Mommy/C8 Mommy 8
+ Add to Library
Mommy/C8 Mommy 8
+ Add to Library

C8 Mommy 8

"Selamat malam!"

Sapa seseorang di balik pintu ketika Megan membukanya, Albert dengan setelan rapi membawa sebaket bunga mawar. Tersenyum lebar kepada Megan dan Megan memeluk pria itu.

"Kau terlihat cantik dengan gaun itu" puji Albert, Megan sedikit tersipu meski tampilannya malam ini hanya mengenakan gaun sederhana dan make-up minim.

"Ini gaun lama, aku jarang memakai gaun" tukas Megan.

"Ya, mungkin karena kau jarang memakai gaun, makanya kau terlihat berbeda hari ini" tambah Albert, pria itu tak hentinya memuji Megan. Albert tidak pernah melihat Megan secantik ini, karena wanita itu selalu tampil sederhana di balik pakaian kerjanya.

Megan hanya tersenyum, ia mengambil mantel Albert dan menggantungnya di belakang pintu.

"Dimana putrimu?" Tanya Megan, sambil mempersilakan pria itu masuk.

"Dia tidak ikut, sepupu perempuanku mengajaknya berberlanja" balas Albert, melihat ke kanan dan kiri isi rumah Megan. Ia cukup takjub, rumah besar ini terlihat rapi dan bersih. Padahal, Megan adalah seorang wanita pekerja keras.

Tapi wanita itu memiliki sisi kebersihan yang baik, benar-benar wanita idaman. Batin Albert.

"Kau tinggal sendirian di rumah besar ini?" Tanya Albert, rak-rak buku di samping perapian. Meja dan kursi yang rapi, ruang keluarga yang sangat nyaman untuk berkumpul bersama keluarga.

"Sekarang tidak sendiri, Viktor menemaniku di rumah ini" balas Megan berdiri menunggu Albert yang masih melihat bagian dalam rumahnya.

"Viktor anak yang baik, tidak biasanya anak laki-laki pendiam sepertinya. Anak laki-laki biasanya selalu memiliki baju yang kotor, kau tahu? Tapi Viktor, selalu rapi. Tidak menyukai kotor, dan putriku berkata jika Viktor adalah anak yang cerdas" jelas Albert, Megan hanya tersenyum.

Bangga, tentu saja. Memiliki anak seperti Viktor yang karakternya selalu dicari setiap orang tua, Viktor tidak menyusahkan. Tidak rewel dan tidak pernah menangis seperti anak-anak lainnya, selalu membantu, dan cerdas adalah satu kata yang dapat membuat orang tua manapun akan bahagia mendengarnya.

Megan sangat beruntung memiliki anak seperti Viktor...

Viktor..

Bocah itu mendengar semua percakapan Albert dan Megan dari dapur, meskipun jarak dapur dan ruang depan terbilang cukup jauh. Nyatanya Viktor masih dapat mendengar gema suara Megan dan Albert yang terdengar makin akrab, Viktor hanya diam duduk di meja makan seorang diri sambil memutar-mutar garpu.

Menatap ujung garpu yang runcing, garpu yang terbuat dari besi kuat dan dapat menusuk kulit serta daging dengan mudah. Wajah Viktor sekarang menjadi datar semenjak ia mendengar ketukan pintu dari luar, pertanda pria yang ditunggu oleh Megan sedari tadi telah datang.

Tak lama kemudian, Megan datang bersama Albert. Viktor dapat melihat, wanita itu sangat bahagia berdekatan dengan Albert, begitupun dengan Albert. Pria tinggi dan bertubuh besar itu terlihat dewasa, terlihat sangat cocok disandingkan dengan Megan yang memiliki umur yang sama dengannya. Sekarang Viktor membayangkan sesuatu, bagaimana jika ia dan Albert bertukar tubuh dan bertukar peran?

Viktor menuangkan susu ke gelasnya, ia ingin cepat tinggi. Menjadi dewasa dan ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi sebelum Albert benar-benar mengambil Ibunya darinya.

"Halo Viktor!" Sapa Albert, Viktor hanya tersenyum. Albert memaklumi hal tersebut, bahwa Viktor adalah anak yang pendiam dan irit bicara. Tidak seperti Putrinya.

