+ Add to Library
+ Add to Library

C8 MASA LALU

(STILL FASHBACK)

Setelah banyak berfoto dengan pose intim satu sama lain, Shalom masih di dalam pelukan Regan yang terlihat sedang mengelus punggung mulus nya. gadis itu masih sibuk melihat hasil foto mereka di ponsel lelaki itu.

"udah, segini aja cukup kali ya buat Abraham makin ilfeel dengan Arsana." kekeh Shalom tanpa menyadari bahwa Regan dengan luwesnya menarik turun bra tanpa tali miliknya.

Shalom yang merasakan hawa dingin menerpa dadanya dan juga kecupan - kecupan basah di dadanya tersadar jika Regan yang melakukan semua ciuman itu sedari tadi.

dengan cepat gadis itu berontak ingin terlepas dari cekalan sang mantan kekasih yang baru saja lima belas menit lalu balikan dengannya.

"Lep-pas Regannn!!"

menghiraukan rontahan dan teriakan serta penolakan Shalom, Regan dengan kuat mencekal lengan Shalom dan berbuat lebih terhadap gadis itu. airmata yang dikeluarkan Shalom seolah tak membuat Regan tersadar akan perbuatannya yang sudah terlalu jauh.

jujur Regan adalah lelaki normal, apalagi saat di suguhkan pemandangan yang membuat hasrat seorang lelakinya terbangun, dengan kasar lelaki itu mengambil apa yang Shalom jaga sampai detik ini, lelaki itu mengambil paksa tanpa rasa bersalah sedikitpun atau belas kasih.

tendangan, pukulan dan juga cakaran tak menghentikan seorang Regantara menjadikan Shalom seorang wanita saat itu juga.

"hiks...hiks.. Regan berhenti! gue mohon."

"maaf sayang! tapi aku cinta sama kamu, aku mau kamu jadi milikku seutuhnya sebelum Abraham menikmati ini!" tekan lelaki itu dengan senyum devilnya membisikkan kata - kata yang mengalun ditelingah Shalom yang sudah pasrah diperlakukan seperti ini dengan airmata.

"to-long!!"

"tolong berhenti.. sakit hiks!"

dan malam itu semua terjadi..

1 setengah bulan berlalu...

semua menjadi kacau, semua kebusukkannya terbongkar oleh Abraham dan Regan merasa terluka akan ucapan kejam Shalom yang hanya memanfaatkannya selama ini. semua hancur, Shalom mengalami kehancuran pertama dalam hidupnya, semua sudah berakhir. Abraham memutuskan perjodohan mereka dan kedua orangtuanya di vonis masuk penjara selama 3 tahun karena kasus kekerasan dan penganiyayaan.

semua hilang dalam sekejap, hanya Arsana lah satu - satu harapannya...

"bisa kita bertemu?" pesan yang dikirim Regan sepuluh menit lalu hanya dibaca oleh Shalom, gadis itu .. ah tidak wanita itu menghelah napasnya gusar gelisah dan takut bertemu Regan kembali setelah malam itu.

terakhir pertemuannya adalah di ruangan osis saat, ia memasuki ruangan tersebut Regan bahkan tak ada rasa bersalah sedikitpun, apalagi saat itu Shalom kabur dari Apartemen lelaki itu pagi - pagi buta dengan penampilan kacau.

namun setelah berpikir jernih, berusaha menutup kegelisahaannya Shalom akhirnya pergi menemui Regan yang memintanya datang ke cafe langganan mereka.

di restaurant tersebut Regan nampak memandang lurus ke arah Shalom yang membuka pintu restaurant dengan wajah bingung mencari keberadaannya, lelaki itu sengaja duduk di depan pintu masuk agar bisa melihat wajah gadis itu dengan luwes.

Regan melambaikan tangannya memberitahukan Shalom keberadaannya. setelah mendapati Regan duduk di meja ketiga di dekat pintu masuk Shalom segera menghampiri dengan langkah pelan.

"ada apa?" tanya Shalom to the point. sejujurnya hatinya gelisah saat mata tajam itu memandang lekat dirinya.

"apa ada sesuatu yang terjadi!"

Shalom hanya diam tak mengubris pertanyaan Regan, ia juga bingung harus mengatakan apa. banyak yang terjadi semenjak kejadian pemerkosaan yang dilakukan lelaki itu terhadap dirinya, ia jadi sering menyemil dan makan sesuatu yang ingin sekali ia makan, bahkan porsi makannya bertambah, efek stress karena perbuatan Regan begitu menyita seluruh pikirannya.

"gue minta maaf atas semua kelakuan brengsek gue sama lo, gue lepasin lo sekarang. gue akan berusaha lupain lo walaupun agak susah kayaknya, tapi gue mohon sama lo maafin gue yang udah lakuin--."

