anda baru beberapa jam di sini, anda tidak bisa melakukan hal ini kepada saya yang sudah 2 tahun bekerja, saya mempunyai hak atas perusahaan ini!"

"ohhh mau main hak sekarang, kalau begitu tetaplah menjadi Asisten sekaligus...." Regan memelankan suaranya di akhir kalimat yang terdengar Shalom "teman bermain saya!"

"maksud Bapak apa?" mata Shalom sudah ingin keluar ketika ucapan laknat itu terucap dari bibir lelaki yang masih mampu membuat jantungnya berdetak ini.

"bermain yang enak. kau tidak mau?" Regan mengatakan hal tersebut dengan nada ejek, hati Shalom berdesir mendengar ucapan kurang ajar itu.

"saya tidak bisa Bapak perlakukan begitu, saya masih punya harga diri.!"

dengan geram Regan menarik tangan Shalom mendekat, meraih pinggang wanita itu dan semakin merapatkan jarak diantara mereka hingga Shalom bisa merasakan sesuatu pada diri lelaki itu. sungguh posisi seperti ini menguak kembali trauma nya akan kejadian lima tahun lalu.

"ohya? bukankah kamu sudah tidak perawan? apalagi sudah punya anak kan." kekeh Regan geli tanpa tau ekspresi terluka dari wajah Shalom yang terdiam mendengar ucapan lelaki ini, bahkan tangan Regan sudah merambat ke arah punggung dan mengelus punggung wanita itu lembut.

"lepasin saya Pak!" ucap Shalom berusaha tenang.

"berani memerintah saya, kamu?" tantang Regan dengan senyum smirknya.

"saya tidak habis pikir dengan anda, anda bisa bermain seperti itu dengan pacar anda, tidak dengan saya. saya mohon lepaskan tangan anda sebelum saya berbuat kasar!"

"JAGA UCAPAN KAMU SIALAN! jangan kepedean jadi orang. saya ingin bermain sama kamu bukan karena saya suka. tapi, saya ingin menjaga calon istri saya, dia bukan wanita sembarangan yang akan melakukan apa saja demi seorang laki - laki. dan saya akan menjaga apa yang harus dijaga sama calon istri saya itu!" sindir Regan dengan menekan kata Calon istri.

perkataan telak yang membuat Shalom meneteskan airmatanya, sungguh hati wanita itu sakit mendengar ucapan boss barunya ini. airmata yang sudah menumpuk dipelupuk mata akhirnya jatuh juga. bukankah Regan seakan membuatnya kalah telak, jadi perbuatan lelaki tu dulu hanya sekedar menghancurkan dirinya, bahkan kata - kata menjaga membuatnya sakit dan mengingat perlakuan Regan dulu, seolah - olah ia tak berharga sehingga sosok yang dicintainya ini berani merusak dirinya, merusak masa depannya dan bahkan pergi meninggalkannya. apakah ia tak pantas dicintai? bahkan sosok yang dicintainya pun tak menganggapnya berharga.

"beda sama kamu, yang bahkan hamil di luar nikah. tanpa tau siapa sang Ayah dari anak haram kamu!" Shalom menggelengkan kepalanya , ia benar - benar syok atas ucapan sang boss yang begitu kasar.

"Kamu harusnya bersyukur ada yang melirik kamu! dan saya mau bermain dengan kamu, yaa walaupun saya agak jijik! kamu kan sudah di jebol sana sini." lanjut pria itu lugas.

tangan wanita itu bergetar, hati nya terasa di remas - remas. ucapan lelaki itu benar, ia memang beda dengan perempuan di luar sana, betapa hatinya terasa sesak saat ucapan laknat itu keluar dari mulut sang Ayah dari anak - anaknya. " Anak haram? dia anak kamu Regan!" ingin rasanya Shalom meneriaki kata itu tepat di depan wajah angkuh pria ini sekarang, tapi ia tau semua tidak akan menjadi baik ketika lelaki itu telah memberikan sebuah tatapan kebencian dan seolah jijik padanya secara langsung.

"baik, jika ini mau Bapak." Regan tersenyum puas sebelum ucapan Shalom yang selanjutnya membuat pria itu terdiam.

tangan yang sedari tadi berada di dada pria itu kini menekan hingga pelukkan sang pria terlepas." saya lebih baik berhenti dari sini, daripada menjadi jalang anda! terimakasih atas pemecatannya. saya terima dengan baik saran Bapak, saya akan beryukur dengan keadaan saya yang menjijikan ini."

Shalom berbalik dan hendak keluar ruangan, Regan terdiam mendapatkan respon Shalom yang seperti itu. ia pikir wanita itu akan menerima nya dengan lapang karena sifat wanita itu yang memang berwatak buruk sejak dulu, tapi sekarang?

Regan akhirnya tersentak dan cepat - cepat menarik tangan Shalom yang sudah hampir menekan handle pintu ruangan tersebut.

Dengan kasar Regan menarik lengan Shalom dan membenturkannya di balik pintu, menekan tubuh gadis itu agar menatapnya.

Karena rasa cemburu yang menggebu Regan mencoba mendekatkan wajah mereka hingga kejadian tak di duga terjadi, Shalom merasa tak berdaya dan kehilangan kesadarannya.

melihat Shalom sudah terpejam. " pingsan?"

Regan dengan sigap mengangkat Shalom ala brydal stye menuju kamar yang memang terdapat di ruangannya.

dengan pelan Regan menuruni Shalom di ranjang dan melepas sepatu serta blezer wanita itu. Regan sempat tertegun melihat ada bekas airmata yang masih basah di wajah pucat wanita ini, kalau boleh jujur walau ada rasa benci terhadap wanita yang tak berdaya ini, tapi rasa cinta nya lebih besar .

sekasar itukah dia, hingga melakukan satu kesalahan lagi tak hanya satu melainkan banyak, ia berhasil mengukir luka baru untuk wanita ini. dimana hati nya , sungguh ia tak sanggup jika Shalom benar - benar terluka akan ucapan nya tadi, ia terlalu emosi hingga menimbulkan kebodohan baru. " Ya Tuhan... apa yang sudah aku perbuat." batin Regan menyesal.

.

.

.

.

tobe continued*

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height