"Maafkan aku karena Putriku tidak bisa ikut, Viktor jadi merasa kesepian" ujar Albert, duduk berseberangan dengan Viktor sementara Megan di sebelahnya. Viktor memiringkan kepala, Viktor memikirkan kata 'kesepian', mencerna apa maksud yang dikatakan pria di depannya ini. Ia memiliki Megan tentu saja, dan ia tidak sendirian seperti pria kesepian yang datang kerumah seorang wanita dan berharap ini adalah makan malam romantis.

Albert mempesona dan terbilang tampan, bukan berarti pria itu bisa merebut Megan darinya. Meskipun Megan terlihat bahagia saat bercakap-cakap dengan Albert, Viktor merasa dirinya bisa melakukan lebih dari itu. Bahkan ketika ia masih sekecil ini, bayangkan apa yang bisa Viktor lakukan kelak jika dewasa? Kau tak akan mau membayangkannya...

Megan menaruh daging panggang di piring Viktor, melengkapinya dengan sayuran potong dan juga bumbu pelengkap. Masakan Megan ternyata sangat lezat, makin menambah rasa kagumnya kepada wanita itu. Viktor memotong daging itu menggunakan pisau kecil, di bagian dalam daging terdapat warna merah tua.

Meskipun sudah matang, namun warna itu tak mempengaruhi rasa nikmat daging tersebut. Viktor melihat Albert dari balik potongan daging yang ia tusuk menggunakan garpu, membayangkan bagaimana jika Albert yang menjadi seonggok daging ini. Pasti ia tidak akan lagi mengganggu Megan dan datang kerumah ini lagi.

"Vicky?" Tegur Megan, seketika Viktor terkejut dan menaruh garpunya.

"Jangan bermain dengan makanan, makanlah cepat! Sebentar lagi jam tidur" ujar Megan, Viktor hanya mengangguk. Mengapa waktu berputar dengan cepat, dan mengapa pria ini tak kunjung pergi dari rumah ini jika hari sudah larut. Begitu pikir Viktor.

Viktor lalu menghabiskan makanannya, mengunyah hasil masakan Megan yang terasa lezat.

Lalu setelah itu ia menegak segelas susu hingga tak tersisa.

Viktor hanya duduk di sana setelah menghabiskan makanan dan minumannya, mendengarkan percakapan antara Megan dan Albert yang terdengar kian intens. Dan terlihat jelas jika Megan terus mendekati Albert hingga lengan mereka saling bersentuhan.

Merasa diperhatikan, Megan akhirnya melirik ke arah Viktor. Membuat Viktor membuang muka setelah dirinya kepergok memerhatikan mereka. Meskipun dalam hati Megan, ia sedikit sedih karena Viktor hanya diam tak memiliki teman untuk bercakap.

"Vicky, sudah waktunya tidur" ujar Megan, Viktor lalu meninggalkan meja makan tanpa berkata apapun setelah Megan berkata demikian.

"Sebaiknya aku susul dia" ujar Megan, dan Albert menyetujui hal tersebut.

Megan mengikuti Viktor dari belakang bocah itu menuju kamarnya, Megan mengekor saat Viktor membuka pintu dan masuk ke kamar. Membantu bocah itu membersihkan tempat tidur.

Viktor berbaring di tempat tidur dengan selimut menutupi sebagian tubuhnya, Megan duduk di pinggiran ranjang membantu menyelimuti Viktor.

"Kau tidak keberatan bukan, jika Albert menginap semalam di sini?" Tanya Megan, seketika Viktor terdiam. Ia tidak mengerti, atau lebih tepatnya belum mengerti. Apa Megan sama seperti Ayahnya yang suka membawa wanita pulang dan menginap di rumah? Bedanya, wanita yang sering dibawa Ayahnya pulang adalah wanita yang mabuk.

Berbeda dengan Albert yang terlihat baik meski terlihat jelas pria itu berusaha menarik hati Megan.

Tapi, beberapa bulan tinggal bersama Megan, wanita itu tidak pernah membawa pria untuk menginap di sini. Apa yang akan dilakukan Megan sama seperti yang di lakukan Ayahnya dulu jika membawa seorang menginap? Viktor berpikir keras.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height