"stop!"

"gue maafin lo, puas? sekarang mau lo apa? putus lagi? ok, kita putus dan jangan pernah deketin gue lagi!"

Regan terdiam mendapati jawaban Shalom yang begitu menyakitkan baginya, seburuk apapun Shalom dimata orang lain tapi hati tidak bisa memilih dimana tempat berlabuh, Regan yakin ada sisi baik di diri seorang Shalom yang kasar.

"makasih untuk segalanya Shal, terimakasih atas luka selama ini yang lo kasih ke gue, cinta yang gue kira tulus buat gue.. terimakasih untuk semua perjuangan lo udah mau jadi pacar gue, gue yakin pasti lo tertekan akan sikap posesif gue selama ini. gue yang pedenya ngira lo cinta sama gue. hehe sorry gue emang gitu anaknya, suka ke gr an!" ucapan Regan bagaikan pisau tajam menusuk jantung Shalom, jantung Shalom berdetak kencang merasa tak rela ketika bibir yang pernah menciumnya tulus mengatakan hal yang menyakitkan seperti ini.

" mau lo apa sebenernya?"

"cuma mau bilang terimakasih dan maaf!"

"udah?" tak ada jawaban dari Regan, akhirnya Shalom hendak beranjak dari restaurant tersebut dan berjalan pelan hingga ucapan Regan menghentikan langkahnya.

"gue gak akan ganggu hidup lo lagi, gue pastiin itu. gue pamit!"

Shalom berbalik dan menatap Regan dengan kernyitan di dahinya. " gue akan pindah ke jerman, dan lo tenang aja, gak akan ada yang ganggu lo lagi." ucapan itu meluncur mulus dari bibir lelaki itu. Shalom terdiam hingga sebuah pelukkan ia dapatkan dari seorang Regan yang kini telah berdiri dihadapannya, pandangannya kosong pikirannya mumet dan badannya melemas, tak ada yang bisa ia harapkan dalam hidup. sungguh hatinya berdesir dan dada nya merasa sesak saat mendengar bahwa Regan akan pergi meninggalkannya.

"aku pergi. jaga diri kamu baik - baik! I love you." ucapan terakhir Regan membuat Shalom meremas kepalan tangannya mencoba menahan laju airmatanya yang telah menumpuk dipelupuk mata, bagaimana ini seseorang yang sangat mencintainya menyerah berjuang dan memilih pergi.

setelah kepergian Regan, Shalom berjalan pulang kerumahnya dengan keadaan kacau. berhari - hari dirinya dibuat uring - uringan dengan mood yang tak terkendali hingga dengan nekat dirinya browsing di internet semua gejala yang ia alami dan pernyataan di internet makin membuatnya prustasi. hamil? dari situ Shalom mengingat bahwa bulan ini ia tak mendapatkan masa menstruasi nya.

jadinya dengan tekad dan wajah bodoh amat dirinya ke apotik untuk membeli test pack. jawaban di test pack menimbulkan kegalauan dirinya semakin mendalam, ia dinyatakan hamil dengan dua garis merah di alat kecil berbentuk panjang itu.

semua kembali menjadi beban pikiran untuknya hingga adiknya yang baik menerima dirinya yang hancur ini untuk memperjuangkan buah hatinya sampai ia menamatkan sekolah. kini mereka tinggal dirumah orangtua angkat yang begitu baik membuat Shalom yakin dan berubah menjadi lebih baik dan berusaha menjadi ibu terbaik untuk anak - anaknya kelak. walaupun sampai detik ini tak ada yang mengetahui ayah sang jabang bayi kecuali Arsana.

................

(flashback off)

Shalom masih merenung di ruangan Shabyl dengan beban pikiran mengingat masa - masa sulitnya, kenapa ia harus menyembunyikan identitas kedua anaknya dari Regan? lelaki itu berhak tau dan kedua anaknya pantas mendapatkan kasih sayang seorang Ayah. apalagi saat dirinya mengetahui isi ponsel lelaki itu yang penuh akan gambar dirinya.

"apa kau masih mencintaiku?" lirih Shalom tanpa sadar meneteskan airmatanya.

ia mencintai Regan setelah lelaki itu pergi meninggalkannya, ia mengakui bahwa semua itu terlambat, cintanya datang terlambat.

Clek....

bunyi pintu dibuka membuat Shalom dengan cepat menghapus airmatanya dan menghadap ke arah pintu, disana Regan berdiri dengan angkuh dan sedikit menaikan satu alisnya melihat Shalom yang terlihat habis menangis,

"ada apa?"

"ahh ehmm.." Shalom bertekad akan mengatakan yang sebenarnya namun ucapan wanita itu belum sempat keluar dari bibir pucatnya karena mendapati seorang wanita cantik juga ikut memasuki ruangan dengan senyum judes.

"aduh cepet deh sayang, aku udah ngantuk. pengen tidur ngapain kesini dulu!" omel gadis itu tanpa melihat sosok Shalom yang sudah berdiri kaku di hadapan mereka.

"sebentar!" jawab Regan pelan.

"saya kesini cuma mau mengambil ponsel saya yang tertinggal dan... saya tetap akan mempekerjakan kamu sebagai Asisten saya, saya minta maaf, saya mohon tolong lupakan soal tadi siang."

" semoga anakmu cepat sembuh.permisi!"

ucap Regan kemudian mengambil ponselnya yang kebetulan berada di genggaman Shalom dan lelaki itu langsung keluar ruangan Shabyl dengan mengandeng Natali, iya Shalom mengingat wanita itu sekarang.

Shalom mengepalkan genggaman tangannya sakit saat melihat lelaki itu dengan wanita lain, kenapa? kenapa sesakit ini? apakah ini karma untuknya? tapi apakah bisa ia memanfaatkan kedua anaknya untuk merebut Regan dari wanita itu agar kembali padanya? ah tidak tidak ia tak akan sejahat itu lagi, cukuplah urusan Tuhan yang menentukan takdir mereka kedapnnya.

"mom..." lirihan suara Shabyl menghentikan lamunan Shalom.

"ah iya sayang, maaf mom tidak dengar tadi. Shabyl butuh sesuatu?"

"mom, takit.. hiks!"

"iya sayang, tunggu ya mom panggilin dokter dulu."

...................

Shabyl sudah bisa pulang hari ini, tentu membuat Shalom tak dapat pergi bekerja. apalagi bukankah ia sudah menngundurkan dirikan jadi yaa tidak masalah baginya untuk membolos.

drtt...drttt...

saat diperjalanan pulang, kedua anaknya sedang asik duduk dibelakang dengan mainan masing - masing, sebuah panggilan masuk kedalam ponsel pintarnya.

"iya?" sahut Shalom kepada sang penelpon yang ia tak tau siapa.

"kenapa tidak datang, saya sudah menunggu kamu 2 jam di kantor!" Shalom mengernyitkan dahinya bingung, melihat kembali layar ponselnya, disana tertera sebuah nomor asing. apakah ini nomor boss nya.?

"maaf pak, bukannya bapak sudah pecat saya?" ucap Shalom kemudian ksetelah memahami pertanyaan sang penelpon tadi, benar ini adalah nomor sang boss barunya yang sialnya ia cintai sampai detik ini.

"satu jam dari sini saya tidak mendapati kamu dikantor, saya tidak menjamin sesuatu terjadi!" ancam Regan tegas.

"tunggu dulu, bapak sendiri yang membuat penawaran kemarin. saya sudah tidak peduli walau itu perusahaan ayah saya!" sarkas Shalom kemudian hendak mematikan sambungan telpon nya.

"sudah saya bilang lupakan masalah kemarin, kenapa kamu keras kepala!" tekan Regan dengan nada ketus, bisa Shalom tebak bahwa mata sang boss sangat tajam sekarang, bagaikan laser yang menusuk.

"bapak plin plan ya, saya mau mengundurkan diri ya terserah saya dong!"

"ohhh jadi bener kamu -"

"ok fine! saya akan ke kantor dua jam dari sekarang!" Shalom sebenarnya tak mengetahui ancaman apalagi yang akan di lontarkan Regan, namun ia juga tak ingin ribut dengan seseorang sekarang apalagi dihadapan kedua anaknya.

"satu jam!"

"gak sempet! saya masih di jalan sama anak saya."

"ck ok di jam makan siang. awas saya ke kantor kamu belum datang!"

"loh? emang bapak gak lagi dikantor sekarang? bapak gimana sih? boss kok seenak jidat gini"

"emang urusan sama kamu apa? terserah saya!"

"sayang..... dress floral aku yang ungu aku tarok disini mana ya .." suara teriakan seseorang dari ponsel Regan membungkam Shalom, jadi pria itu sedang bersama kekasihnya? benak Shalom berdenyit sakit.

"waw... ternyata gini ya kelakuan bapak di luar, bilangnya menjaga tapi apa? dasar buaya!"

"apa kamu bilang, enak saja. jangan sok tau kamu!"

"iya maksudnya.." tutt tuttt tuttt Regan sudah lebih dulu mematikan sambungan mereka.

"brengsek!" umpat Shalom kesal, jiwa bar - barnya sejak Sma kembali keluar.

sedangkan di tempat lain Regan mati - matian menahan emosinya menatap Natali yang seenak jidat memaksanya menemani pemotretan untuk sebuah proyek fashion yang baru saja rilis di butiknya sendiri.

.

.

.

.tobe continued*

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height